Teknologi Budidaya Lada Petani X
94 junjung mati, maka jarak antar lubang sekitar 2 m; menutup menimbun
lubang tanam dengan tanah hasil galiannya atau tanah lain yang dicampurkan dengan pupuk kandang; dan membiarkan lubang tanam sekitar
30-40 hari sebelum dilakukan penanaman bibit tanaman lada. Adapun pengukuran dari setiap indikator dimensi persiapan lahan ini,
yaitu: a. Pembersihan lahan
Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis; Skor 0: Tidak dilakukan.
b. Pengolahan tanah pertama Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai
teknis; Skor 0: Tidak dilakukan. c. Pengolahan tanah kedua
Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis; Skor 0: Tidak dilakukan.
d. Pembuatan bedengan Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai
teknis; Skor 0: Tidak dilakukan. e. Pembuatan lubang tanam
Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis; Skor 0: Tidak dilakukan.
2. Penyediaan bibit Penyediaan bibit adalah upaya petani secara teknis dalam memperoleh
dan memilih bibit berkualitas baik, murah, dan tepat, melalui cara setek yang praktis, efisien, dan menghasilkan bibit yang sama dengan indukan, dengan
menjamin kemurnian tanaman, memilih indukan bibit yang sehat, dan memilih ukuran setek yang siap tanam. Oleh karena itu, untuk melihat teknologi
budidaya lada dari dimensi penyediaan bibit ditetapkan indikator menjamin kemurnian tanaman, memilih indukan bibit yang sehat, dan memilih ukuran
setek yang siap tanam. Indikator menjamin kemurnian tanaman mengandung arti bahwa
petani mengupayakan agar setek diambil langsung dari induk asli tanaman
95 lada dari varietas jenis yang sesuai dengan karakteristik wilayah setempat,
diusahakan setek pertama dari induk tersebut, dan berasal dari sulur panjat bukan sulur gantung atau sulur cacing. Adapun beberapa varietas tanaman
lada yang sesuai dan telah di budidayakan di Bangka Belitung antara lain varietas Bangka Muntok, Lampung, Lampung Daun Lebar LDL, Merapin,
Daun Kurai, Jambi, Petaling 1, dan Petaling 2. Indikator memilih indukan bibit yang sehat mengandung arti bahwa
petani mengupayakan agar tanaman lada yang dijadikan induk setek tidak terserang penyakit, berbentuk kekar, berdaun hijau mulus tidak ada tanda-
tanda menguning, berbuku mulus, dan tidak berlubang bekas serangan serangga; minimal sudah berumur dua tahun tetapi kurang dari tiga tahun,
telah dipangkas pertama saat umur 8-10 bulan, dan dipangkas kedua pada umur 18-20 bulan; serta kondisinya subur.
Indikator memilih ukuran setek yang siap tanam merupakan upaya petani dalam menyediakan ukuran setek bibit yang sesuai untuk di tanam di
kebun, yaitu tujuh ruas, baik yang diperoleh melalui setek satu ruas, maupun tujuh ruas.
Adapun pengukuran dari setiap indikator dimensi penyediaan bibit ini, yaitu:
a. Menjamin kemurnian tanaman Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai
teknis; Skor 0: Tidak dilakukan. b. Memilih indukan bibit yang sehat
Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis; Skor 0: Tidak dilakukan.
c. Memilih ukuran setek yang siap tanam Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai
teknis; Skor 0: Tidak dilakukan. 3. Persiapan panjatan junjung
Persiapan panjatan adalah upaya petani secara teknis dalam mempersiapkan panjatan bagi tanaman lada, yang meliputi kegiatan memilih
jenis panjatan, menanam panjatan, dan mengganti meremajakan panjatan.
96 Berdasarkan kegiatan tersebut, untuk melihat dimensi persiapan panjatan ini
digunakan indikator memilih jenis panjatan, menanam panjatan, dan mengganti meremajakan panjatan.
Indikator memilih jenis panjatan memperlihatkan upaya petani dalam memilih jenis panjatan yang baik dan tidak asalan untuk tanaman ladanya,
yaitu dapat berupa panjatan hidup atau panjatan mati. Panjatan hidup dapat berupa pohon dadap Erythrina fuscca, lamtoro gung, kapok Ceiba
pentandra , dan kalikiria Glyricidia maculata, dengan panjang sekitar 1-2 m
dan diameter sekitar 5 cm. Sedangkan panjatan mati dapat berupa kayu mendaru, kayu melangir, kayu gelam, kayu belian kayu ulin atau kayu besi,
dan tiang beton. Panjang untuk panjatan mati sementara sekitar 1,5-2,2 m dan diameter sekitar 10-15 cm. Panjang untuk panjatan mati permanen kayu
sekitar 2,5-3,6 m dan diameter sekitar 15-20 cm, sedangkan jika menggunakan beton panjangnya sekitar 2 m dengan diameter yang sama.
Indikator menanam panjatan memperlihatkan upaya petani secara teknis dalam menanam panjatan lada yang telah dipilih jenisnya dan tersedia.
Tanaman panjatan hidup yang pertumbuhannya lama dan lambat membesar, ditanam sebelum bibit lada ditanam, sedangkan yang cepat tumbuh dan besar,
ditanam bersamaan dengan penanaman bibit lada, di tengah-tengah bedengan guludan dan berdekatan dengan lubang tanam, yaitu sekitar 10-20 cm di
sebelah utara atau selatan sisi lubang tanam, dengan kedalaman tanam sekitar 30-50 cm. Panjatan sementara ditanam sebelum atau bersamaan dengan
penanaman tanaman lada, di sisi utara atau selatan lubang tanaman lada dengan jarak sekitar 10-20 cm dan kedalaman tanam sekitar 20 cm. Panjatan
permanen ditancapkan ditanam ke tanah pada jarak sekitar 50 cm dari titik pusat batang tanaman lada di sebelah utara atau selatan, dengan kedalaman
penanaman sekitar 50-60 cm. Indikator mengganti meremajakan dan memangkas panjatan, sesuai
dengan jenis panjatan yang digunakan menunjukkan upaya petani melakukan penggantian panjatan dan memangkas panjatan, dimana jika petani
menggunakan panjatan hidup, maka dilakukan pemangkasan dan penggantian panjatan yang mati atau terkena penyakit, sedangkan jika menggunakan
97 panjatan mati, maka dilakukan penggantian, dari panjatan sementara ke
panjatan permanen atau saat panjatan mati tersebut mengalami kerusakan, sesuai dengan tatacara dan persyaratan. Pemangkasan panjatan hidup
dilakukan 2-3 kali dalam setahun, dimana pada musim hujan dilakukan pemangkasan dalam dan pada musim kemarau dilakukan pemangkasan
seperlunya. Pengukuran yang ditetapkan untuk mengukur indikator-indikator pada
dimensi persiapan junjung ini adalah sebagai berikut: a. Memilih jenis panjatan
Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis; Skor 0: Tidak dilakukan.
b. Menanam panjatan Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai
teknis; Skor 0: Tidak dilakukan. c. Mengganti meremajakan dan memangkas panjatan, sesuai dengan jenis
panjatan yang digunakan Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai
teknis; Skor 0: Tidak dilakukan. 4. Penanaman
Penanaman merupakan upaya petani menanam bibit lada, baik dari hasil persemaian setek satu ruas, maupun persiapan bibit setek tujuh ruas,
dengan teknis yang baik, yang meliputi kegiatan membuat lubang tanam baru; menanam bibit; menentukan jumlah bibit yang ditanam; menutup kembali
lubang tanam baru; mengikatkan bibit ke panjatan; melindungi bibit; serta menjaga kelembaban tanah di sekitar bibit. Berdasarkan kegiatan-kegiatan
tersebut, ditetapkan indikator-indikator untuk melihat dimensi penanaman, yaitu membuat lubang tanam baru, menentukan jumlah bibit yang ditanam,
menanam bibit, menutup kembali lubang tanam baru, mengikatkan bibit ke panjatan, melindungi bibit, dan menjaga kelembaban tanah di sekitar bibit.
Indikator membuat lubang tanam baru menjelaskan upaya teknis petani untuk membuat lubang tanam baru dengan ukuran sekitar 20 x 20 cm
2
dan kedalaman 20-30 cm pada galian lubang tanam lama yang telah dibuat dan
98 ditutup kembali saat proses persiapan lahan sebelumnya, untuk menanam bibit
tanaman lada yang telah disediakan, dengan posisi di sebelah utara atau selatan panjatan.
Indikator menentukan jumlah bibit yang ditanam menjelaskan upaya petani dalam menentukan jumlah bibit setek yang ditanam di dalam satu
lubang tanam per lubang tanam, yaitu dengan menanam minimal 2-3 buah setek dalam satu lubang tanam.
