d Mendapat kunjungan guru-guru sekolah Thailand dan mendapat kunjungan
Sekjen ASEAN e
Homestay 3: Hallet Cove Adelaide Australia f
Kunjungan dan kesepakatan kerjasama Elliot Primary School Adelaide dengan SMP Bakti Mulya 400
g Mengikuti festival budaya di Ferrierre Italia
h Homestay 4: St. Luke Grammar School Sydney Australia
3 Kelas IX check point test
Dalam check point test, dilakukan tes berupa Matematika, Sains dan Inggris. Soalnya ujian didapat langsung dari Cambridge dengan terlebih dahulu
dilakukan pendalaman materi dan pre test agar mengetahui jenis soalnya dan cara pembahasannya. Ujian Check point bukan merupakan bentuk eliminasi
hanya saja untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan mereka. Penilaian peserta didik kelas internasional bernilai 6. Jadi nilainya berbentuk very poor,
poor, good, excellent.
34
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa
tahap pengembangan
program bilingualinternasional melalui 3 tahap yaitu: tahap bridging program yang
dilaksanakan pada kelas VII, tahap home stay pada kelas VIII, dan tahap check point test yang dilakukan pada kelas IX. Tahapan pengembangan ini dilakukan sesuai
dengan tingkatan kemampuan siswa. Pada awal memasuki jenjang kelas, peserta didik diajak untuk memahami terlebih dahulu dunia program bilingual dengan
melalukan pembelajaran bahasa di luar KBM sehingga memiliki confidence yang baik dan mampu bekerjasama dalam tim. Meningkat ke kelas VIII, peserta didik
mulai diajak berdialog dan berinteraksi ke sekolah lain di luar negeri dengan kemampuan bahasa yang mereka miliki agar mereka mengetahui sejauhmana ilmu
yang telah mereka dapat sebelumnya, kemudian, pada tahap terakhir dalam jenjang kelas terakhir, mereka diuji oleh International Cambridge Examination CIE untuk
menerapkan pembelajaran bahasa dan kemampuan akademik lainnya yang mereka
34
Hasil wawancara dengan Novini Vilakusuma, Ketua bidang program bilingual SMP Bakti Mulya 400, 25 November 2014, pukul 13.48, di ruang konseling, Lebak Bulus: Jakarta Selatan
dapatkan untuk dapat diuji dan disamakan kemampuannya dengan negara lain. Hal ini tentunya merupakan proses pengembangan yang baik melihat kondisi tantangan
pendidikan di masa depan yang semakin rumit.
e. Hasil Evaluasi Perencanaan Program Bilingual di SMP Bakti Mulya
400
Hasil-hasil yang diharapkan dari program bilingual yang dilaksanakan adalah tingkat pencapaian tujuan dan program strategis seperti yang telah dirumuskan
sebelumnya. Adapun hasil yang diharapkan seperti standar kelulusan, standar isi, standar proses, standar tenaga pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, keuangan dan pembiayaan, standar penilaian, serta pengembangan budaya dan lingkungan sekolah yang dapat terealisasi atau memenuhi
taraf internasional Sedangkan Supervisi, monitoring dan evaluasi dari perencanaan program ini
merupakan salah satu rencana program strategis selama empat tahun untuk melaksanakan program di SMP Bakti Mulya 400. Bentuk supervisinya seperti
pemenuhan supervisi sekolah, monitoring pelaksanaan program sekolah, dan evaluasi kerja sekolah bertaraf internasional. Kegiatan ini terutama ditujukan untuk
mengetahui kinerja sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya, serta untuk mengetahui kecukupan unsur-unsur sekolah lainnya sudah sesuai dengan SNP atau
atau dimensi keinternasionalan. Evaluasi ini dilakukan pada akhir semester secara continyu setiap tahunnya pada waktu dan tempat yang sama, dibuat kelompok
programnya tidak hanya untuk program bilingualsaja tetapi untuk seluruh program di SMP Bakti Mulya 400. Setelah dilakukan evaluasi, maka akan dilakukan
perencanaan kembali untuk menanggapi kekurangan dan progress yang ada. Program supervisi selama empat tahun yang dilakukan untuk mewujudkan
monitoring dan
evaluasi penyelenggaraan
pendidikan program
bilingualinternasional dan hasil-hasilnya., mewujudkan supervisi klinis membuat instrumen, memvalidasi, melaksanakan, menganalisis, membuat laporan, tindak
lanjutnya, mewujudkan evaluasi kinerja sekolah secara internal pada akhir tahun menentukan tim, membuat instrumen, memvalidasi, melaksanakan, menganalisis,
membuat laporan, tindak lanjutnya, mewujudkan evaluasi kinerja sekolah secara eksternal pada waktu tertentu menentukan tim, membuat instrumen, memvalidasi,
melaksanakan, menganalisis, membuat laporan, tindak lanjutnya.
D.
Temuan Penelitian 1.
Kurikulum Plus Kurikulum Nasional+ Kurikulum Cambridge
University of Cambridge International Examinations CIE menerbitkan kurikulum pendidikan yang dipakai di banyak negara untuk mengantarkan siswa
pada jenjang pendidikan yang berkesinambungan. Kurikulum ini dinamakan kurikulum Cambridge dimana semua pelajaran yang diajarkan menggunakan bahasa
Inggris sebagai bahasa pengantarnya. Hal ini menjadi ketertarikan banyak sekolah yang ingin menuju ke sekolah internasional. Oleh karena itu, SMP Bakti Mulya 400
menerapkan kurikulum plus dimana sekolah ini melakukan adopsi dan adaptasi dari kurikulum Cambridge yang sesuai dan sejalan dengan kurikulum Nasional di
Indonesia sehingga dapat dikombinasikan dengan kurikulum nasional. Adapun yang diadposi dari Cambridge adalah pada mata pelajaran B.Inggris, Matematika, dan
Sains serta check point test.
2. Bridging Program
Bridging program adalah sebuah program English camp selama 2 hari 3 malam dan bekerjasama dengan lembaga English First atau Flash English dan lembaga
kompeten lainnya yang ditujukan untuk memberikan jembatan bagi kemampuan siswa yang berasal dari sekolah dasar yang berbeda dalam segi kebahasaan bahasa
Inggris untuk belajar di SMP untuk menyetarakan kurikulum internasional.
35
3. Home Stay
Home stay merupakan sebuah program yang bekerjasama dengan pihak sekolah di beberapa negara lain dengan cara siswa menetap selama 2-4 minggu di rumah
35
Analisa wawancara dengan kepsek, wakasek, dan ketua bidang program bilingual SMP Bakti Mulya 400, Lebak Bulus: Jakarta Selatan