menyebabkan semakin berkurang penawaran tenaga kerja keluarga pada usaha sapi. Fenomena tersebut sesuai dengan teori ekonomi, bahwa penawaran tenaga
kerja keluarga suatu usahatani tertentu saling bersubstitusi dengan tenaga kerja keluarga usahatani lain. Hal ini disebabkan biaya produksi pada usaha kelapa
sangat tinggi sehingga rumahtangga berusaha meningkatkan tenaga kerja keluarga dalam usaha kelapa dengan cara mengurangi penawaran tenaga kerja dalam usaha
sapi. Walaupun penawaran tenaga kerja keluarga untuk usaha sapi tidak responsif terhadap penawaran tenaga kerja keluarga untuk usaha kelapa. Hal ini disebabkan
alokasi tenaga kerja keluarga untuk setiap usahatani sudah tertentu. Produksi sapi berpengaruh nyata terhadap penawaran tenaga kerja
keluarga untuk usaha sapi. Artinya produksi sapi semakin banyak mengakibatkan kebutuhan jam kerja keluarga untuk ternak sapi semakin meningkat. Walaupun
penawaran tenaga kerja keluarga untuk usaha sapi tidak responsif terhadap produksi sapi tersebut. Hal ini disebabkan tenaga kerja keluarga sudah tertentu.
7.3.2. Penawaran Tenaga Kerja Keluarga Untuk Jagung
Penawaran tenaga kerja keluarga dalam usaha jagung TKDJ di Minahasa secara bersama-sama dipengaruhi upah bayangan tenaga kerja UTKB, tenaga
kerja keluarga untuk usaha sapi TKDS, tenaga kerja luar keluarga untuk usaha jagung TKLJ, produksi jagung PROJ dan biaya sarana produksi jagung
BSPJ. Model yang dibangun peneliti lain untuk tanaman pangan padi berbeda dengan model penelitian ini. Asmarantaka 2007 menganalisis pengaruh luas
lahan padi, pendapatan dan jumlah keluarga terhadap penawaran tenaga kerja keluarga untuk padi. Sedangkan Priyanti 2007 menganalisis pengaruh upah,
tenaga kerja keluarga untuk sapi, curahan kerja sebagai buruh tani dan pengeluaran rumahtangga terhadap penggunaan tenaga kerja keluarga untuk padi.
Hasil estimasi pada Tabel 39 menunjukkan semua tanda estimasi peubah yang mempengaruhi peubah endogen tenaga kerja keluarga pada usaha jagung
telah sesuai kriteria ekonomi. Tanda estimasi peubah upah bayangan tenaga kerja adalah positif. Artinya naiknya upah bayangan tenaga kerja menyebabkan naiknya
penawaran tenaga kerja keluarga untuk usaha jagung sebesar nilai estimasi parameternya. Fenomena ini sesuai teori ekonomi yang menunjukkan peningkatan
upah tenaga kerja menyebabkan produsen dalam penelitian ini rumahtangga cenderung meningkatkan penawaran tenaga kerja. Peningkatan upah bayangan
tersebut disebabkan adanya peningkatan biaya transaksi. Naiknya biaya transaksi menyebabkan rumahtangga cenderung meningkatkan jam kerja pada usaha
jagung. Kenyataan ini disebabkan rumahtangga mempunyai keterbatasan budget. Naiknya biaya transaksi menyebabkan rumahtangga cenderung meningkatkan jam
kerja keluarga untuk meminimumkan biaya tenaga kerja. Peubah penawaran tenaga kerja keluarga untuk sapi mempunyai tanda
negatif. Artinya naiknya tenaga kerja keluarga untuk sapi menyebabkan terjadinya penurunan penawaran tenaga kerja keluarga pada usaha jagung. Fenomena ini
sesuai dengan teori ekonomi, penawaran tenaga kerja keluarga pada usahatani tertentu bersubstitusi dengan tenaga kerja keluarga untuk usahatani lain. Sejalan
dengan hasil analisis Priyanti 2007, bahwa peningkatan tenaga kerja keluarga pada usaha sapi menyebabkan turunnya tenaga kerja keluarga untuk usaha padi.
