Faktor Penyebab Tekanan Penduduk

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa desa Suka Maju memiliki rata-rata luas lahan pertanian produktif 0,589 ha dengan tekanan penduduk 5,453. Hal ini berarti penduduk desa Suka Maju memiliki dorongan untuk memperluas lahan pertanian yang mereka miliki sebanyak 5,453 kali. Selain luas lahan pertanian produktif, jumlah penduduk petani di suatu daerah secara teroritis juga menentukan besar kecilnya nilai koefisien tekanan penduduk, semakin banyak jumlah penduduk petani akan semakin besar nilai koefisien tekanan penduduk. Desa Cipta Mulya, Air Pandan dan desa Suka Makmur walaupun memiliki jumlah penduduk petani yang besar tetapi desa ini juga memiliki luas lahan pertanian produktif yang lebih luas sehingga tekanan penduduk ke tiga desa ini menjadi kecil. Desa Cipta Mulya, Air Pandan dan desa Suka Makmur ini merupakan desa transmigrasi dan penduduknya sebagian besar bekerja di kebun sawit atau kebun karet secara intensif. Sedangkan penduduk desa Suka Merindu, Suka Maju dan Suka Baru sebagian besar merupakan penduduk asli yang mengolah lahan pertanian dengan berbagai jenis tanaman tidak secara intensif atau selalu membuka lahan secara berpindah-pindah.

5.10. Faktor Penyebab Tekanan Penduduk

Berdasarkan hasil pengujian statistik KL, a, LP dan JP secara bersama- sama merupakan faktor penyebab munculnya tekanan penduduk di kawasan habitat gajah Seblat Lampiran 12. Dari Lampiran 12 menunjukkan bahwa analisis varian F hit = 242,066 lebih besar dari F tab baik pada level a= 0,05 maupun pada level a= 0,01, yang berarti secara simultan bersama-sama variabel independen berpengaruh sangat nyata signifikan terhadap variabel dependent pada taraf kepercayaan 95 persen. Dengan probabilita kesalahan dalam menarik kesimpulan tersebut sebesar nol persen. Berdasarkan nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0,804 dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh kebutuhan lahan pertanian, proporsi pendapatan petani dari sektor non-tani, jumlah penduduk petani dan luas lahan pertanian produktif terhadap tekanan penduduk adalah sebesar 80,4 persen. Sedangkan pengaruh kesalahan sampling danatau variasi faktor lainnya yang tidak diteliti sebesar 19,6 persen. Hasil pengujian secara parsial disajikan pada Lampiran 12. Dari Lamp iran 12 analisis regresi terlihat, t hit variabel kebutuhan lahan KL=3,075 lebih besar dari t 0,05 = 0,098 dan t 0,01 = 0,446. Hal ini berarti KL berpengaruh sangat nyata terhadap tekanan penduduk pada taraf kepercayaan 95 persen. Dengan probabilita kesalahan dalam menarik kesimpulan sebesar 0,2 persen. Dari tanda dan nilai koefisien regresinya 0,272, dapat diketahui bahwa KL tersebut berpengaruh positif terhadap tekanan penduduk, dimana perubahan KL sebesar 1 ha akan menyebabkan perubahan tekanan penduduk sebesar 0,272, bila variabel lainnya konstan. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan KL dapat mengakibatkan semakin meningkatnya tekanan penduduk, begitu juga sebaliknya. Variabel proporsi pendapatan non-tani a menunjukkan t hit sebesar - 3.070 lebih besar dari t 0,05 = -1,926 dan t 0,01 = -0,420. Hal ini berarti a berpengaruh sangat nyata terhadap tekanan penduduk pada taraf kepercayaan 95 persen. Dengan probabilita kesalahan dalam menarik kesimpulan sebesar 0,2 persen. Dari tanda dan nilai koefisien regresi -1,173 dapat diketahui bahwa a tersebut berpengaruh negatif terhadap tekanan penduduk, dimana perubahan a sebesar 1 akan menyebabkan perubahan tekanan penduduk sebesar 1,173, bila variabel lainnya konstan. Dapat disimpulkan bahwa penurunan nilai a dapat mengakibatkan semakin meningkatnya tekanan penduduk. Sebaliknya peningkatan nilai a dapat menurunkan tekanan penduduk. Selain itu, dari Lampiran 12 terlihat t hit variabel jumlah penduduk petani JP = 2,481 lebih besar dari t 0,05 = 0,022 dan t 0,01 = 0,191. Hal ini berarti JP berpengaruh sangat nyata terhadap tekanan penduduk pada taraf kepercayaan 95 persen. Dengan probabilita kesalahan dalam menarik kesimpulan sebesar 1,4 persen. Dari tanda dan nilai koefisien regresinya 0,107, dapat diketahui bahwa JP tersebut berpengaruh positif terhadap tekanan penduduk, dimana perubahan JP sebesar 1 jiwa akan menyebabkan perubahan tekanan penduduk sebesar 0,107, bila variabel lainnya konstan. