Bahasa Mandarin Gambaran Umum SMP Bakti Mulya 400

penduduk lokal dan mempraktekkan kemampuan bahasa Inggris mereka kepada orang tua angkat di luar negeri atau biasa disebut sister school.

4. Check Point Test

Check point test merupakan test berupa pelajaran matematika, bahasa Inggris, dan sains yang dibuat oleh pihak Cambridge dengan dilakukan pendalaman materi dan pre test sebelumnya. Peserta didik melakukan ujian dalam bentuk bahasa Inggris dan mempunyai kriteria kelulusan tertentu yang setara dengan sekolah internasional di Cambridge. 36 Dari hasil temuan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa SMP Bakti Mulya 400 memiliki keunggulan tersendiri dalam proses berjalamnya program bilingualkelas internasional. Keunggulan yang dimiliki oleh sekolah ini merupakan hasil dari manajemen yang baik dari yayasan maupun sekolah yang secara berkesinambungan dengan komitmen bersama untuk berusaha menuju sekolah yang setara dengan sekolah internasioal di negara lain. 36 Analisa wawancara dengan wali kelas program bilingual kelas VIII, IX SMP Bakti Mulya 400, Lebak Bulus: Jakarta Selatan 85

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Proses perencanaan program di SMP Bakti Mulya 400 dapat dikatakan sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat melalui manajemen sekolah yang sudah menerapkan ISO 9000, tenaga pendidik yang bertanggung jawab dan konpeten di bidangnya, serta prestasi secara berbahasa oleh peserta didik kelas bilingual SMP Bakti Mulya 400 pada tingkat kabupaten, provinsi hingga internasional. Penerapan kurikulum plus pada program bilingual melalui adopsi dan adaptasi antara kurikulum nasional dan kurikulum Cambridge yang belum tentu dimiliki oleh sekolah internasional lainnya merupakan suatu bentuk promosi tersendiri bagi sekolah. Serta penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pada mata pelajaran utama yaitu B.Inggris, Matematika, Sains, dan IT menghasilkan kemampuan ilmiah yang tidak hanya terkonstruk dalam berbahasa saja tetapi dalam memahami konsep-konsep eksak. Selain itu, pengembangan program bilingual dengan melaksanakan kurikulum Cambridge membuat bridging programuntuk kelas VII, home stay untuk kelas VII, dan check point test untuk kelas IX.Pada dasarnya, sekolah mempersiapkan lulusan siswaii yang kompeten di kelas internasional agar selain memiliki kemampuan berbahasa asing dengan baik, juga mempunyai kemampuan yang diperlukan di masyarakat khususnya dalam keterampilan di era global.

B. Saran

Berdasarkan kemampuan dan penelitian yang sudah dipaparkan sebelumnya, ada beberapa saran dari penulis yang ingin disampaikan dan diharapkan bermanfaat bagi semua pihak sebagai berikut: 1. Bagi Stake Holders Ketua yayasan, Direktur, Kepala sekolah, Ketua bidang Bilingual a. Adanya pengembangan program yang lebih kreatif lagi dan tidak terlalu menghabiskan banyak biaya seperti kunjungan siswai program bilingual kepada sekolah-sekolah Internasional di Indonesia ataupun sharing keilmuan internasional kepada sekolah yang belum mampu menerapkan program kelas internasional. 2. Bagi tenaga pendidik a. Guru-guru terutama untuk 4 mata pelajaran yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar agar lebih inovatif dan kreatif dalam penyediaan media belajar, metode pembelajaran, seperti keapikan dalam menyampaikan konsep dalam bahasa Inggris, pembuatan soal- soal ulangan, serta peningkatan keterampilan membawa suasana kelas. 3. Bagi Orang Tua a. Orang tua dan masyarakat sekitar agar dapat lebih memberikan dukungan dan masukan terhadap pengembangan program, dan memberikan motivasi kepada anaknya agar terus meningkatkan kemampuan baik dalam berbahasa dan dalam intelektualitasnya. PEDOMAN WAWANCARA PROSES PERENCANAAN PROGRAM BILINGUAL DI SMP BAKTI MULYA 400 UNTUK KEPALA SEKOLAH DAN WAKASEK KURIKULUM

A. DATA INFORMAN

Nama : Hadi Suwarno, M.Pd Jabatan : Kepala Sekolah Pendidikan Terakhir : S2 Tempat : Ruang Kepsek

B. ITEM PERTANYAAN

1. Pembentukan struktur program bilingual 2. Prosedur perencanaan program bilingual 3. Mekanisme kerja program bilingual 4. Analisis data internal dan eksternal yang dibutuhkan perencanaan program bilingual 5. Diagnosa program bilingual 6. Analisis kelebihan dan kekurangan program bilingual 7. Kebijakan program bilingual 8. Perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang program bilingual 9. Anggaran perencanaan program bilingual 10. Sasaran dan target program bilingual 11. Tujuan program bilingual 12. Ruang lingkup program bilingual 13. Evaluasi terhadap perencanaan program bilingual 14. Perbaikan terhadap perencanaan program bilingual 15. Pengayaan terhadap perencanaan program bilingual Lampiran 1 BERITA WAWANCARA NAMA : Hadi Suwarno, M.Pd JENIS KELAMIN : Laki-laki JABATAN : Kepala Sekolah PENDIDIKAN TERAKHIR: S2 TANGGAL : 27 November 2014 WAKTU : 12.05 TEMPAT : Ruang Kepala Sekolah . 1. Tanya : Apa latar belakang terbentuknya program bilingual ? Jawab : Karena kita ditunjuk sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional pada tahun 20092010, tetapi dilaksanakan pada tahun pelajaran 20102011. Jadi itulah yang melatar belakangi mengapa kita membentuk kelas yang mempunyai muatan keinternasionalan. 2. Tanya : Bagaimana konsep program bilingual menurut bapak ? Jawab : Konsep kelas internasioanl di SMP Bakti Mulya 400 itu kita bekerjasama dengan Cambridge International Examinations CIE sehingga nuansa keinternasionalannya itu diakui oleh akademisi yang mempunyai reputasi keinternasionalan 3. Tanya : Apa saja rumusan program bilingual ? Jawab : Pertama kita mengajukan konsep dalam bentuk proposal yang disampaikan terutama kepada yayasan, kemudian setelah itu kita merapatkan atau membahas konsep tersebut baik dari pihak sekolah maupun yayasan, lalu yang ketiga kita menetapkan konsep-konsep yang disetujui pihak yayasan. Dalam ketetapan tersebut yang paling dianggap memungkinkan ya konsep kelas internasional yang bekerjasama dengan Cambridge. 4. Tanya : Bagaimana pembentukan struktur program bilingual ? Jawab : Strukturnya tidak terbatas pada kelas internasional tetapi lebih ke pengembangan sekolah yang bernuansa internasional. Jadi, Pertama ada pengembangan pengelolaan kelas internasional,