Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

informasi yang lengkap, akurat, dan sesuai kebutuhan. Adapun data yang ikumpulkan meliputi kompilasi data pendidikan, pengorganisasian data agar mudah didiagnosa, menyusun indikator yang perlu, dan menghimpun hasil penelitian serta hasil evaluasi dan monitorning rencana dan program yang lalu. Hal ini tentunya yang terkait dengan data input mentah calon siswa, input instrumen guru,kurikulum, gedung, alat belajar, biaya, ll, dan output lulusan. Kemudian dilakukan analisis dan diagnosis terkait dengan data yang diperoleh sehingga sekolah mampu merumuskan kebijaksanaan atau kebijakan apa yang akan dilakukan. Selanjutnya sekolah bersama yayasan memperkiraan kebutuhan di masa yang akan datang dan menetapkan siapa saja sasaran yang akan ditetapkan. Setelah sasaran suah ditetapkan, dibentuk strategi yang baik untuk menapatkan hasil yang diinginkan. Strategi yang telah tersusun rapi dirumuskan menjadi sebuah rencana yang matang dengan penganggaran yang disesuaikan. Engan merincikan rencana yang telah matang, rencana ilaksanakan sesuai engan apa yang telah ibuat. Kemudian evaluasi rencana dilakukan untuk menghadapi kekurangan yang belum terealisasikan dan dilakukan pelaksanaan kembali.

E. Pentingnya Perencanaan Program

Perencanaan pendidikan seharusnya dipandang sebagai suatu alat yang dapat membantu para pengelola pendidikan untuk menjadi lebih berdaya guna dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Perencanaan dapat membantu, akan tetapi perencanaan itu sendiri harus dip-akai dalam suatu kombinasi yang harmonis dengan alat-alat lainnya seperti misalnya pengawasan dan evaluasi dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan. Perencanaan, untuk menjadi alat yang berguna, perlu juga didampingi dengan pengetahuan dan kemampuan bekerja seseorang secara efektif dalam situasi kepemimpinan yang baik. Hal ini dianggap penting mengingat perencanaan bukan sebagai pengganti substitusi kewenangan seorang pengelola. Kelemahan yang terjadi dalam perencanaan dapat disebabkan dua hal penting berikut ini: 1. Karena manusia sering diabaikan. 2. Karena perencanaan yang berlebihan. Dari apa yang diuraikan di atas sudah dapat disimpulkan, mengapa perencanaan terutama dalam suatu program menjadi penting. Pentingnya perencanaan program pendidikan di Indonesia ditandai dengan adanya desakan masalah dalam berbagai aspek yang harus ditangani melalui perencanaan. Sering sekali dibicarakan tentang pelaksanaan program secara terpadu namun dalam kenyataannya banyak hambatan sejak dalam perencanaannya instansi atau orang yang diharapkan terlibat ternyata tidak diikutsertakan sejak awal perencanaan.Suatu program yang direncanakan terlalu padat dan ketat menyebakan ketidakpastian akan pentingnya suatu program dilaksanakan. Setelah diketahui perbedaan berbagai jenis perencanaan, perlulah dihayati penting dan perlunya rencana bagi suatu organisasi atau lembaga pendidikan : a. Rencana dapat meniadakan ketidakpastian masa datang dan dapat menanggulangi perubahan-perubahan. b. Rencana telah digariskan tujuan organisasi sehingga kegiatan dapat dipimpin difokuskan. c. Rencana walaupun mahal tetapi ekonomis. d. Rencana merupakan dasar bagi pengawasan. e. Rencana harus fleksibel. 14 Dengan adanya rencana program segala sesuatu yang tidak pasti pada waktu yang akan datang telah diusahakan ke dalam situasi sekarang sehingga orang telah siap terhadap kemungkinan perubahan yang timbul. Rencana mampu menghindari kepentingan pribadi yang terjadi dalam suatu program sehingga terhindar dari suboptimalisasi. Karena dalam perencanaan segala kegiatan terpusatkan untuk mencapai tujuan bersama secara konsekuaen dengan biaya yang minimum. Tanpa rencana tidak mungkin dilakukan pengawasan hasil kegiatan karena tidak ada dasar pembandingnya. Dengan rencana orang dapat mengetahui hasil telah melebihi atau kurang dari yang direncanakan. artinya rencana dapat berubah arah tanpa biaya lebih dalam mencapai tujuan. Dengan demikian, rencana mengandung arti untuk ditinjau kembali dan direvisi 14 Sukanto Reksohadiprodjo, Dasar-dasar Management, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, Cet.I, 1984, hal. 27-28 untuk memenuhi persyaratan yang diminta oleh situasi yang dihadapi di masa yang akan datang.

