Biaya Perantara Penjualan Sapi

pedagang, hanya sebagian kecil rumahtangga yang menjual di pasar blantik. Biaya retribusi adalah biaya yang dikeluarkan pada saat menjual sapi di pasar blantik. Sebagian rumahtangga petani peternak sapi membayar retribusi di kantor desa yang juga dinyatakan biaya retribusi. Biaya administrasi merupakan biaya yang dikeluarkan apabila ternak sapi dijual di pasar blantik, diantarprovinsikan dan diantarpulaukan. Biaya administrasi dinyatakan sebagai biaya surat jalan sapi. Sebagian rumahtangga di Bolaang Mongondow membayar biaya administrasi di kantor desa. Biaya transaksi dalam penelitian ini dipelajari berdasarkan penjualan sapi melalui pedagang pengumpul, tukang potong dan petani lain. Pedagang pengumpul baik berasal dari daerah lain di Sulawesi Utara maupun luar daerah Gorontalo, Sulawesi Tengah dan Balikpapan. Berbeda dengan penelitian Collison, et al., 2005 yang menganalisis biaya transaksi sepanjang saluran pemasaran dari tingkat usahatani. Hasil estimasi perilaku biaya transaksi baik di Minahasa maupun Bolaang Mongondow dapat dilihat pada Tabel 41. Berdasarkan data hasil estimasi pada Tabel 41, selanjutnya akan dibahas respon masing-masing peubah endogen.

