Karakteristik Contextual Teaching and Learning CTL

23 Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif , ranah afektif dan ranah psikomotoris. 41 Ketiga tingkatan itu dikenal dengan Bloom’s Taxonomy Taksonomi Bloom. Akan tetapi pada tahun 2001 dalam buku A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing A Revision of Bloom’s taxonomy of Educational Objectives, Lorin W. Anderson dan David R. Krathwol melakukan revisi mendasar mengenai klasifikasi kognitif yang pernah dikembangan oleh Bloom. Adapun revisi taksonomi Bloom antara lain, sebagai berikut: 1 Ranah Kognitif Di bawah ini merupakan penjabaran dari dimensi proses kognitif hasil revisi taksonomi Bloom: a Mengingat C 1 Mengingat merupakan tahapan paling sederhana dalam proses kognitif belajar. Mengingat berarti memanggil kembali pengetahuan yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang. Jenis pengetahuan yang relevan dengan kemampuan mengingat ini adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konsep, pengetahuan prosedural atau pengetahuan metakognitif. Mengingat pengetahuan pengetahuan yang telah disampaikan waktu lalu penting untuk menciptakan proses belajar yang penuh arti meaningful learning dan memecahkan masalah atau tugas-tugas yang lebih rumit. Di dalam kategori mengingat, terdapat dua proses yaitu pengenalan recognize dan pengingatan recall. 42 b Memahami C 2 Siswa dikatakan mengerti ketika mereka mampu membangun pemahaman dari pesan pengetahuan yang disampaikan baik lisan, tulisan dalam bentuk grafik maupun ketika penyampaian tersebut menggunakan media buku atau komputer sekalipun. Jenis pengetahuan yang membutuhkan proses memahami ini 41 Nana Sudjana, PenilaianHasil Proses Belajarmengajar, Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2009, h. 22. 42 W. Anderson dan David R. Krathwohl, A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objective, New York: Longman, 2001, h. 66. 24 adalah pengetahuan konsep. Terdapat tujuh proses kognitif yang tergabung dalam proses memahami, yaitu: a Menafsirkan interpreting; menafsirkan terjadi ketika siswa mampu menkonversikan informasi dari satu bentuk ke bentuk lain, seperti informasi gambar diterjemahkanditafsirkan ke dalam kata-kata, kata-kata dalam gambar, angka ke dalam kata-kata maupun sebaliknya dan lain-lain. b Menggunakan contoh exemplifying; mengidentifikasi bagian-bagian utama dari sebuah konsep umum dan menggunakannya untuk membangun sebuah contoh spesifik. c Mengklasifikasi classifying; merupakan pelengkap proses exemplifying. Jika exemplifying dimulai dengan membangun contoh spesifik dari sebuah konsep umum, maka mengklasifikasi dimulai dengan contoh-contoh spesifik untuk membangun pemahaman yang lebih umum. d Meringkas summarizing; memahami dengan cara menuliskan kembali atau merangkum informasi yang telah dijelaskan. Isi rangkumannya adalah hal-hal yang dianggap penting seputar informasi atau pengetahuan tersebut. e Menyimpulkan inferring; membuat kesimpulan sendiri dari materi yang disampaikan secara ringkas sesuai dengan pemahaman siswa. f Membandingkan comparing; cara membandingkan ini digunakan untuk mengetahui perbedaan dan persamaan dari suatu konsep, masalah, peristiwa dan lain-lain. g Menjelaskan explaining; terjadi ketika siswa mampu membangun hubungan sebab akibat dari konsep atau materi yang telah dijelaskan. 43 3 Mengaplikasikan C 3 Mengaplikasikan adalah menerapkan pengetahuan yang telah didapat untuk berlatih dalam memecahkan masalah persoalan. Dalam kategori mengaplikasikan ini terdiri dari dua proses kognitif yaitu pelaksanaan executing dan penerapan implementing. 43 Ibid., h. 70-75