Multimedia Interaktif Berbasis Kontekstual

24 adalah pengetahuan konsep. Terdapat tujuh proses kognitif yang tergabung dalam proses memahami, yaitu: a Menafsirkan interpreting; menafsirkan terjadi ketika siswa mampu menkonversikan informasi dari satu bentuk ke bentuk lain, seperti informasi gambar diterjemahkanditafsirkan ke dalam kata-kata, kata-kata dalam gambar, angka ke dalam kata-kata maupun sebaliknya dan lain-lain. b Menggunakan contoh exemplifying; mengidentifikasi bagian-bagian utama dari sebuah konsep umum dan menggunakannya untuk membangun sebuah contoh spesifik. c Mengklasifikasi classifying; merupakan pelengkap proses exemplifying. Jika exemplifying dimulai dengan membangun contoh spesifik dari sebuah konsep umum, maka mengklasifikasi dimulai dengan contoh-contoh spesifik untuk membangun pemahaman yang lebih umum. d Meringkas summarizing; memahami dengan cara menuliskan kembali atau merangkum informasi yang telah dijelaskan. Isi rangkumannya adalah hal-hal yang dianggap penting seputar informasi atau pengetahuan tersebut. e Menyimpulkan inferring; membuat kesimpulan sendiri dari materi yang disampaikan secara ringkas sesuai dengan pemahaman siswa. f Membandingkan comparing; cara membandingkan ini digunakan untuk mengetahui perbedaan dan persamaan dari suatu konsep, masalah, peristiwa dan lain-lain. g Menjelaskan explaining; terjadi ketika siswa mampu membangun hubungan sebab akibat dari konsep atau materi yang telah dijelaskan. 43 3 Mengaplikasikan C 3 Mengaplikasikan adalah menerapkan pengetahuan yang telah didapat untuk berlatih dalam memecahkan masalah persoalan. Dalam kategori mengaplikasikan ini terdiri dari dua proses kognitif yaitu pelaksanaan executing dan penerapan implementing. 43 Ibid., h. 70-75 25 4 Menganalisis C 4 Merupakan proses dimana siswa mampu menghubungkan satu bagian dalam materi pelajaran tersebut dengan bagian lain. Proses kognitif menganalisis ini terbagi menjadi tiga yaitu, membedakan, mengorganisir dan menghubungkan. 44 5 Mengevaluasi C 5 Mengevaluasi didefinisikan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan kriteria atau patokan tertentu. Kriteria yang sering digunakan meliputi kualitas, afektivitas, efisiensi dan kekonsistenan. Dalam kategori evaluasi ini terdapat pengecekan checking dan mengkritisi critiquing. Pengecekan checking yaitu melakukan pengujian atas ketidakstabilan atau kegagalan dalam memecahkan suatu masalah. Melihat kembali dimana letak kesalahan yang terjadi atas konsep yang diajukan siswa. Ketika dikombinasikan dengan planning menerapkan, posisi evaluasi terletak pada menentukan seberapa baik suatu rencana yang telah dibuat dalam planningbisa diterapkan. Mengkritisi critiquing yaitu siswa mampu melihat kelebihan dan kekurangan suatu konsep dan membuat suatu dasar pertimbangan dari konsep yang dipelajari. Mengkritisi merupakan bagian dari cara berpikir kritis. 6 Menghasilkan Karya C 6 Create yaitu memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk utuh yang koheren dan baru atau membuat sesuatu yang orisinil. Untuk sebagian orang menghasilkan karya berarti produk yang dihasilkan itu berupa produk yang unik. Meskipun pada proses kognitif memahami, mengaplikasikan dan menganalisis siswa dituntut untuk dapat melihat hubungan yang terjadi antar elemen dari materi yang disajikan, tetapi pada proses create berbeda karena dalam proses ini yang akan dihasilkan dari seorang siswa bukan lagi pemahaman yang semakin jauh ataupun mampu memecahkan persoalan yang lebih rumit dari biasanya melainkan sudah dapat menciptakan suatu produk atau cara atau apapun itu. Kemampuan dalam menghasilkan karya ini merupakan kemampuan tertinggi yang dimiliki 44 Ibid., h. 77-79