F. Tahapan-tahapan perencanaan Program

Dalam perencanaan pendidikan yang menjadi acuan perencanaan suatu program, ada 6 tahap dalam proses perencanaan pendidikan yang disadur ke dalam perencanaan program, yaitu: 15 a. Tahap Pra Perencanaan-Perumusan Tujuan Tahap pra perencanaan dalam suatu program harus dimulai dengan: 1 Pembentukan organisasi perencanaan yang sesuai, 2 penentuan prosedur perencanaan, 3 Reorganisasi struktural mengenai mesin administratif pendidikan untuk berpartisipasi dalam perumusan dan implementasi rencana, 4 Menentukan mekanisme dan prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis data statistik dan lain-lainnya ynag diperlukan bagi perencanaan. b. Tahap Perencanaan 1 Diagnosis 2 Perumusan kebijaksanaan 3 Perkiraan kebutuhan masa depan 4 Pembiayaan kebutuhan masa depan 5 Penentuan prioritas dan seperangkat sasaran target 6 Uji kelayakan. c. Tahap Perumusan Rencana d. Tahap Elaborasi Rencana 1 Programming 2 Identifikasi dan Perumusan Proyek e. Tahap Implementasi Rencana f. Tahap Implememtasi Rencana g. Tahap evaluasi perencanaan 15 Ananda W.P Guruge, Proses Perencanaan Pendidikan, Surabaya:Surabaya Intelectual Club, 1996, hal. 2-9 Sebelum dibentuknya sebuah perencanaan, dibutuhkan pra perencanaan dalam merencanakan suatu program. Dengan membentuk program yang sesuai dengan kebutuhan internal dan eksternal sekolah, menentukan prosedur perencanaan program yang akan dibuat, mereorganisasi struktural yang ada untuk merumuskan dan mengimplementasikan rencana program, dan menentukan mekanisme serta mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan bagi perencanaan suatu program. Pada tahap perencanaan, perumusan tujuan program harus dipastikan memadai, relevan, dan mentangkan hasil yang baik bagi sekolah. Hal ini dilakukan untuk mencocokkan output dengan tujuan program. Diagnosis mengarahkan kita untuk mengidentifikasi kelemahan program, kualitas, serta tingkat kemajuan suatu program. Kriteria diagnosis seperti relevansi, efektifitas, dan efisiensi harus ada dalam sebuah program. Setelah dilakukan diagnosis, perlu adanya perumusan kebijaksanaan dalam mengoreksi kerangka kerja sehingga keputusan yang lebih rinci atas perubahan suatu program dapat dilakukan. Setelah tujuan program dimodifikasi berdasarkan kebijakan, perencanaan program harus memperkirakan kebutuhan sekolah di masa datang untuk mengantisipasi kebutuhan. Langkah berikutnya dalam tahap perencanaan adalah menetapkan biaya bagi kebutuhan masa depan. Perencanaan harus mengetahui jumlah anggaran program agar semua kebutuhan program terpenuhi. Kemudian menentukan prioritas dan sasaran dalam suatu program dalam mencapai tujuan agar dapat menentukan alokasi biaya yang relevan dan efektif. Sasaran-sasaran ditetapkan sesuai kebutuhan yang diidentifikasi dan diprioritaskan sehingga mendapat perhatian yang serius. Pada tahap perumusan rencana, telah kita ketahui tujuan perencanaan terutama ada dua, yakni menyajikan seperangkat keputusan kepada mereka yang secara nasional berwenang untuk persetujuan, dan menyiapkan suatu rencana atau cetak biru tindakan oleh macam-macam lembaga yang bertanggungjawab dalam melaksanakan keputusan-keputusan ini. Maksudnya para stake holder sebagai penguasa yang berkepentingan memerlukan suatu pernyataan yang jelas tentang program yang diusulkan, alasannya, serta penyesuaiannya dengan memerlukan keterampilan tertentu, misalnya pernyataan harus singkat ringkas dan memadai untuk dipahami. Sebelum suatu rencana diimplementasikan perlu adanya penjabaran atau elaborasi sehingga kegiatan dapat dirinci secara jelas. Implementasi rencana program dimulai apabila perumusan program siap untuk dilaksanakan. Menggunakan anggaran tahunan, sumber-sumber program manusia, uang, bahan yang diperlukan dalam program, waktu yang telah ditentukan. Kemudian mendelegasikan wewenang kepada setiapkepala program, membentuk komunikasi dua arah dan memberikan umpan balik serta mekanisme kontrol yang baik. Pada tahap terakhir perencanaan terdapat evaluasi perencanaan. evaluasi merupakan usaha berkelanjutan dan bersamaan dengan implementasi rencana. Mempersiapkan laporan tahunan , tengah tahunan, atau separuh periode rencana. Tahapan-tahapan di atas merupakan seperangkat kegiatan yang kompleks dan berkaitan dalam membentuk proses perencanaan program untuk mengembangkan suatu program selama periode yang telah ditentukan.

G. Upaya-upaya Perencanaan Program

Agar perencanaan program dapat dilaksanakan secara realistis, maka diperlukan upaya-upaya: a. Penentuan pimpinan mengenai sejauhmana tingkat keterkaitan atau hubungan antara visi, misi, tujuan, sasaran, dana strategi utama sekolah dengan rencana program. b. Koordinasi atas rencana program tidak perlu secara menyeluruh, akan tetapi cukup dilakukan terhadap program kerja yang memang penting saja, hal ini dilakukan untuk mengurangi kebebasan dan motivasi pegawai. c. Rencana program hendaknya cukup sederhana.