III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
3.1. Teori Ekonomi Rumahtangga
Komponen rumahtangga dalam suatu sistem farm-household adalah suatu konsep yang fleksibel. Konsep rumahtangga ini menyangkut bagian keluarga
pertanian dan lebih sering berhubungan dengan anggota keluarga secara luas. Hal ini biasanya menyangkut beberapa jumlah, lebih banyak atau lebih sedikit, rumahtangga
dan petani atau sejenisnya yang saling tergantung. Untuk mempelajari rumahtangga petani peternak diperlukan pemahaman
konsep-konsep rumahtangga yang dikemukakan beberapa ahli ekonomi rumahtangga. Dalam melaksanakan kegiatan usahatani, rumahtangga bertujuan memaksimumkan
keuntungan. Tujuan rumahtangga memaksimumkan keuntungan berkaitan dengan pengalokasian tenaga kerja. Konsep alokasi tenaga kerja dapat dikaji berdasarkan apa
yang ditemukan Becker. Pengembangan lebih lanjut dari konsep alokasi tenaga kerja adalah konsep-konsep perilaku rumahtangga pertanian. Beberapa model farm
household behaviour telah dikembangkan dan diuji dengan menggunakan pendekatan
new home economic Ellis, 1988b. Konsep rumahtangga pertanian tersebut
diantaranya yang dikemukakan oleh Chayanov, Barnum-Squire dan Low.
3.1.1. Konsep Alokasi Waktu Becker’s
Alokasi waktu oleh Becker 1976 dimulai dengan perilaku perorangan dalam memaksimumkan fungsi utilitasnya. Dengan asumsi rumahtangga mengkonsumsi
barang dan jasa yang dibeli dari pasar, K
1
, K
2
,…,K
n
. Dalam bentuk paling sederhana, rumahtangga memaksimumkan utilitasnya dapat dinyatakan sebagai fungsi umum :
U = UK
1
, K
2
,…,K
n
3.1
Untuk memaksimumkan utilitas dalam mengkonsumsi barang dan jasa yang dibeli dari pasar seperti tersebut di atas, rumahtangga diperhadapkan dengan kendala
anggaran. Nilai barang dan jasa yang dibeli di pasar harus sama dengan pendapatan yang diterima rumahtangga. Pendapatan tersebut berasal dari upah dan pendapatan
lain. Secara matematis kendala anggaran dapat ditulis sebagai :
∑
=
+ =
=
m i
i i
O G
I K
H
1
i = 1,2,…n 3.2
dimana : K
i
= konsumsi barang dan jasa yang dibeli dipasar H
i
= harga barang dan jasa ke-i I
= total pendapatan G
= pendapatan dari upah O
= pendapatan selain upah Dalam maksimisasi utilitas dengan kendala anggaran tersebut dapat menghasilkan
FOC sebagai berikut :
i i
H K
U λ
= ∂
∂
i = 1,…,n 3.3
dimana:
i
K U
∂ ∂
= MU
i
adalah tambahan kepuasan dari konsumsi barang dan jasa ke-i λ =
Lagrangiang multiplier adalah tambahan kepuasan dari pendapatan
Berdasarkan teori pilihan konsumen maka dari fungsi utilitas dapat diturunkan fungsi permintaan barang dan jasa yang dikonsumsi. Persamaan 3.3 menunjukkan
perilaku konsumsi dalam teori permintaan. Secara teori, jumlah barang dan jasa yang diminta berhubungan negatif dengan harga barang tersebut. Selanjutnya pada harga
yang sama, semakin tinggi pendapatan maka jumlah barang dan jasa yang dibeli cenderung semakin meningkat.
Menurut Becker 1976, waktu seperti sumberdaya lain adalah langka dan rumahtangga mengalokasikan waktu secara optimal. Rumahtangga diperlakukan
sebagai unit produksi, mereka mengkombinasikan barang-barang kapital dan bahan mentah, bersama-sama dengan waktu tenaga kerja, untuk memproduksi barang-
barang akhir yang siap dikonsumsi atau R-goods. Utilitas diperoleh secara langsung oleh rumahtangga dari variasi konsumsi barang-barang akhir. Teori permintaan
konsumen tradisional diasumsikan bahwa barang-barang yang dibeli di pasar dimasukkan secara langsung ke dalam fungsi utilitas. Dalam pendekatannya,
diasumsikan rumahtangga memproduksi barang akhir berkontribusi secara langsung ke utilitas.
