Komponen Utama Contextual Teaching and Learning CTL

17 belajar atau tidak, apakah pengalaman siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa. Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu lebih ditekankan pada proses belajar bukan pada hasil belajar. 26 Penilaian autentikmemiliki karakteristik sebagai berikut: 27 a Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajran berlangsung b Bisa digunakna untuk formatif maupun somatif c Yang diukur keterampilan dan performasi, bukan mengingat fakta d Berkesinambungan e Terintegrasi f Dapat digunakan sebagai feedback

d. Tahap-Tahap Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL

Sebagaimana yang telah diungkapkan Trianto, secara garis besar langkah- langkah penerapan CTL dalam kelas adalah sebagai berikut: 28 1 Mengembangkan pemikiran siswa akan belajar lebih bermakna dengan carabekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuandan keterampilan barunya. 2 Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik 3 Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya 4 Menciptakan masyarakat belajar belajar dalam kelompok-kelompok 5 Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran 6 Melakukan refleksi di akhir pertemuan 7 Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara 26 Sanjaya, op.cit., h. 267. 27 Ibid., h. 119. 28 Ibid., h. 119. 18

e. Komponen-Komponen Contextual Teaching and Learning CTL

Sistem CTL mencakup delapan komponen berikut ini: 1 Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna Keterkaitan yang mengarah pada makna adalah inti dari pengajaran dan pembelajaran kontekstual. Ketika siswa mampu mengaitkan materi akademik dengan pengalaman sendiri, menemukan makna, dan makna memberi siswa alasan untuk belajar. Mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan seseorang membuat proses belajar menjadi hidup dan keterkaitan inilah inti dari CTL. 29 a Melakukan pekerjaan yang berarti CTL dikenal sebagai sistem pengajaran yang menghubungkan sekolah dengan dunia kerja. Mengaitkan pekerjaan dengan sekolah memberi para siswa alasan praktis untuk belajar berbagai hal, ilmu pengetahuan, pemasaran, atau matematika. CTL tidak hanya memberi siswa dorongan dari dunia nyata untuk menguasai materi akademik, tetapi juga kesempatan untuk mengembangkan diri sendiri. 30 b Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri Definisi CTL tentang pembelajaran mandiri sangat terkait pada pengertian “mandiri” itu sendiri. Siswa yang memiliki tipe seperti ini “mengatur diri sendiri”- memerintah diri sendiri. Siswa mengambil keputusan sendiri dan menerima tanggung jawab untuk itu. Pola belajar siswa juga “diatur”- maksudnya disesuaikan dan dilaksanakan dalam kaitannya dengan sesuatu yang lain. Siswa mengatur, menyesuaikan tindakan untuk mencapai tujuan penting tertentu. 31 Pembelajaran mandiri adalah suatu proses belajar yang mengajak siswa melakukan tindakan mandiri yang melibatkan terkadang satu orang, biasanya satu kelompok. Tindakan mandiri ini dirancang untuk menghubungkan pengetahuan akademik dengan kehidupan siswa sehari-hari secara sedemikian rupa untuk 29 Elaine. B. Johnson, Contextual Learning and Teaching, h. 90. 30 Ibid., h 121. 31 Ibid., h 152. 19 mencapai tujuan yang bermakna. Tujuan ini mungkin menghasilkan hasil yang nyata maupun tidak nyata. 32 c Bekerja sama Belajar dengan kerja sama, memungkinkan siswa untuk mendengarkan suara anggota kelompok lain. Pola belajar ini juga membantu siswa untuk menemukan berbagai macam cara pandang orang lain. Melalui kerjasama, siswa menyerap kebijaksanaan orang lain, dapat menumbuhkan toleransi dan perasaan mengasihi. Dengan bekerja bersama orang lain, siswa saling menukar pengalaman yang sempit dan pribadi sifatnya untuk mendapatkan konteks yang lebih luas berdasarkan pandangan tentang kenyataan yang lebih berkembang. 33 d Berpikir kritis dan kreatif Berpikir kritis merupakan sebuah proses kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang terorganisasi. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain.Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam. 34 Berpikir kreatif adalah kegiatan mental yang memupuk ide-ide asli dan pemahaman-pemahaman baru. Berpikir kreatif dan kritis memungkinkan siswa untuk mempelajari masalah secara sistematis, menghadapi banyak tantangan dengan cara yang terorganisasi, merumuskan pertanyaan inovatif, dan merancang solusi orisinal. 35 e Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang. Guru menciptakan lingkungan belajar yang membantu siswa tumbuh dan berkembang dengan mencontohkan sikap yang benar dan sifat-sifat intelektual, sopan santun, rasa belas kasih, saling menghormati, rajin, disiplin diri, dan semangat belajaryang diharapkan dari para siswa. Jika guru hidup seperti yang 32 Ibid., h.151-153. 33 Ibid., h.168-169. 34 Ibid., h.183-185. 35 Ibid., h.183. 20 dikatakan dan melakukan seperti yang diucapkan, maka guru menciptakan sebuah lingkungan yang mendukung pembelajaran. 36 f Mencapai standar yang tinggi Standar tinggi, yaitu standar muatan yang mewajibkan siswa bekerja keras dalam mengetahui dan menguasai suatu pengetahuan setelah menyelesaikan tugas, kegiatan, tugas praktik, atau setelah duduk di kelas tertentu. Dengan begitu, kata standar memiliki arti yang sama dengan tujuan, kompetensi, tujuan akademik, dan hasil. 37 g Menggunakan Penilaian yang autentik Sebagai bagian kecil dari keseluruhan sistem CTL, penilaian autentik berfokus pada tujuan, melibatkan pembelajaran secara langsung, mengharuskan membangun keterkaitan dan kerja sama, dan menanamkan tingkat berpikir yang lebih tinggi. Karena tugas yang diberikan dalam penilaian autentik mengharuskan penggunaan strategi tersebut, maka siswa bisa menunjukanpenguasaannya terhadap tujuan pelajaran dan pemahamannya yang dalam, saat yang bersamaan meningkatkan pengetahuan dan menemukan cara untuk memperbaiki diri. 38

f. Karakteristik Contextual Teaching and Learning CTL

Terdapat lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL, yaitu sebagai berikut: 1 Dalam CTL pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada activating knowledge, artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain. 2 Pembelajaran kontekstual adalah belajar untuk memperoleh dan menambah pengetahuan baru acquiring knowledge. 36 Ibid., h.239. 37 Ibid., h.261. 38 Ibid., h.288.