113 setiap kecamatan di Kabupaten Bangka tahun 2009, secara lebih jelas dapat dilihat
pada Tabel 21.
Tabel 21.
Areal Tanam dan Produksi Lada per Kecamatan di Kabupaten Bangka Tahun 2009
No Kecamatan
Areal Tanam Ha Produksi Ton
1. Mendo Barat
1.704 936
2. Bakam
869 469
3. Riau Silip
604 166
4. Puding Besar
277 125
5. Merawang
205 122,2
6. Belinyu
133 126,9
7. Sungailiat
34 44
8. Pemali
8 8
Total 3.834
1.997,1
Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bangka 2010
Berdasarkan Tabel 21 dapat dilihat bahwa Kecamatan Mendo Barat, Bakam, dan Riau Silip berada dalam posisi tiga besar wilayah yang areal tanam
dan produksi ladanya masih dominan. Kecamatan Mendo Barat berada di posisi pertama, diikuti oleh Kecamatan Bakam dan Riau Silip. Oleh sebab itu, dipilihlah
Kecamatan Mendo Barat, Bakam, dan Riau Silip sebagai lokasi penelitian. Kecamatan Mendo Barat memiliki 13 wilayah administratif desa, yaitu
Desa Kota Kapur, Penagan, Rukam, Air Buluh, Kace, Cengkong Abang, Air Duren, Petaling, Mendo, Paya Benua, Kemuja, Zed, dan Labuh Air Pandan. Desa
Petaling, Air Duren, dan Kemuja dipilih menjadi lokasi pengambilan sampel petani lada untuk penelitian, sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kondisi
perkebunan lada dari setiap desa yang ada di Kecamatan Mendo Barat dapat dilihat pada Tabel 22.
114
Tabel 22.
Areal Tanam dan Luas Panen Lada per Desa di Kecamatan Mendo Barat Tahun 2009
No Desa
Areal Tanam Ha Luas Panen Ha
1. Kota Kapur
20 15
2. Petaling
70,25 51
3. Penagan
30 25
4. Air Buluh
5 4
5. Kace
72 15
6. Paya Benua
28 20
7. Kemuja
80 40
8. Air Duren
50 35
9. Mendo
24 15
10. Zed 4
4 11. Rukam
60 40
12. Labuh Air Pandan 87
74 13. Cengkong Abang
60 30
Total 590,25
368
Sumber: Balai Penyuluh Pertanian Petaling BPP Petaling 2010 Diolah
Kecamatan Bakam memiliki sembilan wilayah administratif desa, yaitu
Desa Kapuk, Neknang, Tiang Tara, Dalil, Bakam, Mangka, Mabat, Bukit Layang, dan Maras Senang. Desa yang terpilih sebagai lokasi pengambilan sampel petani
lada adalah Desa Bakam, Dalil, dan Neknang. Penetapan ketiga desa tersebut didasarkan atas kriteria yang sama seperti penetapan ketiga desa di Kecamatan
Mendo Barat. Kondisi perkebunan lada di Kecamatan Bakam dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23.
Areal Tanam dan Luas Panen Lada per Desa di Kecamatan Bakam Tahun 2009
No Desa
Areal Tanam Ha Luas Panen Ha
1. Maras Senang
17 10
2. Kapuk
17 10
3. Neknang
25 18
4. Tiang Tara
18 9
5. Dalil
25 15
6. Bakam
37 22
7. Mangka
11 6
8. Mabat
28 18
9. Bukit Layang
30 10
Total 208
118
Sumber: Balai Penyuluh Pertanian Bakam BPP Bakam 2010 Diolah
115 Kecamatan Riau Silip memiliki sembilan wilayah administratif desa, yaitu
Desa Banyuasin, Pangkal Niur, Pugul, Cit, Deniang, Mapur, Silip, Riau, dan Berbura. Desa yang ditetapkan untuk pengambilan sampel petani lada adalah Desa
Cit, Silip, dan Banyu Asin, karena sesuai dengan kriteria. Kondisi perkebunan lada di Kecamatan Riau Silip dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24.
