Produksi Lada Y Definisi Operasional
80 karena sebab tertentu, maka kesempatan meningkatkan produksi lada semakin
kecil, bahkan produksi lada dapat menurun. Variabel peluang usaha lain, yang dilihat diukur melalui indikator
prioritas pengusahaan kebun lada dan ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau dikelola oleh petani, merupakan salah satu variabel independen, yang secara
teoritis, berpengaruh berhubungan kausal atau fungsional negatif terbalik terhadap produksi lada. Oleh sebab itu, semakin besar ukuran yang diberikan,
artinya semakin besar dampaknya menurunkan produksi lada. Adapun indikator dari setiap dimensi yang digunakan untuk mengukur peluang usaha lain adalah
sebagai berikut: 1. Usaha pertanian
Usaha pertanian ini terdiri atas usaha kebun kelapa sawit, kebun karet, dan usaha-usaha pertanian lainnya seperti kelapa, cokelat, cengkeh, jambu
mete, kopi, aren, hortikultura, peternakan, dan lainnya. Hal tersebut didasarkan pada data statistik dari Dinas Pertanian, Perkebunan, dan
Peternakan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang menunjukkan bahwa pada tahun 2008, jenis tanaman yang dominan diusahakan untuk perkebunan,
terutama perkebunan rakyat, di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah tanaman karet 44.550 ha dan kelapa sawit 24.600 ha. Untuk tanaman lada
sendiri, diusahakan pada areal seluas 33.739 ha. Selain itu terdapat pengusahaan pertanian lain, tetapi tidak terlalu dominan, seperti kelapa,
cokelat, cengkeh, jambu mete, kopi, aren, hortikultura, peternakan, dan lainnya.
A. Kebun kelapa sawit Peluang usaha dari kebun kelapa sawit ini dilihat dari indikator
prioritas pengusahaan kebun lada dan pengaruh pengusahaan kebun kelapa sawit tersebut terhadap ketersediaan areal tanam lada yang dimiliki atau
dikelola oleh petani, dimana dapat berpengaruh terhadap produksi lada, yaitu:
A.1. Prioritas pengusahaan kebun lada Untuk mengukur prioritas usaha, ditentukan ukuran-ukuran.
Adapun ukuran-ukuran tersebut adalah sebagai berikut: