Proses Perencanaan Program LANDASAN TEORI

Piaget, bilingual lebih responsif terhadap persepsi petunjuk dari monolinguals. Bilingual mengambil petunjuk lebih cepat, dan sekali diberikan umpan balik, memperbaiki kesalahan mereka lebih cepat dari monolinguals. Merujuk pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa bilingual memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan lebih terlihat pada ketidakseimbangan pemakaian bahasa ibu dengan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua sehingga terjadi gangguan penggunaan bahasa dikarenakan penggunaan lebih dari satu bahasa dalam waktu yang bersamaan. Namun, siswa bilingual mampu untuk lebih responsif dan lebih peka terhadap komunikasi verbal, mereka cenderung lebih mudah tanggap dan memahami juga memberikan umpan balik terhadap lawan bicara serta lebih kritis terhadap suatu masalah dan lebih cepat memperbaiki kesalahan mereka sendiri dibandingkan dengan monolinguals. Sekolah yang menerapkan bilingual di Indonesia atau sering disebut dengan kelas Internasional ini biasanya hanya ditujukan bagi kaum elite dan intelektual dan sekelompok masyarakat yang berduit dan mampu menyekolahkan anaknya ke sekolah bilingual ini karena biaya yang cukup banyak dibutuhkan dan kualifikasi persyaratan yang cukup sulit dalam bilingual dibandingkan dengan kelas reguler lainnya.

C. Kerangka Berpikir

Ada beberapa masalah yang teridentifikasi oleh penulis diantaranya: Penggunaan dua bahasa bilingual baru mulai digunakan pada tahun pelajaran 20092010, pemahaman dua bahasa bilingual terutama Indonesia-Inggris kurang dapat direalisasikan dengan baik, penerapan dua bahasa bilingual belum efektif. kurang meratanya penerapan dua bahasa bilingual dalam sekolah, kurangnya penguasaan keterampilan berbahasa secara akademik dalam bahasa pertamanya yaitu bahasa Indonesia, perencanaan program bilingual yang kurang baik dan kurang efektif. Selama sekolah tidak menerapkan perencanaan program yang baik dan efektif mulai dari fungsi awal perencanaan, maka akan mengakibatkan hasil dari proses program bilingual yang kurang baik. Perencanaan yang kurang efektif di SMP Bakti Mulya 400 dapat menjadi permasalahan. Agar dapat menyelenggarakan program bilingual dengan baik sesuai dengan tujuan dan sasaran sekolah maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Stake holder seperti Direktur Yayasan, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan Ketua Bidang Program Bilingual membuat konsep dan formulasi perencanaan yang matang terkait dengan perencanaan progam bilingual kelas internasional. 2. Setiap guru yang mengajar di kelas internasional diharuskan mampu memiliki kualifikasi yang telah ditentukan. 3. Sekolah lebih intens mengadakan kerjasama dengan internal maupun eksternal sekolah yang mampu mengembangkan kualitas dari program bilingual itu sendiri. 4. Studi banding ke lembaga pendidikan nasional dan internasional dengan bertujuan untuk meningkatkan mutu kelas internasional bilingual tanpa lebih mendahulukan kepentingan pribadi seperti jalan-jalan dan refreshing yang menghabiskan cukup banyak dana baik dari pribadi wali murid maupun pihak sekolah.