Peluang Usaha Lain X

81 a Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan kebun kelapa sawit, dan memprioritaskan kebun kelapa sawit tersebut dalam pengusahaannya tidak lagi memprioritaskan usaha kebun lada Skor 2. b Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan kebun kelapa sawit, tetapi masih memprioritaskan kebun lada dalam pengusahaannya Skor 1. A.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani Adapun ukuran-ukuran untuk mengukur indikator ini antara lain: a Secara langsung mengurangi luasan areal tanam lada. Skor 3 a.1 Membuang seluruh tanaman lada yang dimiliki dan menggantinya dengan menanam tanaman kelapa sawit pada bekas areal tanam lada tersebut. a.2 Menjual seluruh areal lada yang dimiliki dikelola. b Secara tidak langsung mengurangi luasan areal tanam lada. Skor 2 b.1 Menumpangsarikan tanaman lada dengan tanaman kelapa sawit pada areal yang sama. b.2 Menjual beberapa bagian areal lada yang dimiliki dikelola. c Menghambat perkembangan luasan areal tanam lada. Skor 1 c.1 Membuka kebun kelapa sawit pada areal baru yang dimiliki dikelola oleh petani, dimana areal baru tersebut sebenarnya sesuai untuk digunakan sebagai areal tanam lada ekstensifikasi. d Tidak mengurangi atau menghambat perluasan areal tanam lada. Skor 0 B. Kebun karet Peluang usaha dari kebun karet ini juga dilihat dari indikator prioritas pengusahaan kebun lada karena dilakukannya alternatif usaha kebun lada dan pengaruh pengusahaan kebun karet tersebut terhadap 82 ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani, dimana dapat berpengaruh terhadap produksi lada, yaitu: B.1. Prioritas pengusahaan kebun lada Untuk mengukur prioritas usaha, ditentukan ukuran-ukuran. Adapun ukuran-ukuran tersebut adalah sebagai berikut: a Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan kebun karet, dan memprioritaskan kebun karet tersebut dalam pengusahaannya tidak lagi memprioritaskan usaha kebun lada Skor 2. b Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan kebun karet, tetapi masih memprioritaskan kebun lada dalam pengusahaannya Skor 1. B.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani Adapun ukuran-ukuran pada indikator ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani adalah sebagai berikut: a Secara langsung mengurangi luasan areal tanam lada. Skor 3 a.1 Membuang seluruh tanaman lada yang dimiliki dan menggantinya dengan menanam tanaman karet pada bekas areal tanam lada tersebut. a.2 Menjual seluruh areal lada yang dimiliki dikelola. b Secara tidak langsung mengurangi luasan areal tanam lada. Skor 2 b.1 Menumpangsarikan tanaman lada dengan tanaman karet pada areal yang sama. b.2 Menjual beberapa bagian areal lada yang dimiliki dikelola. c Menghambat perkembangan luasan areal tanam lada. Skor 1 c.1 Membuka kebun karet pada areal baru yang dimiliki dikelola oleh petani, dimana areal baru tersebut sebenarnya sesuai untuk digunakan sebagai areal tanam lada ekstensifikasi. 83 d Tidak mengurangi atau menghambat perluasan areal tanam lada. Skor 0 C. Usaha pertanian lainnya seperti kelapa, cokelat, cengkeh, jambu mete, kopi, aren, hortikultura, peternakan, dan lainnya Peluang usaha dari usaha pertanian lainnya ini juga dilihat dari indikator prioritas pengusahaan kebun lada tersebut, dibandingkan dengan usaha pertanian lain yang dilakukan dan pengaruh pengusahaan pertanian lain tersebut terhadap ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani, dimana dapat berpengaruh terhadap produksi lada, yaitu: C.1. Prioritas pengusahaan kebun lada Untuk mengukur prioritas usaha, ditentukan ukuran-ukuran. Adapun ukuran-ukuran tersebut adalah sebagai berikut: a Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan usaha pertanian lain, dan memprioritaskan usaha pertanian lainnya tersebut dalam pengusahaannya tidak lagi memprioritaskan usaha kebun lada Skor 2. b Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan usaha pertanian lainnya, tetapi masih memprioritaskan kebun lada dalam pengusahaannya Skor 1. C.