Peubah permintaan tenaga kerja luar keluarga untuk jagung tidak responsif terhadap surplus produksi jagung. Artinya walaupun surplus produksi jagung
sangat berpengaruh terhadap peningkatan permintaan tenaga kerja sewa, namun peningkatan surplus tersebut tidak langsung direspon oleh rumahtangga dengan
menaikkan jam kerja tenaga sewa. Hal ini disebabkan jam kerja sewa sudah tertentu untuk kegiatan tertentu dalam usaha jagung.
7.3.5. Permintaan Tenaga Kerja Luar Keluarga Untuk Kelapa
Di Bolaang Mongondow, rumahtangga menggunakan tenaga kerja sewa dalam proses produksi kelapa apabila budget yang ada mencukupi. Kegiatan
tenaga sewa dalam usaha kelapa diantaranya panjat, kumpul kelapa, kupas kelapa dan panggang kopra fufu serta angkut. Upah panjat kelapa sebesar Rp 1000 - Rp
1250 per pohon. Kumpul kelapa Rp 25 000 per hari, kupas Rp 20 sampai Rp 25 per biji, pembuatan kopra Rp 25 000 per 100 kg kopra, tetapi ada juga bagi hasil.
Upah tersebut tergantung upah yang berlaku di masing-masing daerah. Permintaan tenaga kerja luar untuk kelapa TKLK secara bersama-sama
dipengaruhi oleh upah bayangan tenaga kerja UTKB, produksi kelapa PROB, jumlah angkatan kerja JAKK dan curahan kerja keluarga sebagai buruh tani
CTDUO. Hasil estimasi pada Tabel 39 menunjukkan semua tanda estimasi peubah-peubah yang mempengaruhi peubah endogen tenaga kerja luar keluarga
pada usaha kelapa telah sesuai kriteria ekonomi. Tanda estimasi peubah upah bayangan tenaga kerja adalah negatif. Artinya
biaya transaksi naik maka upah bayangan naik menyebabkan penurunan permintaan tenaga sewa untuk usaha kelapa sebesar nilai estimasi parameternya
dan pengaruhnya cukup besar. Hal ini disebabkan rumahtangga mempunyai keterbatasan budget. Rumahtangga berusaha mengurangi tenaga sewa dalam
rangka meminimumkan biaya produksi. Permintaan tenaga kerja sewa untuk kelapa sangat responsif terhadap biaya transaksi. Tenaga sewa yang dapat
dikurangi yaitu kegiatan untuk kumpul, kupas kelapa dan proses produksi kopra. Faktor lain yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja sewa untuk usaha
kelapa adalah produksi kelapa. Semakin tinggi produksi kelapa maka permintaan tenaga kerja sewa semakin tinggi dan pengaruhnya sangat besar. Pekerjaan yang
membutuhkan tenaga sewa untuk usaha kelapa diantaranya panjat, kumpul dan kupas kelapa serta pembuatan kopra. Produksi kelapa semakin banyak berarti
membutuhkan tenaga sewa lebih besar. Walaupun permintaan tenaga kerja sewa tidak responsif terhadap produksi kelapa.
Peubah jumlah angkatan kerja dalam rumahtangga mempunyai tanda negatif. Artinya semakin besar jumlah angkatan kerja dalam rumahtangga
menyebabkan terjadinya penurunan permintaan tenaga kerja sewa sebesar nilai estimasi parameternya. Fenomena ini disebabkan kegiatan-kegiatan seperti
kumpul kelapa, kupas, pembuatan kopra dapat ditangani oleh anggota rumahtangga yang sudah dikategorikan sebagai angkatan kerja. Walaupun jumlah
angkatan kerja tersebut pengaruhnya kecil terhadap penurunan tenaga kerja sewa pada usaha kelapa. Hal ini ditunjang dengan hasil penelitian bahwa permintaan
tenaga kerja sewa tidak responsif terhadap jumlah angkatan kerja dalam keluarga. Jumlah tenaga kerja sewa sudah tertentu dengan kegiatan tertentu.
Tanda peubah curahan kerja keluarga sebagai buruh tani adalah positif. Artinya curahan kerja keluarga sebagai buruh tani menyebabkan peningkatan
permintaan tenaga kerja sewa pada usaha kelapa. Sebagian besar rumahtangga bekerja sebagai buruh tani. Pekerjaan tersebut dilakukan mengingat panen kelapa
dilakukan setiap tiga bulan sekali kwartalan. Demikian pula untuk usahatani lain tergantung musim tanam. Rumahtangga membutuhkan budget untuk kebutuhan
mereka sehari-hari. Kenyataan tersebut menyebabkan rumahtangga meningkatkan jam kerjanya sebagai buruh tani. Peningkatan curahan kerja keluarga sebagai
buruh tani menyebabkan rumahtangga meningkatkan permintaan tenaga sewa, walaupun pengaruhnya kecil. Selain itu, permintaan tenaga kerja sewa pada
kelapa tidak responsif terhadap curahan kerja keluarga sebagai buruh tani.
7.3.6. Penawaran Tenaga Kerja Ternak Sapi Untuk Jagung