Indikator menanam bibit menjelaskan upaya teknis petani dalam menanam bibit tanaman lada pada lubang tanamnya, yaitu memasukkan setek
yang berukuran tujuh ruas, dengan ketentuan empat ruas daun dan cabang dibuang di dalam lubang tanam, sedangkan tiga ruas daun dan cabang
dibiarkan lainnya di atas permukaan tanah yang diarahkan ke tiang panjat dengan sudut sekitar 45°.
Indikator menutup kembali lubang tanam baru menjelaskan teknis yang dilakukan petani setelah bibit tanaman lada ditanam pada lubang tanam,
yaitu dengan menutup kembali lubang tanam tersebut dengan tanah halus, yang agak ditekan dan dibuat agak cembung, sehingga posisi bibit stabil.
Indikator mengikatkan bibit ke panjatan menjelaskan teknis yang perlu dilakukan petani setelah bibit selesai ditanam, yaitu mengikatkan sisi ruas
setek di bagian luar lubang tanam pada panjatan yang telah disediakan, dengan menggunakan tali; dilakukan dengan hati-hati; diikat tidak terlalu kuat atau
dililitkan saja, sehingga dapat lepas sendiri; dan diikat hingga ketinggian tanaman mencapai 1-1,5 m.
Indikator melindungi bibit menjelaskan teknis yang dilakukan petani melindungi bibit lada yang telah selesai ditanam dan diikatkan ke panjatan
agar tidak mati, dengan cara diberi pelindung, seperti atap, alang-alang, pakis andam, atau resam.
Indikator menjaga kelembaban tanah di sekitar bibit menjelaskan teknis yang dilakukan petani untuk menjaga kelembaban tanah di sekitar bibit
tanaman lada yang ditanam, dengan cara menutupi tanah di sekitar bibit dengan mulsa dan disiram secukupnya secara teratur setiap hari pagi dan
sore, hingga tumbuh tunas muda.
99 Adapun pengukuran yang ditetapkan untuk mengukur indikator-
indikator pada dimensi penanaman ini, yaitu: a. Membuat lubang tanam baru
Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis; Skor 0: Tidak dilakukan.
b. Menentukan jumlah bibit yang ditanam Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai
teknis; Skor 0: Tidak dilakukan. c. Menanam bibit
Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis; Skor 0: Tidak dilakukan.
d. Menutup kembali lubang tanam baru Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai
teknis; Skor 0: Tidak dilakukan. e. Mengikatkan bibit ke panjatan
Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis; Skor 0: Tidak dilakukan.
f. Melindungi bibit Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai
teknis; Skor 0: Tidak dilakukan. g. Menjaga kelembaban tanah di sekitar bibit
Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis; Skor 0: Tidak dilakukan.
5. Pemupukan Pemupukan adalah upaya yang dilakukan petani untuk mencegah
kemunduran fisik dan kimiawi tanah pada lahan, yang meliputi kegiatan menentukan jenis pupuk, menentukan dosis pupuk, serta menentukan waktu
dan frekuensi pemupukan. Jenis, dosis, waktu, dan frekuensi pemupukan memiliki keterkaitan, karena jenis dan dosis pupuk tertentu diberikan pada
waktu dan dengan frekuensi yang tertentu pula, sehingga penggunaan pupuk dapat mendukung produksi dengan optimal. Pemupukan utama tanaman lada
dilakukan empat tahap, yaitu pemupukan dasar, pemupukan pada umur 3-12
100 bulan, pemupukan pada umur 13-24 bulan, dan pemupukan pada umur lebih
dari 24 bulan, dengan dosis pupuk yang berbeda. Oleh karena itu, ditetapkan indikator pemupukan dasar, pemupukan pada umur 3-12 bulan, pemupukan
pada umur 13-24 bulan, dan pemupukan pada umur lebih dari 24 bulan, untuk melihat dimensi pemupukan.
Indikator pemupukan dasar adalah upaya teknis petani memupuk tanaman ladanya, pada waktu persiapan lahan, sebagai pupuk dasar,
menggunakan pupuk organik pupuk kandang, kompos, atau tanah bakaran humus dengan dosis 5-10 kg per lubang tanam.
