d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau
kriteria standar keberhasilan untuk dijadikan pedoman evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar selanjutnya.
26
Strategi pembelajaran dapat digunakan dalam bilingual dengan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tingkah laku dan kepribadian peserta didik dimana
dalam merencanakan program bilingual, seorang kepala sekolah mempunyai persyaratan kualifikasi siswa yang ingin masuk kelas bilingual, menetapkan
pendekatan, prosedur, metode dan taknik belajar mengajar yang tepat dalam merumuskan perencanaan sehingga guru diberikan gambaran umum terkait
dengan implementasi perencanaan, menetapkan batas keberhasilan siswa kelas bilingual untuk mengevaluasi perencanaan yang sudah ditetapkan.
Ada beberapa kesempatan yang dimiliki anak-anak bilingual yang diungkapkan oleh Singgih dalam bukunya, yaitu:
a. Simultaneous bilingualism, merujuk pada anak yang mempunyai
kesempatan luas untuk mempelajari dan menggunakan kedua bahasa sejak awal.
b. Receptive bilingualism, merujuk pada anak yang mempunyai
kesempatan yang luas untuk mempelajari bahasa kedua namun kesempatan penggunaannya terbatas.
c. Rapid successive bilingualism, merujuk pada anak yang mempunyai
sedikit keselmpatan akan bahasa kedua sebelum ia sekolah namun mempunyai
banyak kesempatan
untuk mempelajari
dan menggunakannya di sekolah.
d. Slow successive bilingualism, merujuk pada anak yang hanya
mempunyai sedikit kesempatan untuk menggunakan bahasa kedua dan motivasinya untuk menggunakan juga rendah.
27
Dengan banyaknya kesempatan bagi siswa untuk menggunakan bahasa kedua, maka sistem pembelajaran bilingual akan semakin efektif. Dengan
berbagai kesempatan yang ada, siswa memiliki kebebasan eksploratif baik
26
Muhbib Abdul Wahab, Epistemologi Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, hal.129
27
Gunarsa Singgih D, “Dari Anak sampai Usia Lanjut: Bunga Rampai Psikologi Perkembangan”, Jakarta: Gunung Mulia, 2006, Cet.II, hal. 94.
secara kognitif dan emosional dalam mempelajari dua bahasa dalam waktu yang bersamaan.
5. Kelebihan dan Kekurangan Bilingual
Penerapkan pendidikan bilingual di kelas memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajarannya. Dalam bilingualisme, menurut
Halliay Strevens, ada batasan-batasankekurangan seperti berbicara lebih kepada satu bahasa saja tetapi terbatas. Adanya Perbedaan antara masyarakat
dwibahasa dengan individu dwibahasa dalam pengaplikasiannya.
28
Jadi kemampuan seeorang dalam dwibahasa itu dapat ikatakan relatif tidak selalu
ibatasi sebagai penggunaan bahasa yang sempurna alam segala konteks, dalam semua keadaan, dalam semua situasi dan kondisi tertentu. Menurut Cummins
dan Macnamara bahwa kelemahan bilingual mungkin mengakibatkan gangguan kognitif, serta pembangunan linguistik, pendidikan bilingual menempatkan
anak-anak pada risiko kegagalan akademis atau delay, dan anak-anak bilingual mengalami gangguan kapasitas untuk belajar bahasa akan terganggu lebih jauh
jika terkena lebih dari satu bahasa, secara bersamaan.
29
Namun, kelemahan seperti ini tentunya dapat diselesaikan dengan proses pembelajaran yang
kontinuitas. Semakin bertambahnya kemampuan bahasa seorang anak akan membantu mengurangi kepasifan ini.
Sedangkan bilingual memiliki beberapa kelebihan dalam hal orientasi analisis bahasa mereka tampaknya cukup kuat. Vygostsky mengemukakan
bahwa “bilingualisme memungkinkan seorang anak untuk melihat bahasa
sebagai satu sistem tertentu di antara banyak, untuk melihat fenomena di bawah
kategori yang lebih umum, dan ini menyebabkan kesadaran operasi linguistiknya
”.
30
Dalam penelitian Ben-Zeen ditemukan bahwa pada tes ini
28
Henry Guntur Tarigan. Pengajaran Kedwibahasaan. Bndung: Angkasa. 2009. Cet. I. hal. 3-5
29
Jim Cummins, Bilingualism and Special Eucation: Issues in Assesment an Pedagogy, 1984, p.10
30
Colin Baker, Key Issues in Bilingualism and Bilingual Education,1988, p.31
Piaget, bilingual lebih responsif terhadap persepsi petunjuk dari monolinguals. Bilingual mengambil petunjuk lebih cepat, dan sekali diberikan umpan balik,
memperbaiki kesalahan mereka lebih cepat dari monolinguals. Merujuk pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa bilingual memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kekurangan lebih terlihat pada ketidakseimbangan pemakaian bahasa ibu dengan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua sehingga
terjadi gangguan penggunaan bahasa dikarenakan penggunaan lebih dari satu bahasa dalam waktu yang bersamaan. Namun, siswa bilingual mampu untuk
lebih responsif dan lebih peka terhadap komunikasi verbal, mereka cenderung lebih mudah tanggap dan memahami juga memberikan umpan balik terhadap
lawan bicara serta lebih kritis terhadap suatu masalah dan lebih cepat memperbaiki kesalahan mereka sendiri dibandingkan dengan monolinguals.
Sekolah yang menerapkan bilingual di Indonesia atau sering disebut dengan kelas Internasional ini biasanya hanya ditujukan bagi kaum elite dan intelektual
dan sekelompok masyarakat yang berduit dan mampu menyekolahkan anaknya ke sekolah bilingual ini karena biaya yang cukup banyak dibutuhkan dan
kualifikasi persyaratan yang cukup sulit dalam bilingual dibandingkan dengan kelas reguler lainnya.
C. Kerangka Berpikir
Ada beberapa masalah yang teridentifikasi oleh penulis diantaranya:
Penggunaan dua bahasa bilingual baru mulai digunakan pada tahun pelajaran 20092010, pemahaman dua bahasa bilingual terutama Indonesia-Inggris
kurang dapat direalisasikan dengan baik, penerapan dua bahasa bilingual belum efektif. kurang meratanya penerapan dua bahasa bilingual dalam
sekolah, kurangnya penguasaan keterampilan berbahasa secara akademik dalam bahasa pertamanya yaitu bahasa Indonesia, perencanaan program bilingual yang
kurang baik dan kurang efektif.