Analisis Tekanan Penduduk dan Persepsi Masyarakat

c. Estimasi jumlah kotoran atau kepadatan kotoran per km 2 Barnes dan Barnes 1992; Barnes 1996. Kepadatan populasi gajah baru dapat dihitung setelah laju urai kotoran diketahui, sedangkan laju produksi kotoran gajah Sumatera, menurut Santiapillai dan Suprahman 1986 berkisar antara 16 – 18 kali per hari. Dengan demikian jumlah gajah dalam satuan kilometer persegi dapat diketahui dengan menghitung dari rumus Dekker et al. 1991; Dawson 1993; Barnes 1996; Hedges and Lawson. 2006. E = N x LUK LPK Dimana: E = jumlah gajah per km 2 N = jumlah kotoran per km 2 LUK = laju urai kotoran hari LPK = laju produksi kotoran kalihari Metode estimasi kepadatan kotoran adalah ektrapolasi dari korelasi linier antara kepadatan kotoran yang sesungguhnya dengan jumlah kotoran yang ditemukan sepanjang transek Obot et al. 2005 ; Hedges and Lawson. 2006. Jumlah kotoran per km 2 merupakan banyaknya kotoran gajah yang ditemukan dalam tiap transek penelitian. Dalam penelitian ini jumlah kotoran ditemukan di enam lokasi Air Tenang, Air Riki, Air Senaba, Batu Ampar, Air Sabai dan Simpang Tiga. Laju urai kotoran menunjukkan berapa lama kotoran gajah terurai semuanya. Penghitungan laju urai dalam penelitian ini menggunakan hasil penelitian Rizwar et al. 2001. Sedangkan laju produksi kotoran menunjukkan berapa kali gajah menghasilkan kotoran dalam satu hari. Laju produksi kotoran gajah dalam penelitian ini sebanyak 18 kali per hari Santiapillai dan Suprahman 1986

3.8.11. Analisis Tekanan Penduduk dan Persepsi Masyarakat

Analisis yang digunakan untuk mengetahui tekanan penduduk terhadap kawasan habitat gajah menggunakan metode survei dengan tehnik pengamb ilan sampelnya secara purposive sampling, yaitu pada daerah yang telah ditentukan, setiap unsur mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Untuk mengidentifikasi tekanan penduduk di kawasan Seblat dilakukan secara deskriptif denga n menggunakan tabel dan diagram frekuensi, serta tabulasi silang. Sedangkan untuk menganalisis penyebab tekanan penduduk di kawasan Seblat digunakan analisa regresi linier berganda multiple linier regression analysis. Koefisien tekanan penduduk dihitung dengan rumus yang dikemukakan oleh Soemarwoto 1992. f x Po 1+r t TP =z x 1 – a ß x L Dimana: TP = tekanan penduduk z = luas lahan yang diperlukan untuk mendukung kehidupan pada tingkat hidup yang dianggap layak haorang a = proporsi pendapatan dari pekerjaan nir-pertanian 0=a1 f = fraksi penduduk yang menjadi petani 0f=1 Po = jumlah penduduk pada waktu to orang r = laju pertumbuhan penduduk tahun t = waktu perhitungan tahun ß = proporsi manfaat yang dinikmati oleh penduduk dari usahanya 0 ß =1 L = luas lahan pertanian ha Perkiraan bahwa seorang petani membutuhkan z hektar ha per orang untuk kehidupan standar dimana dia merasa layak untuk hidup. Tipe tertentu telah berjalan pada sistem pertanian dalam suatu area. Nilai z akan meningkat dengan peningkatan dalam standar kehidupan, dan terutama sekali dengan meningkatnya permintaan yang disebabkan oleh gaya hidup “modern”. TP = 2 berarti ada 2 dorongan pada penduduk untuk memperluas lahannya menjadi 2 kali lebih luas atau untuk bermigrasi sehingga kepadatan penduduk berkurang menjadi setengahnya. Biasanya dorongan untuk perluasan lahan dan bermigrasi bekerja secara simultan. Sebaiknya diusahakan agar tekanan penduduk sedekat mungkin dengan 1. Namun demikian untuk mencegah terjadinya perambahan hutan untuk perluasan lahan, tergantung dari dua faktor utama, yakni tersedianya lahan untuk pengembangan budidaya dan tersedianya kesempatan kerja diluar sektor pertanian di kota off-farm employment. Tekanan penduduk tidak hanya ditentukan oleh kepadatan penduduk, melainkan juga oleh faktor lain. Dengan mengembangkan lapangan pekerjaan nir-pertanian, khususnya industri, kebutuhan luas lahan dapat dikurangi. Oleh karena itu pada kepadatan penduduk yang tinggi pun tekanan penduduk dapat dikelola pada tingkat rendah dengan mengusahakan: 1. memperkecil kebutuhan lahan dengan menaikkan produksi ataudan mengintroduksi jenis tanaman atau hewan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi memperkecil z. 2. mempertinggi pendapatan dari sektor nir-pertanian dengan mengindentifikasi atau menstimulasi berdirinya industri pedesaan seraya memperlancar pemasarannya memperbesar a. 3. mengurangi jumlah petani mengurangi f. 4. menaikkan manfaat yang diperoleh para petani dengan pemberian kredit usaha dan pendirian koperasi memperbesar ß. 5. memperluas lahan secara terencana, apabila masih memungkinkan memperbesar L. 6. menggiatkan keluarga berencana menurunkan r. Dalam analisis persepsi masyarakat terhadap konservasi gajah terutama untuk memperoleh pemahaman insights yang menyeluruh whole dan tuntas exhaustive mengenai aspek-aspek yang diteliti. Untuk mendapatkan informasi masyarakat digunakan jenis pertanyaan yang berhubungan dengan umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, lama bermukim, jumlah anggota keluarga, jarak tempat tinggal dari habitat gajah, dan kepedulian masyarakat terhadap konservasi gajah. Setiap pertanyaan menerapkan skala New Environment Paradigm Arcury dan Christianson 1993. Distribusi jawaban responden untuk masing- masing respon dari variabel- variabel penelitian digunakan persentase. Sedangkan untuk mengukur pengaruh faktor kepedulian masyarakat yang berkaitan dengan pelestarian dan konservasi gajah digunakan analisis regresi regression analysis.

3.8.12. Pemodelan Dinamika Populasi Gajah