Indikator pemupukan pada umur 3-12 bulan adalah upaya teknis petani memupuk tanaman ladanya, pada saat tanaman berumur 3-12 bulan, sesuai
dengan panjatan yang digunakan, yang secara rinci dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Jenis, Dosis, Waktu, dan Frekuensi Pemupukan Tanaman Lada pada
Umur 3-12 Bulan
Jenis Panjatan
Dosis grampohon Keterangan
Urea TSP
KCL Dolomit
Hidup 15
15 15
100 Pupuk diberikan empat kali setahun, mulai awal musim hujan, dengan
interval 30-40
hari. Dolomit
diberikan bersamaan
dengan pemupukan pertama.
Mati 25
25 25
100
Sumber: Rismunandar 2007 Diolah
Pemberian pupuk dilakukan dengan cara mencampur beberapa jenis pupuk tersebut, kemudian menaburkannya ke dalam parit kecil yang dibuat
tepat di bawah lingkaran tajuk dengan kedalaman sekitar 30-40 cm. Indikator pemupukan pada umur 13-24 bulan adalah upaya teknis
petani memupuk tanaman ladanya, pada saat tanaman berumur 13-24 bulan, sesuai dengan panjatan yang digunakan, yang secara rinci dapat dilihat pada
Tabel 17.
101
Tabel 17.
Jenis, Dosis, Waktu, dan Frekuensi Pemupukan Tanaman Lada pada Umur 13-24 Bulan
Jenis Panjatan
Dosis grampohon Keterangan
Urea TSP
KCL Dolomit
Hidup 30
30 30
200 Pupuk diberikan empat kali setahun, mulai awal musim hujan, dengan
interval 30-40
hari. Dolomit
diberikan bersamaan
dengan pemupukan pertama.
Mati 50
50 50
200
Sumber: Rismunandar 2007 Diolah
Pemberian pupuk dilakukan dengan cara mencampur beberapa jenis pupuk tersebut, kemudian menaburkannya ke dalam parit kecil yang dibuat
tepat di bawah lingkaran tajuk dengan kedalaman sekitar 30-40 cm. Indikator pemupukan pada umur lebih dari 24 bulan adalah upaya
teknis petani memupuk tanaman ladanya, pada saat tanaman berumur lebih dari 24 bulan, sesuai dengan panjatan yang digunakan, yaitu diberikan tiga
kali, selang 30-49 hari, secara berturut-turut setelah panen, yang secara rinci dapat dilihat pada Tabel 18 dan Tabel 19.
Tabel 18. Jenis, Dosis, Waktu, dan Frekuensi Pemupukan Tanaman Lada dengan
Panjatan Hidup pada Umur Lebih dari 24 Bulan
Waktu Pemberian
Dosis grampohon Keterangan
Urea TSP
KCL Dolomit
1.SeptOkt 200
200 200
500 Interval pemupukan 30-49 hari secara berturut-turut.
2.NovDes 150
150 150
- 3.FebMar
100 100
100 -
Keterangan: Frekuensi pemberian tiga kali disesuaikan dengan waktu panen Feb: Februari
Sept: September Nov: November Mar: Maret
Okt: Oktober Des: Desember Sumber: Rismunandar 2007 Diolah
102
Tabel 19.
Jenis, Dosis, Waktu, dan Frekuensi Pemupukan Tanaman Lada dengan Panjatan Mati pada Umur Lebih dari 24 Bulan
Waktu Pemberian
Dosis grampohon Keterangan
Urea TSP
KCL Dolomit
1.SeptOkt 350
350 350
500 Interval pemupukan 30-49 hari secara berturut-turut.
2.NovDes 250
250 250
- 3.FebMar
150 150
150 -
Keterangan: Frekuensi pemberian tiga kali disesuaikan dengan waktu panen Feb: Februari
Sept: September Nov: November Mar: Maret
Okt: Oktober Des: Desember Sumber: Rismunandar 2007 Diolah
Pemberian pupuk dilakukan dengan cara mencampur beberapa jenis pupuk tersebut, kemudian menaburkannya ke dalam parit kecil yang dibuat
tepat di bawah lingkaran tajuk dengan kedalaman sekitar 30-40 cm. Adapun pengukuran dimensi pemupukan, yang dilihat melalui
indikator-indikator tersebut, yaitu: a. Pemupukan dasar
Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis; Skor 0: Tidak dilakukan.
b. Pemupukan pada umur 3-12 bulan Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai
teknis; Skor 0: Tidak dilakukan. c. Pemupukan pada umur 13-24 bulan
Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis; Skor 0: Tidak dilakukan.