Seperti telah dinyatakan di atas rumahtangga diasumsikan mengkombinasikan waktu dan barang-barang yang dibeli di pasar untuk memproduksi komoditas pokok
yang secara langsung dimasukkan ke dalam fungsi utilitas mereka. Komoditas yang dihasilkan tersebut merupakan barang yang siap dikonsumsi, yang dinyatakan sebagai
R. Fungsi utilitas rumahtangga dengan mengkonsumsi barang R dapat dinyatakan sebagai berikut :
U = UR
1
, R
2
,…,R
n
3.4
dimana : R
i
= komoditas yang siap dikonsumsi i = 1,2,…,n
Aspek penting yang lain dari teori Becker, yaitu adanya tehnologi produksi rumahtangga. Fungsi produksi rumahtangga dalam menghasilkan komoditas akhir
yang siap dikonsumsi adalah:
R
i
= R K
Bi
, W
i
i = 1,2,…,n 3.5
Dalam formulasi ini rumahtangga sebagai keduanya produsen dan konsumen yang memaksimumkan utilitas. Kuantitas R-goods adalah dari barang-barang pasar
K
BI
dan kuantitas waktu W
i
yang digunakan dalam produksi. W
i
menunjukkan aspek perbedaan waktu. Kombinasi waktu dan barang-barang pasar melalui fungsi
produksi adalah untuk menghasilkan komoditas pokok R
i
. Rumahtangga memilih kombinasi terbaik dengan cara yang sederhana untuk memaksimumkan fungsi
utilitas. Implikasinya rumahtangga mencoba memaksimumkan utilitas dan meminimumkan biaya produksi. Rumahtangga akan merespon perubahan dalam
harga barang-barang pasar, opportunity cost dari waktu tingkat upah, pendapatan, perubahan dalam produktivitas barang-barang pasar dan waktu yang digunakan dalam
proses produksi. Fungsi produksi tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai kendala produksi.
Dalam memaksimumkan utilitas rumahtangga dihadapkan pada beberapa kendala yaitu kendala produksi, pendapatan dan waktu. Kendala pendapatan yang dihadapi
rumahtangga dapat dinyatakan sebagai : O
G I
K H
i m
i i
+ =
=
∑
=1
3.6
Kendala pendapatan merupakan total pengeluaran rumahtangga untuk membeli barang-barang konsumsi sama dengan total pendapatan yang diperoleh dari nilai
tenaga kerja yang diupah dan pendapatan selain upah. Sedangkan kendala waktu yang dihadapi rumahtangga dalam mengkonsumsi barang akhir merupakan total waktu
yang digunakan untuk menghasilkan barang akhir sama dengan waktu rumahtangga yang tersedia dikurangi dengan waktu yang dipakai untuk bekerja. Kendala waktu
yang dihadapi rumahtangga dapat dinyatakan sebagai : Wg
W Wk
W
m i
i
− =
=
∑
=1
3.7
dimana: W
i
= jumlah waktu yang dipakai untuk memproduksi barang R ke-i Wk
= jumlah waktu yang dikonsumsi W
= jumlah waktu yag tersedia Wg
= jumlah waktu yang dipakai untuk bekerja Becker memperkenalkan konsep pendapatan penuh full income ke dalam
teori rumahtangga. Pendapatan penuh I
F
sebagai pendapatan uang maksimum yang dapat dicapai rumahtangga dengan semua waktu dan sumberdaya lain yang
dicurahkan untuk memperoleh pendapatan dengan tidak memperhatikan konsumsi. Rumahtangga dapat menghabiskan pendapatan penuh secara langsung maupun tidak
langsung. Secara langsung adalah untuk membeli barang-barang pasar dan secara tidak langsung untuk memproduksi barang akhir yang siap dikonsumsi non-market
goods termasuk penggunaan waktu rumahtangga. Jika rumahtangga mengalokasikan
waktu mereka untuk menghasilkan barang rumah atau barang akhir yang siap dikonsumsi R-goods, mereka tidak memperoleh pendapatan. Implikasinya bahwa
individu dalam rumahtangga dapat mengalokasikan kendala waktu mereka apakah
untuk memproduksi barang akhir, bekerja, dan santai dalam tujuan untuk memaksimumkan fungsi utilitas rumahtangga.
