Komposisi dan Struktur Tegakan

seluruh tingkat organisme Haryanto 1995. Saat ini telah terjadi pengurangan keanekaragaman hayati yang sangat besar. Hal ini dapat terjadi dalam bentuk kepunahan jenis maupun variasi jenis hewan dan tumbuhan tertentu. Penyebab kepunahan ini bermacam-macam antara lain karena berkurangnya luas habitat, rusaknya habitat, eksploitasi yang berlebihan, dan penggunaan teknologi yang tidak bijaksana. Kepunahan dapat juga terjadi karena kerusakan habitat walaupun luasnya tidak berkurang, seperti berubahnya hutan menjadi alang-alang Soemarwoto 2001.

2.5 Komposisi dan Struktur Tegakan

Richard 1966 menggunakan istilah komposisi jenis untuk menyatakan keberadaan jenis-jenis pohon di dalam hutan. Selanjutnya dinyatakan juga bahwa ciri hutan hujan tropika yang menyolok adalah mayoritas penutupnya terdiri dari tumbuhan berkayu berbentuk pohon. Sebagian besar tanaman pemanjat dan beberapa jenis epifit yang berkayu, tanaman bawah terdiri dari tanaman berkayu, semai dan pancang, belukar dan liana muda. Tumbuhan herba yang ada adalah beberapa epifit sebagai bagian dari tanaman bawah dalam proporsi yang relatif kecil. Mueller Dumbois dan Ellenberg 1974, memakai istilah komposisi untuk menyatakan kekayaan floristik hutan tropika yang sangat erat kaitannya dengan kondisi lingkungan seperti iklim, tanah dan cahaya, dimana faktor tersebut membentuk suatu tegakan yang klimaks. Lebih lanjut dikatakan bahwa sebagian besar hutan hujan tropika mempunyai komposisi jenis campuran walaupun tidak selalu demikian. Pengetahuan komposisi jenis dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pengelolaan hutan. Samingan 1976 mengemukakan pentingnya mengetahui komposisi jenis pada tingkat tiang, pancang dan pohon. Soerianegara dan Indrawan 1988 mengemukakan pentingnya mengetahui komposisi. Dikatakan komposisi hutan alam merupakan salah satu aspek ekologis yang penting bagi pengetahuan pengelolaan hutan. Menurut Sugden 1983 diacu dalam Rio 1996, untuk mengetahui komposisi suatu jenis di suatu daerah, maka perlu mengetahui sifat-sifat suatu jenis seperti penyebaran, fisiologi dan bentuk reproduksi, dan selanjutnya dikemukakan bahwa komposisi suatu jenis komunitas hutan sangat beragam, tetapi setiap jenis dalam suatu habitat mempunyai sifat-sifat yang hampir sama Pada komunitas yang lebih stabil, keanekaragaman jenis lebih besar dari komunitas yang sederhana dan cenderung untuk memuncak pada tingkat permudaan dan pertengahan dari proses suksesi dan akan menurun lagi pada tingkat klimaks Margalef, 1968 diacu Odum, 1971. Odum 1971 menyatakan bahwa keanekaragaman jenis cenderung lebih tinggi didalam komuitas yang lebih tua dan rendah didalam komunitas yang cenderung baru terbentuk. Kemantapan habitat merupakan faktor utama yang mengatur keanekaragaman jenis. Istilah struktur menerangkan sebaran individu tumbuhan dalam lapisan tajuk Richard 1964, sedangkan Danserau 1957 diacu Dumbois dan Ellenberg 1974 mendefenisikan struktur sebagai organisasi dalam ruang dari individu- individu pembentuk tegakan. Kershaw 1964 diacu Mueller dan Ellenberg 1974 membedakan komponen struktur vegetasi menjadi tiga, yaitu: - Struktur vertikal misalnya stratifikasi dalam beberapa lapis - Struktur horizontal menggambarkan distribusi ruang dari jenis-jenis dan individu-individu - Struktur kuantitatif menggambarkan kelimpahan masing-masing jenis dalam komunitas Sedangkan dalam ekologi dikenal lima struktur vegetasi, yaitu: 1 fisiognami vegetasi; 2 struktur biomassa; 3 struktur bentuk hidup; 4 struktur floristik; dan 5 struktur tegakan Mueller, Dumbois dan Ellenberg 1974. Defenisi lain strukur hutan dikemukakan oleh Suhendang 1985 yang menyatakan bahwa struktur tegakan hutan merupakan hubungan fungsionil antara kerapatan pohon dengan diameternya. Oleh karenanya, struktur tegakan akan dapat dipakai untuk menduga kerapatan pohon pada berbagai kelas diameternya apabila dugaan parameter struktur tegakan dan jumlah pohon secara total diketahui. Pengertian struktur vegetasi dapat berlainan tergantung pada tujuan penggunaan istilah tersebut, sehingga beberapa ahli memberi arti yang berbeda- beda Istomo 1994. Richard 1964 diacu dalam Armizon 1994 menerangkan istilah struktur digunakan untuk menerangkan sebaran individu tumbuhan dalam suatu lapisan tajuk. Sedangkan menurut Danserreau 1957 diacu dalam Mueller- Dumbois dan Ellenberg 1974 struktur vegetasi adalah organisasi dalam ruang dan individu-individu yang membentuk suatu tegakan. Elemen primer struktur vegetasi adalah bentuk tumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Hutan hujan tropika terkenal karena pelapisannya, ini berarti bahwa populasi campuran di dalamnya disusun pada arah vertikal dengan jarak teratur secara kontinu. Tampaknya pelapisan vertikal komunitas hutan itu mempunyai sebaran populasi hewan yang hidup dalam hutan itu. Sering terdapat suatu atau beberapa populasi yang dalam kehidupan dan pencarian makanannya tampak terbatas Whitmore 1986. Kelimpahan jenis ditentukan berdasarkan besarnya frekuensi, kerapatan dan dominasi setiap jenis. Penguasaan suatu jenis pohon terhadap jenis-jenis lain ditentukan berdasarkan Indeks Nilai Penting INP, volume, biomassa, persentase penutupan tajuk, luas bidang dasar atau banyaknya individu dan kerapatan Soerianegara 1996. Frekuensi suatu jenis menunjukkan penyebaran suatu jenis dalam suatu areal. Jenis yang menyebar secara merata mempunyai nilai frekuensi yang besar, sebaliknya jenis-jenis yang mempunyai nilai frekuensi yang kecil mempunyai daerah sebaran yang kurang luas. Kerapatan dari suatu jenis merupakan nilai yang menunjukkan jumlah atau banyaknya suatu jenis per satuan luas. Makin besar kerapatan suatu jenis, makin banyak individu jenis tersebut per satuan luas. Dominasi suatu jenis merupakan nilai yang menunjukkan peguasaan suatu jenis terhadap komunitas. Suatu daerah yang didominasi oleh hanya jenis-jenis tertentu saja, maka daerah tersebut dikatakan memiliki keanekaragaman jenis yang rendah. Keanekaragaman jenis yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki kompleksitas yang tinggi, karena di dalam komunitas itu terjadi interaksi antara jenis yang tinggi. Lebih lanjut dikatakan, keanekaragaman merupakan ciri dari suatu komunitas terutama dikaitkan dengan jumlah jenis dan jumlah individu tiap jenis pada komunitas tersebut. Keanekaragaman jenis menyatakan suatu ukuran yang menggambarkan variasi jenis tumbuhan dari suatu komunitas yang dipengaruhi oleh jumlah jenis dan kelimpahan relatif dari setiap jenis.

2.6 Kerapatan Pohon