f. Batu Ampar
Lokasi Batu Ampar diperoleh sebanyak 59 jenis tumbuhan pakan gajah Sumatera yang terdiri dari tumbuhan bawah, tingkat semai dan pancang. Jumlah
jenis tumbuhan pakan gajah di Batu Ampar disajikan pada Gambar 28.
18 18.5
19 19.5
20 20.5
21 21.5
Tumbuhan bawah Semai
Pancang
Tingkat Tumbuhan Pakan Jumlah Jenis
Tumbuhan Pakan
Tumbuhan bawah Semai
Pancang
Gambar 28 Jumlah jenis tumbuhan pakan gajah di Batu Ampar. Dari gambar 28 diketahui bahwa pada tipe komunitas hutan primer dan
sekunder ditemukan jenis tumbuhan pakan gajah Sumatera dari berbagai tingkatan. Jenis tumbuhan pakan gajah di dominasi oleh tumbuhan bawah
memiliki 21 jenis, kemudian tingkat semai dan pancang masing- masing 19 jenis. Hal tersebut disebabkan karena lokasi Batu Ampar merupakan tipe
vegetasi hutan primer dan sekunder yang banyak terdapat jenis tumbuhan bawah seperti; Angiopteris avecta, Axonopus compressus, Cynodon dactylon,
Desmodium dichotonum, Digitaria ciliaris, Gleichenia linearis, Panicum repens, Paspalum conjungatum, Pueraria phaseoloides, dan Achasma megalocheilas.
Tingkat semai di dominasi jenis Nephelium lapaceum, Bambusa sp, Angiopteris avecta, Pandanus terrestris, Garcinia mangostana, dan Dacryodes
rostrata. Jenis yang dominan sebagai pakan gajah pada tingkat pancang adalah Macaranga pruinosa, Arthocarpus elasticus, Mallotus paniculatus, Albizzia
falkata, dan Pandanus terrestris.
5.7.2. Produksi Tumbuhan Pakan Gajah
Analisis produksi pakan gajah Sumatera dilakukan pada seluruh jenis pakan gajah Sumatera yang diperoleh dari hasil pengamatan lapangan, wawancara
petugas dan masyarakat lokal dan studi pustaka. Pengukuran produksi pakan gajah dilakukan secara destructive untuk tumbuhan bawah, tingkat semai dan
pancang. Produksi tumbuhan pakan untuk tiap lokasi penelitian pada musim hujan disajikan pada Tabel 27 dan Tabel 28. Sedangkan pada musim kemarau
pada Tabel 29 dan Tabel 30. Tabel 27 Produksi tumbuhan pakan gajah pada musim hujan
Tutupan Lahan
Lokasi Tumbuhan
bawah Tonha
Semai Tonha
Pancang Tonha
Total Tonha
Hutan Primer
Batu Ampar
10,680 3,761
4,689 19,130
Hutan Sekunder
Air Tenang
10,655 3,741
4,796 19,192a
Air Senaba
11,415 3,864
4,562 19,841a
Air Riki 11,835
3,020 4,554
19,409a Semak
Belukar dan
Padang Rumput
Simpang Tiga
9,003 2,208
4,007 15,218b
Air Sabai 10,696
3,419 4,418
18,533b
Tabel 28 Produksi pakan gajah pada musim hujan berdasarkan luas tutupan lahan Tutupan La han
Luas Lahan Ha
Produksi Hijauan Pakan
Tonha Total Produksi
Hijauan Pakan Gajah Ton
Hutan Primer 1375,47
19,130 26312,741
Hutan Sekunder 3375,09
19,481a 65749,003
Semak Belukar dan Padang
Rumput 1255,14
16,876b 21181,115
Total 6005,70
113.242,859
Keterangan: a rata-rata produksi di hutan sekunder dari 3 lokasi. b rata-rata produksi semak belukar dan padang rumput dari 2 lokasi.
Berdasarkan Tabel 28 diperoleh produksi total sebanyak 113.242,859 ton untuk luas lahan 6005,70 ha. Sedangkan untuk per hektar produksi hijauan
pakan gajah pada musim hujan sebesar 113.242,859 : 6005,70 = 18,85589 tonha atau 18.855,89 kgha.