Areal Tanam dan Luas Panen Lada per Desa di Kecamatan Riau Silip Tahun 2009
No Desa
Areal Tanam Ha Luas Panen Ha
1. Banyu Asin
196 41
2. Pangkal Niur
40 25
3. Berbura
25 1,7
4. Silip
125 45
5. Riau
65 25
6. Pugul
12 10,5
7. Cit
40 8.
Deniang 50,22
9. Mapur
30
Total 513
,22 218,2
Keterangan: Data tidak tersedia
Sumber: Balai Penyuluh Pertanian Pangkal Niur BPP Pangkal Niur 2010 Diolah
Lokasi kesembilan desa di tiga kecamatan yang terpilih, yaitu Desa
Petaling, Air Duren, Kemuja, Bakam, Dalil, Neknang, Cit, Silip, dan Banyuasin dapat diakses dari ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Pangkalpinang
atau Kabupaten Bangka Sungailiat. Jarak terdekat lokasi-lokasi penelitian tersebut dengan ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung atau Kabupaten
Bangka dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25.
Jarak Terdekat Lokasi-lokasi Penelitian dengan Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung atau Kabupaten Bangka
Ke PKP
SLT ADN
PTG KJA
BKM DIL
NKG BA
SLP CIT
PKP −
33 12
15 20
36 43
58 78
71 60
SLT 33
− 45
47 42
38 45
60 62
38 27
Keterangan: PKP : Pangkalpinang SLT: Sungailiat
ADN: Air Duren PTG: Petaling
KJA: Kemuja BKM: Bakam
DIL: Dalil NKG: Neknang
BA: Banyuasin SLP: Silip
CIT: Cit Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangka 2009 dan Bupati Bangka 2010 Diolah
116
5.2. Karakteristik Wilayah
Kepulauan Bangka Belitung memiliki iklim tropis, yang dipengaruhi oleh angin musim. Sebagian besar daerahnya merupakan dataran rendah, lembah, serta
sebagian kecil pegunungan dan perbukitan. Ketinggian dataran rendah rata-rata 500 m dpl, sedangkan untuk pegunungan, yang paling tinggi mencapai 699 m dpl,
yaitu di Gunung Maras. Daerah perbukitan tertinggi dapat mencapai 455 m dpl, yaitu Bukit Menumbing. Secara umum, tanah di Kepulauan Bangka Belitung
memiliki pH di bawah 5 atau asam, akan tetapi memiliki kandungan aluminium yang tinggi. Tanahnya banyak mengandung mineral dan bahan galian, seperti biji
timah, pasir, pasir kuarsa, batu granit, kaolin, tanah liat, dan sebagainya. Jenis tanahnya yaitu podsolik dan litosol; asosiasi podsolik; serta asosisasi aluvial,
hedromotif , clay humus, dan regosol. Adapun profil wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung yaitu komposisi dari lahan datar, dengan luas sekitar 46,19 persen; bergelombang, dengan luas 41,08 persen; dan sisanya dengan luas 12,37
persen merupakan wilayah berbukit, bergunung, serta berawa-rawa. Secara spesifik, Kabupaten Bangka juga memiliki karakteristik wilayah
yang sama dengan wilayah kepulauan Bangka Belitung pada umumnya. Kabupaten Bangka memiliki iklim tropis. Jenis struktur tanahnya adalah aluvial,
aluvial hidromorf, litosol, dan podsolik, dengan penyebaran menurut kecamatan,
yakni, untuk jenis tanah podsolik tersebar di seluruh wilayah kecamatan; jenis tanah litosol tersebar di Kecamatan Sungailiat, Bakam, Pemali, Merawang,
Belinyu dan Riau Silip; jenis tanah aluvial hidromorf tersebar di Kecamatan Bakam, Merawang, Puding Besar, Mendo Barat, Belinyu, dan Riau Silip. Secara
morfologi profil wilayah, Kabupaten Bangka terbagi atas daerah dataran rendah yang jenis tanahnya asosiasi aluvial hedromotif dan regosol, dengan luas
penyebaran 10.433,703 ha; datar sampai berombak daerah-daerah lembah yang jenis tanahnya asosiasi podsolik, dengan luas penyebaran 14.681,961 ha; daerah
berombak dan bergelombang yang jenis tanahnya asosiasi podsolik, dengan luas 1.219,491 ha; serta daerah berbukit yang jenis tanahnya komplek podsolik dan
litosol, dengan luas penyebaran 713,545 ha. Keadaan tanah di Kabupaten Bangka sangat mendukung dan potensial
untuk pengembangan tanaman lada. Tanaman lada umumnya tumbuh baik pada
117 tanah podsolik, andosol, latosol, dan granosol dengan tingkat kesuburan dan
drainase yang baik Rismunandar 2007. Kabupaten Bangka memiliki banyak daerah yang sesuai untuk tanaman lada, karena jenis tanah podsolik tersebar di
seluruh wilayah kecamatan yang ada di kabupaten tersebut, termasuk diantaranya lokasi kecamatan terpilih, yaitu Kecamatan Mendo Barat, Bakam, dan Riau Silip.
