Analisis Deskriptif Variabel Teknologi Budidaya Lada Petani

147 petani cenderung mengurangi penggunaan sarana produksi tersebut; rendahnya mutu bibit yang ditanam, sehingga produktivitas tanaman pun rendah; serta tingginya serangan hama dan penyakit akibat ketidaktahuan dan kurangnya pengendalian, yang berakibat banyaknya tanaman yang mati dan pada akhirnya mengurangi produksi.

6.3. Analisis Korelasi dan Regresi Linear Berganda

6.3.1. Model Regresi Linear Berganda

Regresi berganda perlu dilakukan karena pada kenyataannya harga jual X 1 , peluang usaha lain X 2 , ataupun teknologi budidaya lada petani X 3 tidak berpengaruh sendiri-sendiri terhadap produksi lada. Petani lada menghadapi situasi harga jual lada yang rendah, munculnya peluang usaha lain, dan rendahnya penerapan teknologi budidaya lada secara bersamaan, sehingga memaksa mereka untuk membuat pilihan-pilihan berdasarkan konsep opportunity cost biaya imbangan. Melalui analisis regresi linear berganda yang dilakukan didapat model regresi Y = -345,022 + 0,005 X 1 − 10,959 X 2 + 1.105,508 X 3 .

6.3.2. Uji Asumsi Linear Klasik Model Regresi Linear Berganda

Uji asumsi model linear klasik pada model regresi linear berganda meliputi uji multikolinearitas, normalitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. 1. Uji multikolinearitas Berdasarkan output SPSS 11,5 pada coefficients correlations model dikatakan tidak terdapat masalah, karena nilai korelasi antar variabel bebasnya berada diantara selang -0,70 hingga 0,7, dimana: o Untuk X 1 dan X 2 , nilai koefisien korelasinya sebesar -0,566. o Untuk X 1 dan X 3 , nilai koefisien korelasinya sebesar -0,668. o Untuk X 2 dan X 3 , nilai koefisien korelasinya sebesar 0,563. Selain itu, disimpulkan bahwa model terbebas dari masalah multikolinearitas karena: o Untuk X 1 , VIF 10 1,999 10. o Untuk X 2 , VIF 10 1,618 10. o Untuk X 3 , VIF 10 1,987 10. 148 Hasil uji multikolinearitas pada model regresi berganda selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7. 2. Uji normalitas Hasil perhitungan Uji Jarque-Bera menghasilkan nilai statistik Jarque- Bera sebesar 0,655635 dengan nilai probabilitas 0,720494. Saat dibandingkan, nilai probabilitas tersebut lebih besar dibandingkan taraf nyata α yang digunakan, dimana 0,720494 0,1. Hal tersebut menghasilkan kesimpulan residual pada model berdistribusi dengan normal atau asumsi normalitas pada model regresi linear terpenuhi. Hasil Uji Jarque-Bera selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8. 3. Uji heteroskedastisitas Hasil perhitungan Uji White menghasilkan nilai ObsR-squared sebesar 8,959030 dengan nilai probabilitas 0,441065. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dibandingkan taraf nyata α yang digunakan, dimana 0,441065 0,1, sehingga disimpulkan tidak terdapat heteroskedastisitas di dalam model. Hasil Uji White selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9. 4. Uji autokorelasi Hasil perhitungan Uji Breusch-Godfrey menghasilkan nilai ObsR- squared sebesar 2,584652 dengan nilai probabilitas 0,274631. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dibandingkan taraf nyata α yang digunakan, dimana 0,274631 0,1. Hal tersebut menghasilkan kesimpulan tidak terdapat autokorelasi di dalam model. Hasil Uji Breusch-Godfrey selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10.

6.3.3. Uji Hipotesis

Hasil analisis regresi linear berganda yang dijadikan acuan untuk melakukan uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 45. 149 Tabel 45. Hasil Analisis Korelasi dan Regresi Linear Berganda