7.5.1. Biaya Perantara Penjualan Sapi

Hasil estimasi pada Tabel 41 menunjukkan semua tanda estimasi untuk peubah yang mempengaruhi peubah endogen biaya perantara penjualan sapi BPER baik di Minahasa maupun Bolaang Mongondow telah sesuai kriteria ekonomi. Estimasi peubah harga sapi bernilai positif. Artinya semakin tinggi harga, ada kecenderungan biaya perantara penjualan sapi semakin tinggi. Biaya perantara ditentukan perantara berdasarkan harga sapi yang terjual. Tabel 41. Hasil Parameter Estimasi, Elastisitas Biaya Perantara Penjualan Sapi, Biaya Transpor Penjualan JagungKopra Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi-Tanaman di Minahasa dan Bolaang Mongondow Variabel Kode Minahasa Bolaang Mongondow Parameter Estimasi Elastisitas Parameter Estimasi Elastisitas Biaya Perantara BPER Penjualan Sapi Harga Ternak Sapi HTS 0.144718 0.9758 0.1213 0.9908 Penjualan Sapi PROSJ 0.482728 0.0112 2.7887 0.3305 Jarak Pasar JARP - - -4.019 -0.049 Biaya Transpor BTPJ Penjualan Jagung Intersep -1.93930 Harga Penj Jagung HJG 0.011966 0.7029 - - Konsumsi Jagung KONJ -0.00366 -0.1346 - - Biaya Transpor BTPK Penjualan Kopra Intersep - - 4.5867 Harga Kopra HKO - - 0.0205 1.7154 TK Ternak Sapi TKSK - - -0.180 -0.142 Keterangan : = P0.15 - = Tidak ada aktivitas Harga sapi berpengaruh sangat nyata terhadap peubah endogen biaya perantara penjualan sapi rumahtangga petani peternak sapi di Minahasa pada taraf nyata 15 persen. Artinya naiknya harga sapi sangat berpengaruh terhadap peningkatan biaya perantara penjualan sapi. Hal ini disebabkan upah perantara ditentukan berdasarkan harga jual. Semakin tinggi harga jual berarti upah yang ditentukan perantara karena jasanya dalam melakukan transaksi semakin besar. Besarnya nilai elastisitas menunjukkan peubah biaya perantara penjualan sapi tidak responsif terhadap peningkatan harga jual sapi. Seperti telah dijelaskan diatas, transaksi jual beli sapi oleh rumahtangga petani peternak sapi di Minahasa dilakukan perantara. Besarnya upah perantara tergantung berapa harga sapi yang terjual, walaupun responnya kecil. Estimasi peubah penjualan sapi PROSJ bernilai positif. Artinya peningkatan penjualan sapi menyebabkan terjadinya peningkatan biaya perantara penjualan sapi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar rumahtangga petani peternak sapi di Minahasa menjual sapi di pasar blantik. Transaksi penjualan sapi yang terjadi bukan antara pemilik sapi dengan pembeli tetapi melalui perantara. Perantara mendapat upah sebagai balas jasa baik dari pemilik, berarti semakin banyak sapi yang dijual maka biaya perantara sebagai upah semakin besar. Penjualan sapi oleh rumahtangga petani peternak sapi di Minahasa berpengaruh tidak nyata terhadap biaya perantara penjualan sapi pada taraf nyata 15 persen. Artinya naiknya penjualan sapi pengaruhnya kecil terhadap peningkatan biaya perantara. Selanjutnya besarnya nilai elastisitas menunjukkan peubah biaya perantara penjualan sapi terhadap produksi sapi jual tidak responsif terhadap peningkatan penjualan sapi. Penjualan sapi di Minahasa dilakukan pada waktu-waktu tertentu misalnya pada saat hari raya, atau tahun ajaran baru. Sebagian besar rumahtangga menjual sapi beberapa ekor sekaligus dalam setahun. Selain itu biaya perantara penjualan sapi sudah tertentu, tinggi rendahnya biaya perantara bukan ditentukan rumahtangga tetapi tergantung perantara walaupun masih ada negosiasi. Kenyataan ini menunjukkan peningkatan penjualan sapi tidak bisa langsung direspon rumahtangga dengan menaikkan biaya transaksi. Estimasi peubah harga sapi di Bolaang Mongondow bernilai positif. Artinya setiap peningkatan harga jual sapi, ada kecenderungan kenaikan biaya perantara. Peningkatan harga jual sapi pengaruhnya sangat nyata terhadap biaya perantara. Penjualan sapi di Bolaang Mongondow menggunakan jasa perantara dan sebagai balas jasa rumahtangga memberikan upah. Upah tersebut ditentukan oleh perantara tergantung harga sapi yang terjual. Semakin tinggi harga sapi yang diterima rumahtangga maka biaya perantara semakin tinggi. Walaupun biaya perantara penjualan sapi tidak responsif terhadap harga jual sapi. Salah satu faktor yang mempengaruhi biaya perantara adalah penjualan sapi. Faktor penjualan sapi berpengaruh nyata terhadap biaya perantara dan hubungannya positif. Semakin banyak jumlah sapi yang dijual maka biaya perantara semakin besar. Berbeda dengan di Minahasa, di Bolaang Mongondow sebagian besar rumahtangga menjual sapi di lokasi peternakan. Rumahtangga dikunjungi pedagang apakah pedagang pengumpul ataupun tukang potong dengan menggunakan jasa perantara. Kenyataannya biaya perantara di Bolaang Mongondow lebih besar dibanding di Minahasa. Walaupun biaya perantara tersebut tidak responsif terhadap penjualan sapi. Sebagian rumahtangga menjual sapi di Kecamatan Boroko untuk diantarprovinsikan ataupun diantarpulaukan. Faktor lain yang mempengaruhi biaya perantara penjualan sapi di Bolaang Mongondow adalah jarak pasar dengan lokasi peternakan dan pengaruhnya nyata. Seperti dijelaskan di atas, perilaku penjualan sapi di Bolaang Mongondow bukan di pasar blantik seperti di Minahasa. Pedagang mengunjungi rumahtangga melalui perantara, sehingga biaya transpor pedagang tersebut dikurangi dari pembelian sapi tanpa diketahui rumahtangga. Pada kondisi ini, harga yang diterima dalam seekor ternak lebih murah dibanding di Minahasa, walaupun pedagang membeli ternak dengan harga Rp 35 000 per kg berat hidup. Namun, harga tergantung berat badan sapi yang tidak diketahui rumahtangga. Negosiasi antara rumahtangga dan perantara terjadi setelah adanya tawar menawar berat badan sapi. Biaya transpor pedagang ditanggung rumahtangga. Sebagian rumahtangga petani di Bolaang Mongondow menjual sapi di Boroko. Untuk sampai di Boroko, rumahtangga mengeluarkan biaya perantara lebih rendah. Keadaan ini menunjukkan semakin jauh jarak pasar maka biaya perantara semakin kecil. Tetapi biaya perantara penjualan sapi tersebut tidak responsif terhadap jarak pasar. Fenomena ini menunjukkan penerimaan rumahtangga lebih kecil karena selain memberikan upah ke perantara, rumahtangga juga menanggung biaya transpor dari pedagang yang tidak diketahui berapa besar biaya transpor tersebut.

7.5.2. Biaya Transpor Penjualan Jagung