d. Pemupukan pada umur lebih dari 24 bulan Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai
teknis; Skor 0: Tidak dilakukan. 6. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah upaya teknis petani secara keseluruhan antara lain untuk mengoptimalkan kondisi lingkungan dan produksi, serta menjaga
kondisi lahan dan tanaman lada, yang kegiatannya terdiri atas menjaga kondisi lahan, mengatur pertumbuhan tanaman pada panjatan, memangkas tanaman,
103 dan menyulam bibit atau tanaman dewasa yang mati. Oleh karena itu, untuk
melihat dimensi pemeliharaan, ditetapkan indikator menjaga kondisi lahan, mengatur pertumbuhan tanaman pada panjatan, memangkas tanaman, serta
menyulam bibit atau tanaman dewasa yang mati. Indikator menjaga kondisi lahan adalah upaya petani secara teknis
menjaga kondisi lahan kebun tanaman ladanya, yaitu dengan memperhatikan fungsi pembuangan air drainase, mencegah erosi dan kerusakan teras untuk
lahan yang miring, membersihkan kebun dari gulma yang mengganggu, dan menggemburkan tanah setelah panen.
Indikator memangkas tanaman adalah upaya petani secara teknis memangkas tanaman lada yaitu dengan memangkas batang pokok tanaman
lada yang berumur lewat dari delapan bulan setelah tanaman lada menutupi 23 bagian panjatan, termasuk cabang dan ranting, sehingga hanya tertinggal
sekitar 30 cm, serta memilih sekitar 12 cabang tunas air yang tumbuh pada cabang orthotrop, yang pertumbuhannya kuat, dan mengikatkannya pada
panjatan; memangkas ujung sulur orthotrop tersebut tiga kali atau tujuh 7-8 kali berturut-turut, sebelum atau mencapai ketinggian maksimum; dan
memangkas cabang orthotrop yang bergantungan sulur gantung, di bagian bawah batang pokok sulur cacing atau tanah, dan di ujung atas tiang panjat,
sebelum tanaman berumur tujuh tahun. Indikator menyulam bibit memperlihatkan upaya petani secara teknis
untuk mengganti bibit tanaman lada yang mati saat penanaman. Jika terdapat bibit yang mati, segera disulam diganti dengan bibit cadangan, yang telah
disediakan sebelumnya sesuai dengan teknis penyediaan bibit. Indikator menyulam tanaman dewasa yang mati adalah upaya petani
secara teknis untuk mengganti tanaman lada dewasa yang mati. Penyulaman tanaman yang telah dewasa dilakukan dengan cara melepas tanaman lada yang
berdekatan dengan tanaman lada yang mati merupakan cabang orthotrop, punya cabang lebih dari 2-4 cabang batang dan panjangnya sudah lebih dari
2,5 m dari panjatannya, kemudian dibenamkan pada saluran yang dibuat menuju panjatan tanaman lada mati atau yang akan disulam tersebut, dimana
cabang-cabang dari cabang orthotrop yang terpendam dalam saluran tersebut
104 harus dipotong, begitu pun daun-daunnya. Bagian pucuk tanaman lada
sulaman tersebut ditinggalkan 2-3 cabang dan diikatkan pada panjatan tanaman lada yang telah mati tersebut, sesuai dengan teknis.
Adapun pengukuran yang ditetapkan berdasarkan indikator-indikator yang ada pada dimensi pemeliharaan, yaitu:
a. Menjaga kondisi lahan Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai
teknis; Skor 0: Tidak dilakukan. b. Memangkas tanaman
Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis; Skor 0: Tidak dilakukan.
c. Menyulam bibit yang mati Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai
teknis; Skor 0: Tidak dilakukan. d. Menyulam tanaman dewasa yang mati
Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis; Skor 0: Tidak dilakukan.
