Permintaan Pupuk Urea Perilaku Penggunaan Input Produksi

menurunkan permintaan benih. Budget yang tersedia terbatas sehingga semakin mahal benih jagung rumahtangga cenderung mengurangi pembeliannya. Sejalan dengan teori ekonomi, harga input berhubungan negatif dengan permintaan input. Di Minahasa jagung ditanam selain sebagai konsumsi ternak juga sebagai sumber pendapatan namun permintaan benih tergantung harganya. Luas garapan jagung sangat berpengaruh terhadap permintaan benih. Fenomena tersebut didorong karena kebutuhan rumahtangga di Minahasa maupun kebutuhan ternak untuk konsumsi rumput. Namun perluasan lahan tidak langsung direspon oleh rumahtangga dengan meningkatkan permintaan benih jagung. Hal ini disebabkan karena keterbatasan budget rumahtangga seperti dijelaskan di atas.

7.2.3. Permintaan Pupuk Urea

Jumlah permintaan pupuk urea JPUJ di Minahasa secara bersama-sama dipengaruhi harga pupuk urea HPUJ, harga pupuk TSP HPTJ, luas lahan garapan jagung LHNJ, penerimaan usaha sapi RUTS dan biaya transaksi jagung BTRJ. Seperti Bakir 2007 dan Asmarantaka 2007 memasukkan peubah harga urea dan luas lahan dalam model persamaan permintaan urea. Dalam membangun model, Priyanti 2007 tidak memasukkan variabel harga urea untuk padi. Penerimaan usaha sapi mempengaruhi permintaan pupuk urea untuk jagung. Hal ini sejalan dengan penelitian Bakir 2007, Asmarantaka 2007 dan Priyanti 2007 yang memasukkan pendapatan dalam model permintaan input. Penelitian ini memasukkan biaya transaksi dalam usaha jagung dengan anggapan, biaya transaksi dapat mengurangi budget rumahtangga sehingga secara langsung dapat mempengaruhi permintaan pupuk urea. Hasil estimasi pada Tabel 38 menunjukkan semua tanda peubah-peubah yang mempengaruhi peubah endogen permintaan pupuk urea telah sesuai dengan kriteria ekonomi. Harga pupuk urea dan biaya transaksi usaha jagung bernilai negatif. Artinya naiknya harga pupuk urea dan biaya transaksi usaha jagung masing-masing dapat menurunkan permintaan input pupuk urea untuk jagung. Hasil ini sesuai dengan teori produksi, semakin tinggi harga input ada kecenderungan rumahtangga menurunkan permintaan input tersebut. Selanjutnya, biaya transaksi mempengaruhi keputusan rumahtangga dalam berproduksi. Sedangkan harga pupuk TSP, luas lahan jagung dan penerimaan usaha sapi bernilai positif. Artinya peningkatan peubah harga pupuk TSP, luas lahan garapan jagung dan penerimaan usaha sapi masing-masing menyebabkan peningkatan permintaan pupuk urea untuk jagung sebesar nilai estimasi parameternya. Hasil estimasi juga menunjukkan peubah harga pupuk urea, harga pupuk TSP, luas lahan garapan jagung dan biaya transaksi penjualan jagung masing- masing berpengaruh nyata terhadap permintaan pupuk urea pada taraf nyata 15 persen. Semakin tinggi harga urea berpengaruh cukup besar bagi rumahtangga untuk mengurangi permintaan urea. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dana yang ada. Secara teori ekonomi produksi, permintaan input juga dipengaruhi harga input lain. Harga pupuk TSP cukup berpengaruh bagi permintaan pupuk urea. Pupuk TSP dapat mensubstitusi penggunaan pupuk urea, walaupun secara teori kedua pupuk tersebut tidak saling substitusi karena masing-masing mempunyai manfaat yang berbeda. Ekspansi lahan garapan jagung sangat mempengaruhi permintaan pupuk urea. Bila rumahtangga siap melakukan ekspansi konsekuensinya rumahtangga juga harus menaikkan permintaan pupuk untuk peningkatan produksi jagung. Biaya transaksi sangat mempengaruhi rumahtangga untuk menurunkan permintaan urea. Fenomena yang sama dengan perilaku permintaan input lain, biaya transaksi menyebabkan harga yang diterima semakin kecil akibatnya penerimaan semakin kecil sehingga budget semakin kecil. Dalam menghadapi biaya transaksi yang semakin tinggi rumahtangga cenderung mengurangi permintaan pupuk urea. Peubah penerimaan usaha sapi di Minahasa berpengaruh tidak nyata terhadap permintaan pupuk urea. Dalam proses produksi usaha jagung penggunaan pupuk urea sudah tertentu untuk luas lahan tertentu. Peningkatan pendapatan usaha sapi pengaruhnya kecil terhadap permintaan pupuk urea. Besarnya nilai elastisitas peubah jumlah permintaan pupuk urea terhadap peubah harga pupuk urea, harga pupuk TSP dan biaya transaksi penjualan jagung masing-masing lebih besar satu. Artinya, peubah jumlah permintaan pupuk responsif terhadap masing-masing harga pupuk urea, harga pupuk TSP dan biaya transaksi penjualan jagung. Peningkatan biaya transaksi langsung direspon rumahtangga dengan mengurangi permintaan pupuk urea pada usaha jagung. Harga urea berpengaruh terhadap permintaan urea untuk usaha jagung. Hal ini ditunjang dengan hasil analisis yang menunjukkan bahwa peningkatan harga urea langsung direspon rumahtangga petani peternak sapi dengan penurunan permintaan urea pada usaha jagung. Berbeda dengan penelitian Asmarantaka 2007 yang melaporkan permintaan urea tidak responsif terhadap harganya. Kenyataan di lapangan menunjukkan pola usaha jagung selain bergilir juga tumpangsari dengan tanaman kacang-kacangan. Tanaman kacang-kacangan tersebut diantaranya kacang merah, kacang tanah dan kacang hijau. Tanaman kacang-kacangan memproduksi unsur hara N di dalam tanah sehingga dapat mensubstitusi penggunaan pupuk urea. Nilai elastisitas peubah jumlah permintaan pupuk terhadap luas lahan jagung dan penerimaan yang bersumber dari usaha sapi besarnya masing-masing lebih kecil satu. Artinya, jumlah permintaan pupuk tidak responsif terhadap luas lahan garapan jagung dan penerimaan usaha sapi. Hasil ini sejalan dengan penelitian Bakir 2007 dan Priyanti 2007 yang menyatakan permintaan pupuk urea untuk usahatani padi tidak responsif terhadap pendapatan usahatani. Berbeda dengan hasil penelitian Asmarantaka 2007, bahwa permintaan urea responsif terhadap luas lahan padi.

7.2.4. Permintaan Pupuk TSP