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan JP dapat mengakibatkan semakin meningkatnya tekanan penduduk, begitu juga sebaliknya. Dari Lampiran 12 juga terlihat, t hit variabel luas lahan pertanian produktif LP = -16.089 lebih besar dari t 0,05 = -2,245 dan t 0,01 = -1,755. Hal ini berarti LP berpengaruh sangat nyata terhadap tekanan penduduk pada taraf kepercayaan 95 persen. Dengan probabilita kesalahan dalam menarik kesimpulan sebesar nol persen. Dari tanda dan nilai koefisien regresi -2,000 dapat diketahui bahwa LP tersebut berpengaruh negatif terhadap tekanan penduduk, dimana perubahan LP sebesar 1 ha akan menyebabkan perubahan tekanan penduduk sebesar 2,000, bila variabel lainnya konstan. Dapat disimpulkan bahwa penurunan nilai LP dapat mengakibatkan semakin meningkatnya tekanan penduduk. Sebaliknya peningkatan nilai LP dapat menurunkan tekanan penduduk. Berdasarkan Lampiran 12 untuk analisis regresi, dapat dibentuk sebuah model regresi linier berganda untuk menaksir tekanan penduduk di kawasan habitat gajah Seblat, dengan persamaan model sebagai berikut: Y= 4,874 + 0,272 X1 - 1,173 X2 + 0,107 X3 - 2,000 X4 Berdasarkan model tersebut dapat dijelaskan bahwa: a. Bila tidak terdapat perubahan nilai kebutuhan lahan pertanian KL=X1, proporsi pendapatan non-tani a=X2, jumlah penduduk petani JP=X3 dan luas lahan pertanian produktif LP=X4, maka tekanan penduduk di kawasan habitat gajah adalah sebesar 4,874. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan penduduk di kawasan habitat gajah tinggi, walaupun seandainya tidak terjadi penurunan KL, peningkatan a, penurunan JP dan peningkatan LP. Dengan angka tekanan penduduk yang demikian, secara kuantitatif bila variabel yang diteliti dan variabel gangguan lainnya konstan, maka akan terdapat kecenderungan petani untuk memperluas lahan pertanian sebesar 4,874 kali dari luas semula. b. Bila terjadi peningkatan kebutuhan lahan pertanian KL sebesar 1 ha, sementara faktor lainnya konstan, maka tekanan penduduk di kawasan habitat gajah akan bertambah sebesar 0,272. Sebaliknya, bila terjadi penurunan KL sebesar 1 ha, sementara faktor lainnya konstan, maka tekanan penduduk akan berkurang sebesar 0,272. Oleh karena itu, untuk mengurangi tekanan penduduk, perlu dilakukan upaya penurunan kebutuhan petani terhadap lahan pertanian. Caranya dengan meningkatkan produktivitas lahan budidaya yang ada, melalui penerapan teknologi budidaya pertanian, atau mengalihkan profesi petani ke profesi non-tani. c. Apabila terjadi penurunan proporsi pendapatan non-tani a sebesar 1, sementara faktor lainnya konstan, maka tekanan penduduk di kawasan habitat gajah akan bertambah sebesar 1,173. Sebaliknya, bila terjadi peningkatan a sebesar 1, sementara faktor lainnya konstan, maka tekanan penduduk akan berkurang sebesar 1,173. Oleh karena itu untuk mengurangi tekanan penduduk perlu dilakukan upaya peningkatan a dari sektor non-pertanian, seperti sektor perdagangan, industri kecil dan kerajinan, transportasi, dan lain- lain. Peningkatan keterampilan di sektor non-pertanian juga dipandang perlu untuk dilakukan, karena dengan keterampilan yang dimiliki penduduk akan mempunyai kemampuan mengembangkan inisiatif dan produktivitasnya. d. Bila