20
dikatakan dan melakukan seperti yang diucapkan, maka guru menciptakan sebuah lingkungan yang mendukung pembelajaran.
36
f Mencapai standar yang tinggi
Standar tinggi, yaitu standar muatan yang mewajibkan siswa bekerja keras dalam mengetahui dan menguasai suatu pengetahuan setelah menyelesaikan
tugas, kegiatan, tugas praktik, atau setelah duduk di kelas tertentu. Dengan begitu, kata standar memiliki arti yang sama dengan tujuan, kompetensi, tujuan
akademik, dan hasil.
37
g Menggunakan Penilaian yang autentik
Sebagai bagian kecil dari keseluruhan sistem CTL, penilaian autentik berfokus pada tujuan, melibatkan pembelajaran secara langsung, mengharuskan
membangun keterkaitan dan kerja sama, dan menanamkan tingkat berpikir yang lebih tinggi. Karena tugas yang diberikan dalam penilaian autentik mengharuskan
penggunaan strategi tersebut, maka siswa bisa menunjukanpenguasaannya terhadap tujuan pelajaran dan pemahamannya yang dalam, saat yang bersamaan
meningkatkan pengetahuan dan menemukan cara untuk memperbaiki diri.
38
f. Karakteristik Contextual Teaching and Learning CTL
Terdapat lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL, yaitu sebagai berikut:
1 Dalam CTL pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang
sudah ada activating knowledge, artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian
pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
2 Pembelajaran kontekstual adalah belajar untuk memperoleh dan menambah
pengetahuan baru acquiring knowledge.
36
Ibid., h.239.
37
Ibid., h.261.
38
Ibid., h.288.
21
3 Pemahaman pengetahuan understanding knowledge, artinya pengetahuan
yang diperoleh bukan untuk dihafal tapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan
yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan.
4 Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman tersebut applying knowledge
artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diterapkan dalam kehidupan siswa, sehingga terlihat perubahan perilaku
siswa. 5
Melakukan refleksi reflecting knowledge terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan
dan penyempurnaan strategi.
39
3. Multimedia Interaktif Berbasis Kontekstual
Multimedia interaktif berbasis kontekstual pada penelitian ini adalah multimedia interaktif yang isinya disusun berdasarkan tahap-tahap pendekatan
kontekstual contextual teaching and learning, yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, modelling, refleksi, dan penilaian otentik. Tetapi
format multimedia interaktif ini juga sama dengan multimedia interaktif pada umumnya yaitu meliputi, drill and practice, tutorial, permainan, simulasi,
penemuan discovery, dan pemecahan masalah problem solving. Multimedia interaktif ini berisi bagaimana siswa mampu menemukan
suatu konsep yang dipelajari dengan cara pengamatan yang dibuat secara simulasiflash melalui kerja kelompok, selain itu guru mengajak siswa untuk
bertanya dan merangsang siswa untuk ingin tahu lebih banyak tentang konsep yang dipelajari. Kemudian siswa harus mampu menyimpulkan hasil diskusi yang
dilakukan. Selian itu, penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran mampu
membuat suatu konsep yang bersifat abstrak menjadi nyata dengan visualisasi
39
WinaSanjaya, StrategiPembelajaranBerorientasiStandar Proses Pendidikan, Jakarta: KencanaPrenada Media Group, 2009, h. 254.