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani Untuk mengukur hal tersebut ditentukan beberapa ukuran. Adapun ukuran-ukuran tersebut adalah sebagai berikut: a Secara langsung mengurangi luasan areal tanam lada. Skor 3 a.1 Membuang seluruh tanaman lada yang dimiliki dan menggantinya dengan mengusahakan komoditi pertanian lainnya pada bekas areal tanam lada tersebut. a.2 Menjual seluruh areal lada yang dimiliki dikelola. b Secara tidak langsung mengurangi luasan areal tanam lada. Skor 2 b.1 Menumpangsarikan tanaman lada dengan mengusahakan komoditi pertanian lainnya pada areal yang sama. 84 b.2 Menjual beberapa bagian areal lada yang dimiliki dikelola. c Menghambat perkembangan luasan areal tanam lada. Skor 1 c.1 Mengusahakan komoditi pertanian lainnya pada areal baru yang dimiliki dikelola oleh petani, dimana areal baru tersebut sebenarnya sesuai untuk digunakan sebagai areal tanam lada ekstensifikasi. d Tidak mengurangi atau menghambat perluasan areal tanam lada. Skor 0 2. Usaha nonpertanian A. Penambangan timah Peluang usaha dari penambangan timah ini dilihat dari indikator prioritas pengusahaan kebun lada dan pengaruh pengusahaan tambang timah tersebut terhadap ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani, dimana berpengaruh terhadap produksi lada, yaitu: A.1. Prioritas pengusahaan kebun lada Untuk mengukur prioritas usaha, ditentukan ukuran-ukuran. Adapun ukuran-ukuran tersebut adalah sebagai berikut: a Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan usaha penambangan timah, dan memprioritaskan usaha penambangan timah tersebut dalam pengusahaannya tidak lagi memprioritaskan usaha kebun lada Skor 2. b Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan usaha penambangan timah, tetapi masih memprioritaskan kebun lada dalam pengusahaannya Skor 1. A.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani Ukuran-ukuran yang digunakan dalam indikator ini adalah sebagai berikut: a Secara langsung mengurangi luasan areal tanam lada. Skor 3 a.1 Membuang seluruh tanaman lada yang dimiliki dan menggantinya dengan usaha penambangan timah pada 85 bekas areal tanam lada tersebut. a.2 Menjual seluruh areal lada yang dimiliki dikelola. b Secara tidak langsung mengurangi luasan areal tanam lada. Skor 2 b.1 Mengusahakan tanaman lada dengan penambangan timah pada areal yang sama. b.2 Menjual beberapa bagian areal lada yang dimiliki dikelola. c Menghambat perkembangan luasan areal tanam lada. Skor 1 c.1 Membuka usaha penambangan timah pada areal baru yang dimiliki dikelola oleh petani, dimana areal baru tersebut sebenarnya sesuai untuk digunakan sebagai areal tanam lada ekstensifikasi. d Tidak mengurangi atau menghambat perluasan areal tanam lada. Skor 0 B. Usaha lain seperti perdagangan, kerajinan, dan lainnya Peluang usaha dari usaha lain, seperti perdagangan, kerajinan, dan lainnya, juga dilihat dari indikator prioritas pengusahaan kebun lada dan ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani dengan adanya pengusahaan usaha lain tersebut, dimana dapat berpengaruh terhadap produksi lada, yaitu sebagai berikut: B.1. Prioritas pengusahaan kebun lada Untuk mengukur prioritas usaha, ditentukan ukuran-ukuran. Adapun ukuran-ukuran tersebut adalah sebagai berikut: a Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan usaha lain, dan memprioritaskan usaha lain tersebut dalam pengusahaannya tidak lagi memprioritaskan usaha kebun lada Skor 2. b Mendiversifikasi usaha kebun lada yang dimiliki dengan usaha lain, tetapi masih memprioritaskan kebun lada dalam pengusahaannya Skor 1. 86 B.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani Ukuran-ukuran yang digunakan dalam indikator ini adalah sebagai berikut: a Secara langsung mengurangi luasan areal tanam lada. Skor 3 a.1 Membuang seluruh tanaman lada yang dimiliki dan menggantinya sebagai tempat usaha usaha lain pada bekas areal tanam lada tersebut. a.2 Menjual seluruh areal lada yang dimiliki dikelola. b Secara tidak langsung mengurangi luasan areal tanam lada. Skor 2 b.1 Mengusahakan tanaman lada dengan usaha lain pada areal yang sama. b.2 Menjual beberapa bagian areal lada yang dimiliki dikelola. c Menghambat perkembangan luasan areal tanam lada. Skor 1 c.1 Membuka tempat usaha lain pada areal baru yang dimiliki dikelola oleh petani, dimana areal baru tersebut sebenarnya sesuai untuk digunakan sebagai areal tanam lada ekstensifikasi. d Tidak mengurangi atau menghambat perluasan areal tanam lada. Skor 0 Variabel peluang usaha lain, dimensi-dimensi, indikator-indikator, dan pengukurannya dapat dilihat pada Tabel 15. 87 Tabel 15. Kisi-kisi Instrumen Variabel Peluang Usaha Lain X 2 Variabel Dimensi Indikator Pilihan Jawaban Skor Peluang Usaha Lain 1. Usaha tanaman pertanian lain A. Kebun kelapa sawit A.1. Prioritas pengusahaan kebun lada a 2 b 1 A.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani a a.1 atau a.2 3 b b.1 atau b.2 2 c c.1 1 d Keterangan: Deskripsi pilihan jawaban selengkapnya dapat dilihat pada uraian sebelumnya 88 Lanjutan Tabel 15 Variabel Dimensi Indikator Pilihan Jawaban Skor Peluang Usaha Lain 1. Usaha tanaman pertanian lain B. Kebun karet B.1. Prioritas pengusahaan kebun lada a 2 b 1 B.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani a a.1 atau a.2 3 b b.1 atau b.2 2 c c.1 1 d Keterangan: Deskripsi pilihan jawaban selengkapnya dapat dilihat pada uraian sebelumnya 89 Lanjutan Tabel 15 Variabel Dimensi Indikator Pilihan Jawaban Skor Peluang Usaha Lain 1. Usaha pertanian lain C. Usaha pertanian lainnya seperti kelapa, cokelat, cengkeh, jambu mete, kopi, aren, hortikultura, peternakan, dan lainnya C.1. Prioritas pengusahaan kebun lada a 2 b 1 C.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani a a.1 atau a.2 3 b b.1 atau b.2 2 c c.1 1 d Keterangan: Deskripsi pilihan jawaban selengkapnya dapat dilihat pada uraian sebelumnya 90 Lanjutan Tabel 15 Variabel Dimensi Indikator Pilihan Jawaban Skor Peluang Usaha Lain 2. Usaha nonpertanian A. Penambangan timah A.1. Prioritas pengusahaan kebun lada a 2 b 1 A.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani a a.1 atau a.2 3 b b.1 atau b.2 2 c c.1 1 d Keterangan: Deskripsi pilihan jawaban selengkapnya dapat dilihat pada uraian sebelumnya 91 Lanjutan Tabel 15 Variabel Dimensi Indikator Pilihan Jawaban Skor Peluang Usaha Lain 2. Usaha nonpertanian B. Usaha lain seperti perdagangan, kerajinan, dan lainnya B.1. Prioritas pengusahaan kebun lada a 2 b 1 B.2. Ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani a a.1 atau a.2 3 b b.1 atau b.2 2 c c.1 1 d Keterangan: Deskripsi pilihan jawaban selengkapnya dapat dilihat pada uraian sebelumnya 92

4.8.4. Teknologi Budidaya Lada Petani X

3 Teknologi budidaya lada petani adalah perilaku petani lada dalam melaksanakan teknis atau cara teknologi membudidayakan tanaman ladanya. Jadi yang dimaksud dengan teknologi budidaya lada dalam hal ini adalah cara membudidayakan lada oleh petani, mulai dari persiapan lahan, penyediaan bibit, persiapan panjatan junjung, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, sampai panen, sehingga pendekatan penilaian teknologi budidaya yang dilakukan oleh petani didekati dari perlakuan yang mereka lakukan dari kedelapan proses tersebut. Teknologi budidaya lada petani menjadi satu variabel, yang diduga berpengaruh terhadap produksi lada yang dihasilkan petani. Penerapan teknologi yang dikaji adalah penerapan teknologi yang dilakukan oleh petani lada, selama tahun 2009. Variabel ini menggambarkan perilaku petani dalam membudidayakan tanaman ladanya, terutama terhadap kesesuaian teknis budidaya yang telah dilakukan oleh petani lada dengan kriteria-kriteria persyaratan budidaya tanaman lada yang baik. Variabel ini menggunakan dimensi yang sesuai dengan proses budidaya tersebut, yaitu dimensi persiapan lahan, penyediaan bibit, persiapan panjatan junjung, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, serta panen. Dari masing-masing dimensi tersebut, ditetapkan indikator-indikator, sebagai dasar pengukuran penetapan skor. Total skor dari variabel ini diperoleh dari penjumlahan seluruh pengukuran skor yang diberikan pada setiap indikator, untuk seluruh dimensi. Indikator untuk setiap dimensi, termasuk pengukurannya, diuraikan sebagai berikut: 1. Persiapan lahan Persiapan lahan adalah upaya yang dilakukan petani secara teknis dalam pembersihan lahan, pengolahan tanah pertama dan kedua, pembuatan bedengan, dan pembuatan lubang tanam. Oleh karena itu, untuk melihat teknologi budidaya lada dari sisi persiapan lahan digunakan indikator pembersihan lahan, pengolahan tanah pertama dan kedua, pembuatan bedengan, dan pembuatan lubang tanam. 93 Indikator pembersihan lahan adalah upaya petani secara teknis untuk membersihkan lahan dari gulma, semak, alang-alang, dan pepohonan lain kecil ataupun besar, sampai ke akar-akarnya, baik secara kimiawi, maupun secara manual. Indikator pengolahan tanah pertama adalah upaya petani secara teknis mengolah tanah dengan mencangkul, mentraktor, atau membajak tanah sesuai kondisi lahan, yang kemudiaan tanah tersebut dibiarkan selama dua minggu dan selanjutnya digaru; meratakan dan membagi tanah menjadi beberapa petakan misalnya 5 x 5 m 2 dengan derajat kemiringan optimum tanah sekitar 15°, yang dikelilingi jalan lebar sekitar 1 m dan parit drainase kedalaman sekitar 30-60 cm dan lebar sekitar 20-50 cm, dengan posisi melintang terhadap kemiringan tanah; serta membuat teras lebar sekitar 200 cm dan rorakan dibuat setiap 12-24 cm dengan ukuran sekitar panjang 2-4 m, lebar 20 cm, dan kedalaman 20 cm pada lahan yang miring lebih dari 15°. Indikator pengolahan tanah kedua adalah upaya petani secara teknis dengan mencangkul tanah lapisan atas lapisan pertama sekitar sedalam 15- 20 cm dan lebar 50 cm, lalu disisihkan ke samping; mencangkul tanah lapisan berikutnya lapisan kedua hingga gembur, setelah sebelumnya tanah lapisan atas disisihkan sementara ke samping; memasukkan pupuk organik atau fosfat pupuk dasar pada tanah lapisan kedua yang telah gembur; dan mengembalikan tanah lapisan atas lapisan pertama ke atas tanah lapisan kedua. Indikator pembuatan bedengan adalah upaya petani secara teknis membuat bedengan, khususnya pada lahan datar atau agak miring dengan membuat guludan-guludan ketinggian sekitar 30 cm, yang antar guludan diberi jarak sekitar 2 m. Indikator pembuatan lubang tanam adalah upaya petani secara teknis membuat lubang tanam ukuran bagian atas sekitar 35 x 35 cm 2 sampai 40 x 40 cm 2 , sementara bagian bawah menyempit atau berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sekitar 45 x 45 x 45 cm 3 sampai 75 x 75 x 75 cm 3 di tengah bedengan; mengatur jarak tanam antar lubang, jika digunakan panjatan junjung hidup, maka jarak antar lubang sekitar 2,5-3 m, dan jika panjatan 94 junjung mati, maka jarak antar lubang sekitar 2 m; menutup menimbun lubang tanam dengan tanah hasil galiannya atau tanah lain yang dicampurkan dengan pupuk kandang; dan membiarkan lubang tanam sekitar 30-40 hari sebelum dilakukan penanaman bibit tanaman lada. Adapun pengukuran dari setiap indikator dimensi persiapan lahan ini, yaitu: a. Pembersihan lahan Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis; Skor 0: Tidak dilakukan. b. Pengolahan tanah pertama Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis; Skor 0: Tidak dilakukan. c. Pengolahan tanah kedua Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis; Skor 0: Tidak dilakukan. d. Pembuatan bedengan Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis; Skor 0: Tidak dilakukan. e. Pembuatan lubang tanam Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis; Skor 0: Tidak dilakukan. 2. Penyediaan bibit Penyediaan bibit adalah upaya petani secara teknis dalam memperoleh dan memilih bibit berkualitas baik, murah, dan tepat, melalui cara setek yang praktis, efisien, dan menghasilkan bibit yang sama dengan indukan, dengan menjamin kemurnian tanaman, memilih indukan bibit yang sehat, dan memilih ukuran setek yang siap tanam. Oleh karena itu, untuk melihat teknologi budidaya lada dari dimensi penyediaan bibit ditetapkan indikator menjamin kemurnian tanaman, memilih indukan bibit yang sehat, dan memilih ukuran setek yang siap tanam. Indikator menjamin kemurnian tanaman mengandung arti bahwa petani mengupayakan agar setek diambil langsung dari induk asli tanaman