terjadi peningkatan jumlah penduduk petani JP sebanyak 1 jiwa, sementara faktor lainnya konstan, maka tekanan penduduk di kawasan habitat gajah akan bertambah sebesar 0,107. Sebaliknya, bila terjadi penurunan JP sebesar 1 ha, sementara faktor lainnya konstan, maka tekanan penduduk akan berkurang sebesar 0,107. Oleh karena itu untuk mengurangi tekanan penduduk perlu dilakukan upaya penurunan jumlah penduduk petani. Caranya dengan mengalihkan penduduk petani untuk bekerja di sektor non-pertanian. e. Bila terjadi penurunan luas lahan pertanian produktif LP sebesar 1 ha, sementara faktor lainnya konstan, maka tekanan penduduk di kawasan habitat gajah akan bertambah sebesar 2,000. Sebaliknya, bila terjadi peningkatan LP sebesar 1 ha, sementara faktor lainnya konstan, maka tekanan penduduk akan berkurang sebesar 2,000. Oleh karena itu, untuk mengurangi tekanan penduduk, perlu dilakukan upaya peningkatan luas lahan pertanian produktif atau lahan budidaya secara terencana oleh pemerintah. Kemudian kegiatan lain yang perlu dilakukan adalah dengan mengurangi jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian, sehingga rasio lahan budidaya terhadap jumlah petani dapat ditingkatkan. 5.11. Persepsi Masyarakat Terhadap Konservasi Gajah Sumatera Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847 Persepsi atau kepedulian masyarakat terhadap konservasi gajah Sumatera dinilai sangat penting karena dengan adanya pandangan dan pengetahuan dari masyarakat tentang gajah maka upaya konservasi gajah di dalam kawasan habitat gajah Seblat dapat berjalan. Apabila persepsi masyarakat kurang baik atau buruk terhadap konservasi gajah Sumatera, maka pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam BKSDA dan pihak terkait lainnya dapat mengarahkan persepsi masyarakat ke arah yang lebih baik. Persepsi atau kepedulian masyarakat tentang konservasi gajah Sumatera di dapat dari hasil wawancara dan pengamatan langsung di 6 desa di sekitar kawasan habitat gajah Seblat, yaitu desa Cipta Mulya, Air Pandan, Suka Merindu, Suka Baru, Suka Maju dan Suka Merindu. Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan menggunakan metode Backward elimination, variabel umur responden U, tingkat pendidikan TPn, jarak tempat tinggal dari habitat gajah JAR, dan pendapatan responden PR secara bersama-sama merupakan faktor yang paling mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap konservasi gajah. Sedang variabel lama bermukim LB, jumlah anggota keluarga JAK, dan luas lahan budidaya LB tidak berpengaruh secara langsung bagi persepsi masyarakat terhadap konservasi Lampiran 13. Berdasarkan nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0,288 dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh umur, tingkat pendidikan, jarak tempat tinggal dengan habitat gajah dan pendapatan responden secara keseluruhan memberikan pengaruh 28,8 persen terhadap persepsi masyarakat. Sedangkan pengaruh faktor lain pada persepsi masyarakat sebesar 71,2 persen Lampiran 13. Dari Lampiran 13 analisis varian terlihat bahwa F hit = 23,863 lebih besar dari F tab baik pada level a= 0,05 maupun pada level a= 0,01 dan nilai koefisien regresi 0,537. Berarti secara simultan bersama-sama variabel independent U, TPn, JAR, PR berpengaruh sangat nyata signifikan terhadap variabel dependent pada taraf kepercayaan 95 persen. Dengan probabilita kesalahan dalam menarik kesimpulan sebesar nol persen. Dari analisis regresi, t hit variabel umur responden U=4,054 lebih besar dari t 0,05 = 0,005 dan t 0,01 = 0,015. Hal ini berarti U berpengaruh sangat nyata terhadap persepsi penduduk pada taraf kepercayaan 95 persen.Dengan probabilita kesalahan dalam menarik kesimpulan sebesar nol persen. Dari tanda dan nilai koefisien regresinya 0,010, dapat diketahui bahwa U tersebut berpengaruh positif terhadap persepsi masyarakat, dimana perubahan U sebesar 1 tahun akan menyebabkan perubahan persepsi masyarakat sebesar 0,010, bila variabel lainnya konstan. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan U dapat mengakibatkan semakin meningkatnya persepsi masyarakat, begitu juga sebaliknya. Variabel tingkat pendidikan TPn menunjukkan t hit sebesar 2,688 lebih besar dari t 0,05 = 0.008 dan t 0,01 = 0,051. Hal ini berarti TPn berpengaruh sangat nyata terhadap persepsi masyarakat pada taraf kepercayaan 95 persen. Dengan probabilita kesalahan dalam menarik kesimpulan sebesar 0,8 persen. Dari tanda dan nilai koefisien regr esi 0,029 dapat diketahui bahwa TPn tersebut berpengaruh positif terhadap persepsi masyarakat, dimana perubahan TPn sebesar 1 akan menyebabkan perubahan persepsi masyarakat sebesar 0,029, bila variabel lainnya konstan. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan nilai TPn dapat mengakibatkan semakin meningkatnya persepsi masyarakat, begitu juga sebaliknya. Kemudian variabel jarak tempat tinggal dari habitat gajah JAR menunjukkan t hit sebesar -4,302 lebih besar dari t 0,05 = -0.006 dan t 0,01 = -0,002. Hal ini berarti JAR berpengaruh sangat nyata terhadap persepsi masyarakat pada taraf kepercayaan 95 persen. Dengan probabilita kesalahan dalam menarik kesimpulan sebesar nol persen. Dari tanda dan nilai koefisien regresi -0,.004 dapat diketahui bahwa JAR tersebut berpengaruh negatif terhadap persepsi masyarakat, dimana perubahan JAR sebesar 1 km akan menyebabkan perubahan persepsi masyarakat sebesar 0,004, bila variabel lainnya konstan. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang bertempat tingga l dekat dengan habitat gajah sebenarnya memiliki persepsi atau kepedulian yang lebih besar daripada masyarakat yang tempat tinggalnya lebih jauh dari kawasan habitat gajah. Variabel pendapatan responden PR menunjukkan t hit sebesar -2,299 lebih besar dari level a= 0,05 maupun pada level a= 0,01. Hal ini berarti PR berpengaruh sangat nyata terhadap persepsi masyarakat pada taraf kepercayaan 95 persen. Dengan probabilita kesalahan dalam menarik kesimpulan sebesar 2,2 persen. Dari tanda dan nilai koefisien regresi -8,710 -8 dapat diketahui bahwa PR tersebut berpengaruh negatif terhadap persepsi masyarakat, dimana perubahan PR sebesar 1 rupiah akan menyebabkan perubahan persepsi masyarakat sebesar 8,710 -8 , bila variabel lainnya konstan. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang memiliki pendapatan lebih besar sebenarnya persepsi atau kepedulian terhadap konservasi yang lebih rendah, begitu juga sebaliknya. Variabel jumlah anggota keluarga, lama bermukim dan luas lahan budidaya tidak mempengaruhi persepsi masyarakat secara langsung terhadap konservasi. Hal ini disebabkan walaupun jumlah anggota keluarga yang banyak, dan telah lama tinggal disekitar kawasan habitat gajah serta memiliki luas lahan yang lebih besar, masyarakat disekitar kawasan habitat gajah tidak terlalu peduli terhadap kegiatan konservasi gajah. Berdasarkan Lampiran 13 dapat di bentuk sebuah model regresi linier berganda untuk estimasi persepsi masyarakat terhadap konservasi gajah di kawasan habitat gajah Seblat, dengan persamaan model sebagai berikut: Y= 2,687 + 0,010X1+0,029X2-0,004X3-8,710 -8 X4 Berdasarkan model tersebut dapat dijelaskan bahwa: a. Bila tidak terdapat perubahan nilai U=X1, TPn=X2, JAR=X3 dan PR=X4, maka persepsi masyarakat terhadap konservasi gajah adalah sebesar 2,687. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap konservasi gajah masih kurang mendukung bila dibandingkan dengan skala likert sangat tidak mendukung konservasi =1; tidak mendukung konservasi=2; kurang mendukung konservasi =3; mendukung konservasi =4; dan sangat mendukung konservasi = 5. b. Bila terjadi peningkatan umur U sebesar 1 tahun, sementara faktor lainnya konstan, maka persepsi masyarakat terhadap gajah akan bertambah sebesar 0,010. Oleh karena itu, unt uk meningkatkan persepsi masyarakat, perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan dan sosialisasi mengenai pentingnya perlindungan terhadap gajah. Caranya dengan mengurangi perburuan gajah, peracunan gajah dan pembunuhan gajah serta tidak melakukan penebangan hutan ataupun merusak lingkungan habitat gajah. c. Apabila terjadi peningkatan tingkat pendidikan masyarakat TPn sebesar 1, sementara faktor lainnya konstan, maka persepsi masyarakat akan bertambah sebesar 0,029. Sebaliknya, bila terjadi penurunan TP n sebesar 1, sementara faktor lainnya konstan, maka persepsi masyarakat akan berkurang sebesar 0,029. Oleh karena itu untuk meningkatkan persepsi masyarakat perlu dilakukan upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia melalui peningkatan pendidikan formal dan informal. d. Jarak tempat tinggal masyarakat JAR dengan habitat gajah bertambah 1 km, sementara faktor lainnya konstan, maka persepsi masyarakat akan berkurang sebesar 0,004. Sebaliknya, bila JAR kurang dari 1 km, sementara faktor lainnya konstan, maka persepsi masyarakat akan bertambah sebesar 0,004. Oleh karena itu, untuk meningkatkan persepsi masyarakat khususnya penduduk asli seperti masyarakat desa Suka Merindu, Suka Baru dan Suka Maju yang telah lama bermukim di sekitar kawasan habitat gajah, perlu dilakukan upaya peningkatan pemahaman dan sosialisasi tentang pentingnya konservasi habitat dan populasi gajah yang ada di kawasan Seblat. e. Bila pendapatan responden PR meningkat sebesar 1 rupiah, sementara faktor lainnya konstan, maka persepsi masyarakat terhadap konservasi gajah akan berkurang sebesar 8,710 -8 . Sebaliknya, bila terjadi penurunan PR sebesar 1 rupiah, sementara faktor lain konstan, maka persepsi masyarakat akan bertambah sebesar 8,710 -8 . Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan persepsi masyarakat yang memiliki pendapatan lebih besar adalah dengan tetap memberikan penyuluhan dan pengertian mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan melalui berbagai program kerja sama untuk melindungi gajah Sumatera. Secara umum persepsi mayarakat ataupun kepedulian masyarakat terhadap pelestarian lingkungan dan perlindungan gajah masih kurang mendukung keberlangsungan dan pelestarian gajah. Masyarakat tidak pernah mempersoalkan apakah kegiatan yang dilakukan mengancam habitat gajah atau tidak. Upaya yang perlu dilakukan melalui peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya menjaga dan melindungan gajah dan habitat nya. Sebagian besar kegiatan masyarakat diorientasikan pada upaya menjamin keberlangsungan kehidupan ekonomi keluarga. Pertimbangan-pertimbangan ekonomi jangka pendek yang dilakukan secara kolektif telah menimbulkan sikap apatisme pembiaran terhadap kegiatan-kegiatan yang mengancam habitat gajah. Semenjak kawasan hutan yang semula dianggap merupakan warisan nenek moyangnya ”diformalkan” sebagai suatu kawasan terlarang menjadi HPT PLG Seblat, masyarakat menyikapi kawasan tersebut bukan lagi miliknya sehingga mereka tidak perlu merasa bertanggung jawab terhadap pelestarian kawasan tersebut. Menurut Suminar et al. 2001 apatisme terhadap suatu kawasan sangat dipengaruhi oleh terbatasnya pengetahuan tentang fungsi dan peranan hutan yang selama ini telah dimiliki masyarakat di sekitar kawasan habitat gajah. Minimnya pengetahuan tersebut akan berdampak pada diversitas orientasi nilai bagi masyarakat yang dapat di lihat dari perilaku pada masyarakat di sekitar kawasan habitat gajah.

5.12. Struktur Pemodelan Dinamika Populasi Gajah Sumatera