7. Pengendalian hama dan penyakit tanaman Pengendalian hama dan penyakit tanaman adalah upaya petani secara
teknis dalam mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman ladanya, yaitu dengan mencegah serangan hama dan penyakit dan
menanggulangi setelah terjadi atau pada saat serangan hama dan penyakit tinggi. Berdasarkan upaya-upaya tersebut, maka untuk melihat dimensi
pengendalian hama dan penyakit ditetapkan indikator mencegah dan menanggulangi setelah terjadi atau pada saat serangan hama dan penyakit
tinggi. Indikator mencegah serangan hama dan penyakit adalah upaya petani
secara teknis dalam mengendalikan hama dan penyakit, sebelum terjadinya serangan, yang dilakukan dengan menanam varietas tanaman lada yang
toleran terhadap serangan hama dan penyakit tertentu, terutama yang mewabah di daerah penanaman lada tersebut; memilih bahan tanaman yang
sehat; melakukan penyiangan terbatas bobokor secara rutin di sekitar
105 tanaman, sebatas kanopi tanaman; menanam tanaman penutup tanah yang
berbunga misalnya Arachis pintoi, di sela tanaman lada diluar lingkaran kanopi tanaman lada; melakukan pertanaman tumpangsari; memangkas
tanaman lada secara teratur, terutama sulur cacing dan sulur gantung; melakukan pemangkasan tanaman pelindung secara teratur jika menggunakan
tajar atau junjung hidup; memberikan pupuk secara optimal atau sesuai komposisi; membuat parit keliling dan saluran drainase, agar tanah tidak
terlalu lembab; membuat pagar keliling pada kebun tanaman lada; mengambil mengumpulkan hama dari tanaman lada yang terserang; dan melakukan
pengamatan hama dan penyakit pada kebun lada secara teratur. Indikator menanggulangi setelah terjadi atau pada saat serangan hama
dan penyakit tinggi adalah upaya petani secara teknis dalam menanggulangi hama dan penyakit, terutama setelah terjadinya serangan atau pada saat tingkat
serangannya intensitasnya tinggi, yaitu dengan memotong cabang ranting yang terserang hama dan penyakit tertentu, kemudian dibakar; mengisolasi
tanaman yang terserang hama atau penyakit dari tanaman yang sehat, dengan membuat parit; mencabut tanaman yang terserang hama atau penyakit;
memusnahkan tanaman yang terserang hama atau penyakit dengan cara dibakar di tempat atau disiram bubur bordo; menggunakan insektisida,
nematisida, fungisida, atau pestisida nabati sesuai dengan jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman lada; dan menyemprot dengan insektisida,
nematisida, fungisida, atau pestisida kimiawi sesuai dengan jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman lada.
Untuk mengukur indikator-indikator pada dimensi pengendalian hama dan penyakit ditetapkan ukuran-ukuran, yaitu:
a. Mencegah serangan hama dan penyakit Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai
teknis; Skor 0: Tidak dilakukan. b. Menanggulangi setelah terjadi atau pada saat serangan hama dan penyakit
tinggi Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai
teknis; Skor 0: Tidak dilakukan.
106 8. Panen
Panen adalah upaya teknis petani dalam memanen buah ladanya, sehingga dihasilkan lada putih yang baik, dari sisi kuantitas dan kualitasnya,
yaitu dengan cara memanen pada waktu yang tepat dan menyeleksi buah lada yang dipanen. Berdasarkan teknis tersebut, ditetapkan indikator dimensi
panen, yaitu indikator memanen pada waktu yang tepat dan menyeleksi buah lada yang dipanen.
Indikator memanen pada waktu yang tepat menjelaskan upaya petani dalam menentukan waktu yang tepat untuk memanen buah lada yang
dihasilkan dari tanaman ladanya, untuk mendapatkan hasil panen yang baik, yaitu dengan merompes bunga pertama dari tanaman lada, dimana tanaman
lada mulai berbunga mendekati umur 16 bulan dan memanen buah lada saat umur tanaman telah berusia dua sampai tiga tahun 2-3 tahun, untuk lada
dengan panjatan mati, dan tiga sampai empat tahun 3-4 tahun, untuk panjatan hidup.
Indikator menyeleksi buah lada yang dipanen menjelaskan upaya petani dalam memilih buah lada yang dipanen, sehingga sesuai untuk diolah
menjadi lada putih, yaitu dengan memilih buah lada yang sudah menguning atau memerah pada satu dompolan, dengan perkiraan proporsi merah 18
persen, kuning 22 persen, dan hijau 60 persen. Untuk mengukur indikator-indikator pada dimensi panen ini,
ditetapkan ukuran-ukuran. Adapun Indikator-indikator yang ditetapkan dan diukur pada dimensi panen buah lada ini adalah:
a. Memanen pada waktu yang tepat Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai
teknis; Skor 0: Tidak dilakukan. b. Menyeleksi buah lada yang dipanen
Skor 2: Dilakukan sesuai teknis; Skor 1: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis; Skor 0: Tidak dilakukan.