Oleh sebab itu pula, tanaman lada dapat menjadi tanaman unggulan Kabupaten Bangka.
5.3. Demografi
Pada tahun 2008, jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai 1.122.526 orang dan pada tahun 2009 diproyeksikan menjadi 1.138.129
orang. Pada tahun 2008, jumlah penduduk Kabupaten Bangka adalah 244.162 orang, atau hampir mencapai 22 persen 21,75 persen dari keseluruhan penduduk
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2008. Kabupaten Bangka, yang pada tahun 2008 jumlah penduduknya 244.162 orang, memiliki penduduk
angkatan kerja sebesar 127.544 orang. Untuk lebih jelas, kondisi ketenagakerjaan Kabupaten Bangka dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten Bangka Tahun 2008
No Indikator
Satuan Jumlah
1. Penduduk Angkatan Kerja
Orang 127.544
2. Bekerja
Orang 119.928
3. Mencari Pekerjaan
Orang 7.616
4. Tingkat Pengangguran
5,97 5.
Penduduk Bukan Angkatan Kerja Orang
70.891 6.
Penduduk Usia 15+ Orang
198.435 7.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 64,27
Sumber: Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka 2010
Tabel 26 memperlihatkan bahwa pada tahun 2008, penduduk angkatan kerja yang bekerja adalah 119.928 orang dan yang belum bekerja adalah 7.616
orang. Angkatan kerja yang bekerja tersebut diserap oleh sembilan sektor lapangan usaha yang ada di Kabupaten Bangka. Sembilan sektor tersebut yaitu
sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan;
118 sektor listrik, gas, dan air; sektor bangunan; sektor perdagangan, hotel, dan
restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Adapun struktur tenaga kerja menurut
lapangan usaha di Kabupaten Bangka pada tahun 2008, dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27.
Struktur Tenaga kerja Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bangka Tahun 2008
No Lapangan Usaha
Persentase Sektor
Persentase
1. Pertanian
37,80
PRIMER
60,93 2.
Pertambangan dan Penggalian 23,13
3. Industri Pengolahan
4,78
SEKUNDER
10,43 4.
Listrik, gas, dan air 0,39
5. Bangunan
5,26 6.
Perdagangan, hotel, dan restoran 13,23
TERSIER
28,64 7.
Pengangkutan dan komunikasi 2,96
8. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan
0,53 9.
Jasa-jasa 11,93
Total 100,00
100,00
Sumber: Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka 2010
Tabel 27 menunjukkan bahwa lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor primer, khususnya pada sektor pertanian,
yaitu sebesar 37,80 persen. Setelah itu, dominasi lapangan usaha penyerap tenaga kerja diikuti oleh sektor pertambangan dan penggalian 23,13 persen; sektor
perdagangan, hotel, dan restoran 13,23 persen; serta sektor jasa-jasa 11,93 persen. Berdasarkan data tersebut juga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
masyarakat Kabupaten Bangka masih menggantungkan kehidupan ekonominya pada sektor pertanian. Begitupula di lokasi penelitian yang ditetapkan oleh
peneliti. Kecamatan Mendo Barat memiliki jumlah penduduk sebesar 38.250 orang.
Penduduk yang memiliki mata pencaharian di kecamatan tersebut pada tahun 2008 adalah 18.859 orang atau sekitar 49,3 persen dari jumlah penduduknya.
Terdapat 12 jenis pekerjaan yang menjadi mata pencaharian penduduk bekerja di Kecamatan Mendo Barat, yaitu petani, industri, konstruksi, pedagang,