Tabel 29 Produksi tumbuhan pakan gajah pada musim kemarau Tutupan
Lahan Lokasi
Tumbuhan bawah
Tonha Semai
Tonha Pancang
Tonha Total
Tonha Hutan
Primer Batu
Ampar 3,560
1,343 1,563
6,466 Hutan
Sekunder Air
Tenang 3,946
1,497 1,918
7,361a Air
Senaba 4,390
1,104 1,573
7,067a Air Riki
4,227 1,079
1,626 6,932a
Semak Belukar
dan Padang
Rumput Simpang
Tiga 3,104
0,818 1,603
5,525b Air Sabai
3,688 1,315
1,767 6,770b
Tabel 30 Produksi pakan gajah pada musim kemarau berdasarkan luas tutupan lahan
Tutupan Lahan Luas Ha
Rata-rata Produksi
Tonha Produksi pakan
gajah Ton Hutan Primer
1375,47 6,466
8893,789 Hutan Sekunder
3375,09 7,120a
24030,641 Semak Belukar
dan Padang Rumput
1255,14 6,148b
7715,973
Total 6005,70
40.640,403
Keterangan: a rata-rata produksi di hutan sekunder dari 3 lokasi. b rata-rata produksi semak belukar dan padang rumput dari 2 lokasi.
Berdasarkan Tabel 30 diperoleh produksi total sebanyak 40.640,403 ton untuk luas lahan 6005,70 ha. Sedangkan untuk per hektar produksi pakan gajah
pada musim kemarau sebesar 40.640,403 : 6005,70 = 6,76697 tonha atau 6.766,97 kgha.
Tabel 28 dan Tabel 30 menunjukkan bahwa produksi yang dihasilkan secara kumulatif pada musim hujan lebih tinggi dari pada musim kemarau.
Hutan sekunder memiliki produksi hijauan pakan gajah pada musim hujan dan musim
kemarau yang lebih tinggi dari hutan primer serta semak belukar dan padang rumput. Hal ini menunjukkan bahwa hutan sekunder mampu menyediakan
pakan gajah yang tinggi dan lokasi ini digunakan gajah untuk tempat mencari makan, beristirahat dan berlindung.
Hasil analisis bahan kering BK dan energi tumbuhan pakan gajah menunjukkan bahwa bahan kering dan gross energi GE dari tumbuhan pakan
gajah cukup baik untuk memenuhi kebutuhan hidup gajah. Analisis bahan kering dan gross energi tumbuhan pakan gajah disajikan pada Lampiran 9.
Kisaran bahan kering tumbuhan pakan gajah berkisar antara 18,46 hingga 82,71, dan gross energi berada pada kisaran 0,669 kkal hingga
9,590 Kkal. Menurut Lindsay 1994 dalam Sukumar 2003 bahwa gajah betina dengan bobot badan 2379 kg membutuhkan energi untuk Basal Metabolism BM
sebesar 110,9 MJhari, dan untuk Active Metabolism AM sebesar 221,8 MJhari. Sedangkan gajah jantan membutuhkan energi untuk Basal Metabolism BM dan
Active Metabolism AM masing- masing sebesar 165,9 MJhari dan 331,9 MJhari. Sumber pakan gajah pada tumbuh-tumbuhan meliputi: daun, batang dan
kulit batang, umbi, akar, dan buah. Di habitat alaminya gajah menjelajah hutan dalam area yang sangat luas untuk memenuhi kebutuhan pakan kelompoknya,
mengingat ukuran tubuhnya yang besar yang membutuhkan makanan lebih banyak dibandingkan herbivora lainnya.
Di lokasi penelitian ditemukan 58 jenis sumber pakan gajah yang masuk ke dalam petak contoh. Jenis-jenis tersebut termasuk ke dalam beberapa suku
diantaranya adalah:
a. Poaceae. Jenis-jenis tumbuhan pakan gajah yang ditemukan di lokasi