Penawaran Tenaga Kerja Ternak Sapi Untuk Jagung

permintaan tenaga kerja sewa pada usaha kelapa. Sebagian besar rumahtangga bekerja sebagai buruh tani. Pekerjaan tersebut dilakukan mengingat panen kelapa dilakukan setiap tiga bulan sekali kwartalan. Demikian pula untuk usahatani lain tergantung musim tanam. Rumahtangga membutuhkan budget untuk kebutuhan mereka sehari-hari. Kenyataan tersebut menyebabkan rumahtangga meningkatkan jam kerjanya sebagai buruh tani. Peningkatan curahan kerja keluarga sebagai buruh tani menyebabkan rumahtangga meningkatkan permintaan tenaga sewa, walaupun pengaruhnya kecil. Selain itu, permintaan tenaga kerja sewa pada kelapa tidak responsif terhadap curahan kerja keluarga sebagai buruh tani.

7.3.6. Penawaran Tenaga Kerja Ternak Sapi Untuk Jagung

Tenaga kerja sapi dimaksud adalah tenaga sapi yang digunakan rumahtangga untuk mengolah lahan usaha jagung. Penawaran tenaga kerja sapi TKSJ secara bersama-sama dipengaruhi upah sewa sapi bayangan USSB, tenaga kerja sewa untuk usaha jagung TKLJ, tenaga kerja keluarga untuk usaha jagung TKDJ dan luas lahan jagung LHNJ. Penelitian Priyanti 2007 tidak menggunakan tenaga kerja sapi. Sedangkan dalam penelitian Asmarantaka 2007 menunjukkan rumahtangga menggunakan tenaga kerja traktor untuk mengolah lahan usaha padi. Hasil estimasi pada Tabel 39 menunjukkan semua tanda estimasi peubah yang mempengaruhi peubah endogen tenaga kerja sapi pada usaha jagung telah sesuai kriteria ekonomi. Tanda estimasi upah bayangan tenaga kerja sapi adalah positif. Artinya naiknya upah bayangan tenaga kerja sapi meningkatkan penawaran tenaga kerja sapi untuk usaha jagung sebesar nilai estimasi parameternya. Biaya transaksi semakin tinggi menyebabkan upah sewa sapi semakin tinggi. Kenyataan tersebut menunjukkan peningkatan biaya transaksi menyebabkan rumahtangga cenderung menaikkan tenaga kerja ternak sapi. Tanda peubah luas lahan garapan jagung adalah positif. Artinya perluasan lahan jagung menyebabkan peningkatan penawaran tenaga kerja sapi. Kenyataan di lapangan, tenaga kerja sapi digunakan untuk mengolah membajak lahan. Semakin luas lahan untuk jagung maka jam kerja ternak sapi semakin tinggi. Berdasarkan estimasi, tanda peubah tenaga kerja keluarga untuk usaha jagung adalah positif. Artinya semakin tinggi tenaga kerja keluarga dalam usaha jagung maka penggunaan tenaga kerja sapi semakin meningkat. Tenaga kerja sapi digunakan sebagai tenaga kerja untuk membajak lahan dan tenaga kerja keluarga sebagai komplemen bagi tenaga kerja sapi untuk usaha jagung. Peubah tenaga kerja luar keluarga untuk jagung mempunyai tanda negatif. Artinya peningkatan tenaga kerja sewa untuk jagung menyebabkan terjadinya penurunan penawaran tenaga kerja sapi. Untuk pekerjaan pengolahan lahan dapat dilakukan oleh tenaga kerja sewa. Sehingga tenaga kerja luar keluarga dapat bersubstitusi dengan tenaga kerja ternak sapi. Hasil estimasi juga menunjukkan upah bayangan sewa sapi berpengaruh nyata terhadap penawaran tenaga kerja sapi untuk jagung pada taraf nyata 15 persen. Rumahtangga menggunakan tenaga kerja sapi untuk pengolahan lahan dan sudah tertentu. Kenaikan upah tenaga kerja yang disebabkan biaya transaksi dampaknya kecil terhadap penambahan jam kerja sapi. Peubah tenaga kerja keluarga dalam usaha jagung berpengaruh sangat nyata terhadap penawaran tenaga kerja sapi pada taraf nyata 15 persen. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja sapi saling melengkapi dengan tenaga kerja keluarga dalam usaha jagung dan pengaruhnya sangat besar terhadap peningkatan jam kerja ternak sapi untuk pengolahan lahan usaha jagung. Berdasarkan estimasi, peubah tenaga kerja sewa untuk jagung berpengaruh tidak nyata terhadap penawaran tenaga kerja sapi untuk jagung pada taraf nyata 15 persen. Artinya peningkatan permintaan tenaga kerja sewa pengaruhnya kecil terhadap turunnya jam kerja ternak sapi pada usaha jagung. Hal ini disebabkan sapi adalah milik sendiri sehingga rumahtangga tidak membutuhkan budget yang besar untuk bayar upah. Selain itu, dengan menggunakan tenaga ternak sapi, waktu untuk olah lahan lebih kecil. Disini tenaga kerja sapi tidak responsif terhadap tenaga kerja sewa untuk usaha jagung. Peubah luas lahan garapan berpengaruh sangat nyata terhadap penawaran tenaga kerja sapi untuk jagung. Rumahtangga memanfaatkan tenaga kerja sapi untuk mengolah lahan usaha jagung. Perluasan lahan mempunyai pengaruh sangat besar terhadap peningkatan tenaga kerja sapi. Besarnya nilai elastisitas peubah penawaran tenaga kerja sapi untuk jagung terhadap upah bayangan sewa sapi lebih kecil satu. Artinya penawaran tenaga kerja sapi untuk jagung tidak responsif terhadap upah sewa sapi bayangan. Peningkatan upah sewa sapi karena biaya transaksi pengaruhnya kecil terhadap penawaran tenaga kerja sapi dan naiknya upah karena biaya transaksi tidak langsung direspon rumahtangga dengan meningkatkan tenaga kerja sapi. Biaya transaksi berpengaruh terhadap penawaran tenaga kerja dan berlaku juga bagi tenaga kerja sapi. Sehingga makin tinggi biaya transaksi maka upah semakin tinggi menyebabkan penawaran tenaga kerja sapi semakin tinggi. Nilai elastisitas tenaga kerja sapi untuk jagung terhadap luas lahan jagung lebih kecil satu. Artinya tenaga kerja sapi untuk jagung tidak responsif terhadap luas lahan garapan jagung. Walaupun luas lahan jagung sangat berpengaruh terhadap penawaran tenaga kerja sapi, namun perluasan lahan usaha jagung tidak langsung direspon rumahtangga dengan meningkatkan jam kerja ternak sapi. Tenak sapi juga disewa oleh rumahtangga lain untuk mengolah lahan maupun pengangkut output pertanian dan material. Nilai elastisitas penawaran tenaga kerja sapi untuk jagung terhadap tenaga kerja keluarga untuk jagung lebih kecil satu. Artinya penawaran tenaga kerja sapi tidak responsif terhadap tenaga kerja keluarga dalam jagung. Dalam hal ini tenaga kerja keluarga dapat digantikan dengan tenaga sewa dalam usaha jagung.

7.3.7. Penawaran Tenaga Kerja Ternak Sapi Untuk Kelapa