Deskripsi ringkas mengenai variabel teknologi budidaya lada petani, dimensi, indikator, beserta pengukurannya, dapat dilihat pada Tabel 20.
107
Tabel 20.
Kisi-kisi Instrumen Variabel Teknologi Budidaya Lada Petani X
3
Variabel Dimensi
Indikator Pilihan Jawaban dan Skor
Teknologi Budidaya Lada Petani
1. Persiapan lahan a. Pembersihan lahan.
b. Pengolahan tanah pertama. c. Pengolahan tanah kedua.
d. Pembuatan bedengan. e. Pembuatan lubang tanam.
Untuk setiap indikator: Jawaban a: Dilakukan sesuai
teknis Skor 2 Jawaban b: Dilakukan, tetapi
tidak sesuai teknis Skor 1 Jawaban c: Tidak dilakukan
Skor 0 2. Penyediaan bibit
a. Menjamin kemurnian tanaman. b. Memilih indukan bibit yang sehat.
c. Memilih ukuran setek yang siap tanam.
Untuk setiap indikator: Jawaban a: Dilakukan sesuai
teknis Skor 2 Jawaban b: Dilakukan, tetapi
tidak sesuai teknis Skor 1 Jawaban c: Tidak dilakukan
Skor 0
108
Lanjutan Tabel 20 Variabel
Dimensi Indikator
Pilihan Jawaban dan Skor
Teknologi Budidaya Lada Petani
3. Persiapan panjatan junjung
a. Memilih jenis panjatan. b. Menanam panjatan
c. Mengganti meremajakan
dan memangkas panjatan, sesuai dengan
jenis panjatan yang digunakan. Untuk setiap indikator:
Jawaban a: Dilakukan sesuai teknis Skor 2
Jawaban b: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis Skor 1
Jawaban c: Tidak dilakukan Skor 0
4. Penanaman a. Membuat lubang tanam baru.
b. Menentukan jumlah bibit yang
ditanam. c. Menanam bibit.
d. Menutup kembali lubang tanam baru. e. Mengikatkan bibit ke panjatan.
f. Melindungi bibit. g. Menjaga kelembaban tanah di sekitar
bibit. Untuk setiap indikator:
Jawaban a: Dilakukan sesuai teknis Skor 2
Jawaban b: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis Skor 1
Jawaban c: Tidak dilakukan Skor 0
109
Lanjutan Tabel 20 Variabel
Dimensi Indikator
Skor
Teknologi Budidaya Lada Petani
5. Pemupukan a. Pemupukan dasar.
b. Pemupukan pada umur 3-12 bulan. c. Pemupukan pada umur 13-24 bulan.
d. Pemupukan pada umur lebih dari 24 bulan.
Untuk setiap indikator: Jawaban a: Dilakukan sesuai
teknis Skor 2 Jawaban b: Dilakukan, tetapi
tidak sesuai teknis Skor 1 Jawaban c: Tidak dilakukan
Skor 0
6. Pemeliharaan a. Menjaga kondisi lahan.
b. Memangkas tanaman. c. Menyulam bibit tanaman yang mati.
d. Menyulam tanaman dewasa yang mati.
Untuk setiap indikator: Jawaban a: Dilakukan sesuai
teknis Skor 2 Jawaban b: Dilakukan, tetapi
tidak sesuai teknis Skor 1 Jawaban c: Tidak dilakukan
Skor 0
110
Lanjutan Tabel 20 Variabel
Dimensi Indikator
Skor
Teknologi Budidaya Lada Petani
7. Pengendalian hama dan penyakit
tanaman a. Mencegah
serangan hama
dan penyakit.
b. Menanggulangi setelah terjadi atau pada saat serangan hama dan
penyakit tinggi. Untuk setiap indikator:
Jawaban a: Dilakukan sesuai teknis Skor 2
Jawaban b: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis Skor 1
Jawaban c: Tidak dilakukan Skor 0
8. Panen a. Memanen pada waktu yang tepat.
b. Menyeleksi buah lada yang dipanen. Untuk setiap indikator:
Jawaban a: Dilakukan sesuai teknis Skor 2
Jawaban b: Dilakukan, tetapi tidak sesuai teknis Skor 1
Jawaban c: Tidak dilakukan Skor 0
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN