Permintaan Benih Jagung Perilaku Penggunaan Input Produksi

permintaan rumput tidak responsif terhadap produksi sapi. Hal ini disebabkan kebutuhan konsumsi rumput belum menjadi perhatian bagi rumahtangga. Penerimaan usaha ternak sapi di Bolaang Mongondow sangat menentukan permintaan rumput untuk konsumsi ternak. Dalam melakukan proses produksi, rumahtangga membutuhkan budget. Semakin tinggi penerimaan usaha sapi mendorong rumahtangga menaikkan permintaan input termasuk permintaan rumput. Namun permintaan rumput tersebut tidak responsif terhadap penerimaan usaha sapi. Hal ini disebabkan rumput merupakan makanan utama bagi ternak dan dapat dipenuhi dari rumput-rumput yang tumbuh liar dan limbah pertanian. Penerimaan usaha kelapa merupakan sumber penerimaan utama bagi rumahtangga di Bolaang Mongondow. Penerimaan tersebut dialokasikan selain untuk kebutuhan pokok juga untuk kebutuhan proses produksi usaha sapi. Semakin tinggi penerimaan usaha kelapa, pengaruhnya cukup besar bagi peningkatan permintaan rumput. Namun permintaan rumput tidak responsif terhadap penerimaan usaha kelapa. Fenomena tersebut menunjukkan rumahtangga petani peternak sapi di Bolaang Mongondow tetap berusaha memenuhi kebutuhan pakan sapi walaupun tidak ada peningkatan pendapatan. Pemenuhan kebutuhan pakan tersebut dilakukan dengan cara ternak sapi dilepas di kebun yang agak jauh.

7.2.2. Permintaan Benih Jagung

Jumlah permintaan benih JBJ secara bersama-sama dipengaruhi harga benih jagung HBJ, luas lahan garapan jagung LHNJ dan biaya transaksi pada usaha jagung BTRJ. Priyanti 2007 membangun model permintaan benih padi dipengaruhi pendapatan usahatani, jumlah kredit dan tenaga kerja usahatani padi. Dalam penelitian ini, permintaan input produksi juga dipengaruhi biaya transaksi. Biaya transaksi merupakan biaya yang ditanggung rumahtangga pada saat membeli input dan menjual output. Secara teoritis, biaya transaksi mempengaruhi keputusan rumahtangga dalam berproduksi termasuk keputusan dalam permintaan input. Biaya transaksi mempengaruhi harga yang diterima mengakibatkan penurunan penerimaan sehingga dapat mengurangi budget dalam berproduksi. Hasil estimasi pada Tabel 38 menunjukkan semua tanda peubah-peubah yang mempengaruhi peubah endogen permintaan benih telah sesuai kiteria ekonomi. Peubah harga benih jagung dan biaya transaksi pada usaha jagung masing-masing bernilai negatif artinya peningkatan harga benih jagung dan biaya transaksi jagung masing-masing menyebabkan penurunan permintaan benih sebesar nilai estimasi parameternya. Sedangkan peubah luas lahan garapan jagung bernilai positif artinya perluasan lahan garapan jagung menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan benih jagung sebesar nilai estimasi parameternya. Hasil estimasi di Minahasa juga menunjukkan baik peubah harga benih jagung HBJ, luas lahan jagung LHNJ maupun biaya transaksi jagung BTRJ masing-masing berpengaruh nyata terhadap permintaan benih jagung pada taraf nyata 15 persen. Sesuai teori ekonomi, naiknya harga input menyebabkan penurunan permintaan input tersebut. Dalam melakukan proses produksi jagung rumahtangga membutuhkan budget, namun rumahtangga mempunyai keterbatasan budget untuk usaha jagung disebabkan pendapatan dialokasikan juga untuk kebutuhan pokok. Apabila terjadi peningkatan harga benih jagung menyebabkan rumahtangga berusaha mengurangi permintaan input tersebut. Sebagian jagung ditanam untuk kebutuhan konsumsi ternak. Rumahtangga berusaha memperluas lahan garapan jagung ataupun menambah periode tanam. Perluasan lahan tersebut berdampak sangat besar terhadap permintaan benih jagung. Peningkatan permintaan benih jagung dibatasi oleh budget yang dimiliki rumahtangga. Tersedianya budget dipengaruhi biaya-biaya yang dikeluarkan mulai dari pembelian input sampai pada proses produksi usaha jagung. Biaya transaksi pembelian input produksi untuk usaha jagung mempengaruhi budget yang tersedia. Semakin tinggi biaya transaksi penjualan jagung maupun biaya transaksi pembelian benih dan pembelian pupuk menyebabkan harga jagung yang diterima rumahtangga semakin kecil sehingga pendapatan semakin kecil. Selanjutnya kenyataan tersebut berdampak cukup besar bagi penurunan permintaan benih jagung. Hal ini disebabkan biaya transaksi mengurangi budget yang tersedia bagi rumahtangga. Nilai elastisitas jumlah permintaan benih jagung terhadap biaya transaksi jagung adalah lebih besar satu, artinya jumlah permintaan benih jagung responsif terhadap biaya transaksi penjualan jagung. Fenomena ini menunjukkan biaya transaksi yang ditanggung rumahtangga sangat mempengaruhi permintaan benih jagung. Peningkatan biaya transaksi langsung direspon rumahtangga untuk menurunkan permintaan benih. Rumahtangga mempunyai keterbatasan budget usahatani sehingga peningkatan biaya transaksi mengurangi budget yang ada. Besarnya nilai elastisitas permintaan benih jagung terhadap peubah harga benihnya maupun luas lahan garapan jagung masing-masing lebih kecil satu. Peubah permintaan benih jagung tidak responsif terhadap peubah harganya. Harga benih berpengaruh tidak nyata terhadap penurunan pembelian benih jagung dan perubahan harga benih tidak langsung direspon rumahtangga di Minahasa untuk menurunkan permintaan benih. Budget yang tersedia terbatas sehingga semakin mahal benih jagung rumahtangga cenderung mengurangi pembeliannya. Sejalan dengan teori ekonomi, harga input berhubungan negatif dengan permintaan input. Di Minahasa jagung ditanam selain sebagai konsumsi ternak juga sebagai sumber pendapatan namun permintaan benih tergantung harganya. Luas garapan jagung sangat berpengaruh terhadap permintaan benih. Fenomena tersebut didorong karena kebutuhan rumahtangga di Minahasa maupun kebutuhan ternak untuk konsumsi rumput. Namun perluasan lahan tidak langsung direspon oleh rumahtangga dengan meningkatkan permintaan benih jagung. Hal ini disebabkan karena keterbatasan budget rumahtangga seperti dijelaskan di atas.

7.2.3. Permintaan Pupuk Urea