Rumahtangga dapat memaksimumkan utilitasnya dengan mengkonsumsi barang-barang akhir R yang dihasilkan rumahtangga. Barang-barang akhir tersebut
dihasilkan berdasarkan kombinasi input yang dibeli dipasar dengan waktu, R = RK
Bi
, W
i
. Asumsi : rumahtangga menghasilkan hanya satu barang akhir, R. Implikasinya waktu yang tersedia oleh rumahtangga digunakan untuk memproduksi satu barang
akhir, sehingga dalam fungsi utilitas hanya menyangkut faktor satu barang siap dikonsumsi R dan leisure S. Dalam hal ini harga merupakan harga tunggal untuk
input yang digunakan dalam menghasilkan satu barang siap dikonsumsi. Waktu yang tersedia oleh rumahtangga dialokasikan untuk beberapa
penggunaan. Alokasi waktu yang dinyatakan Becker ini dapat dinyatakan dalam bentuk kurva dengan melihat hubungan antara barang akhir yang diproduksi
rumahtangga dengan alokasi penggunaan waktu tersebut. Pemikiran ini sama dengan yang dinyatakan Ellis 1988, sehingga pemahaman selanjutnya dari konsep Becker
seperti dapat dilihat dalam Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan total waktu yang tersedia untuk semua aktivitas
rumahtangga dan anggota keluarganya. Waktu yang tersedia tersebut dikategorikan dalam tiga komponen yaitu, waktu bekerja dirumah, waktu bekerja di luar rumah dan
waktu untuk santai leisure. Waktu bekerja dirumah yaitu waktu yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang yang siap dikonsumsi home production, waktu
bekerja di luar rumah yaitu waktu yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Sedangkan waktu santai adalah waktu yang digunakan untuk istirahat.
Gambar 2. Alokasi Waktu Rumahtangga
Sumbu vertikal pada Gambar 2 merupakan jumlah barang siap dikonsumsi yang dihasilkan rumahtangga R, sedangkan sumbu horizontal menunjukkan waktu
yang tersedia oleh rumahtangga OW. Waktu yang digunakan rumahtangga untuk bekerja dirumah adalah sebesar OW
1
, sedangkan waktu yang digunakan untuk kerja di luar rumah dan menghasilkan pendapatan yaitu sebesar W
1
W
2
. Waktu sisa dari waktu yang tersedia merupakan waktu santai atau waktu istirahat yaitu sebesar W
2
W. Penggunaan waktu yang dialokasikan rumahtangga menghasilkan fungsi produksi
yang dinyatakan sebagai kurva total produksi TP. Fungsi produksi menggambarkan transformasi waktu bekerja di rumah ke dalam barang konsumsi akhir R.
Bila bekerja di luar rumah, rumahtangga memperoleh pendapatan. Setiap peningkatan jam kerja akan menghasilkan pendapatan tertentu. Total pendapatan
yang diterima rumahtangga dinyatakan sebagai OI yang merupakan total pendapatan A
g’ I
TP U
E
2
U E
1
B C
W W
2
W
1
g
O R
R
riil. Titik I mewakili opportunity cost penuh dari waktu rumahtangga yang diperoleh dengan nilai total jam yang tersedia W pada tingkat upah riil sama dengan Gh.
Opportunity cost dari waktu ditunjukkan oleh upah riil, g.
Keseimbangan rumahtangga dalam menghasilkan produk akhir dicapai pada titik E
1
, yaitu pada saat tambahan produk bekerja di rumah sama dengan upah riil MPP = Gh. Pada kondisi ini kurva total produksi bersinggungan dengan garis
tingkat upah riil gg’, dengan waktu yang digunakan sebesar OW
1
dan produk akhir yang dihasilkan sebesar OC. Kombinasi antara barang akhir produksi rumah dengan
waktu santai menghasilkan utilitas tertentu yang digambarkan sebagai kurva indiferens UU. Keseimbangan rumahtangga dalam mengkonsumsi barang akhir
dicapai pada titik E
2
, yaitu pada saat Marginal Rate of Substitution dari waktu santai, MRS
S
MU
S
MU
R
sama dengan rasio opportunity cost waktu santai terhadap harga pasar input produk akhir Gh.
Kondisi seperti diuraikan di atas dengan asumsi tingkat upah yang berlaku adalah konstan. Apabila terjadi perubahan tingkat upah cet. par maka kondisi
tersebut akan berubah karena dengan berubahnya tingkat upah menyebabkan pendapatan yang diterima rumahtangga cenderung berubah. Perubahan tingkat
pendapatan ini akan mempengaruhi alokasi waktu rumahtangga yang tersedia untuk waktu bekerja dirumah, waktu kerja di luar rumah dan waktu santai.
Teori alokasi waktu yang dijelaskan Becker merupakan teori alokasi waktu antara aktivitas yang berbeda. Inti teori ini adalah asumsi rumahtangga sebagai
produsen dan sebagai konsumen. Rumahtangga memproduksi komoditas dengan
mengkombinasikan input barang dan waktu berdasarkan aturan minimisasi biaya teori tradisional perusahaan. Kuantitas komoditas yang diproduksi ditentukan oleh
maksimisasi fungsi utilitas dengan kendala harga dan batasan sumberdaya. Sumberdaya diukur melalui pendapatan penuh yaitu jumlah pendapatan uang dan
kehilangan waktu dan barang yang digunakan untuk mendapat kepuasan. Harga komoditas diukur dari jumlah biaya input barang dan waktu.
3.1.2. Konsep Rumahtangga Chayanov