Peubah permintaan tenaga kerja luar keluarga untuk jagung mempunyai tanda negatif. Artinya naiknya tenaga kerja luar keluarga menyebabkan terjadinya
penurunan penawaran tenaga kerja keluarga pada usaha jagung sebesar nilai estimasi parameternya. Seperti peubah tenaga kerja keluarga untuk sapi, fenomena
ini sesuai dengan teori ekonomi, permintaan tenaga kerja luar keluarga pada usaha jagung bersubstitusi dengan tenaga kerja keluarga untuk usahatani tersebut.
Tanda peubah produksi jagung adalah positif. Artinya setiap peningkatan produksi jagung menyebabkan naiknya penawaran tenaga kerja keluarga untuk
jagung sebesar nilai estimasi parameternya. Kegiatan tenaga kerja keluarga untuk usaha jagung seperti pengolahan lahan, tanam, penyiangan dan penjemuran.
Anggota rumahtangga dapat menambah jam kerjanya untuk penjemuran apabila produksi jagung meningkat.
Berdasarkan hasil analisis tanda peubah biaya sarana produksi jagung adalah positif. Artinya penawaran tenaga kerja keluarga untuk jagung meningkat
dengan meningkatnya biaya sarana produksi jagung. Sebagai upaya memininumkan biaya produksi usaha jagung, anggota rumahtangga akan
menambah jam kerjanya agar tidak menyewa tenaga kerja luar bila terjadi peningkatan biaya sarana produksi.
Hasil estimasi juga menunjukkan upah bayangan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap penawaran tenaga kerja keluarga untuk jagung pada taraf nyata 15
persen. Fenomena ini menunjukkan biaya transaksi mempunyai dampak yang besar terhadap peningkatan jam kerja keluarga. Semakin tinggi biaya transaksi
maka upah bayangan semakin tinggi menyebabkan alokasi tenaga kerja keluarga untuk usaha jagung semakin tinggi. Kenyataan tersebut terjadi dalam rangka
rumahtangga memininumkan biaya produksi.
Tenaga kerja luar keluarga untuk jagung berpengaruh nyata terhadap penawaran tenaga kerja keluarga untuk jagung pada taraf nyata 15 persen.
Ternyata peningkatan tenaga kerja sewa sangat berpengaruh bagi rumahtangga untuk menurunkan jam kerja keluarga pada usaha jagung. Fenomena ini
disebabkan beberapa hal diantaranya rumahtangga mempunyai budget yang cukup untuk membayar upah. Selain itu, panen jagung dilakukan secara gotong royong
sesama petani dan diberikan upah. Tenaga kerja sewa kebanyakan untuk kegiatan penyiangan dan panen jagung.
Peubah biaya sarana produksi jagung berpengaruh nyata terhadap penawaran tenaga kerja keluarga untuk jagung pada taraf nyata 15 persen. Adanya
keterbatasan budget menyebabkan rumahtangga berusaha menambah jam kerjanya dan dampaknya cukup besar. Rumahtangga petani peternak sapi dalam
melakukan proses produksi berusaha meminimumkan biaya sarana produksi. Penawaran tenaga kerja keluarga untuk usaha sapi berpengaruh tidak nyata
terhadap penawaran tenaga kerja keluarga untuk jagung. Hal ini disebabkan jam kerja pada usaha jagung sudah tertentu sehingga peningkatan tenaga kerja
keluarga untuk sapi pengaruhnya cukup kecil terhadap penurunan jam kerja keluarga pada usaha jagung.
Sesuai hasil analisis produksi jagung berpengaruh tidak nyata terhadap penawaran tenaga kerja keluarga untuk jagung. Hal ini disebabkan peningkatan
produksi jagung cukup kecil karena lahan yang ada sudah tertentu sehingga dampaknya juga kecil terhadap peningkatan jam kerja keluarga untuk jagung.
Besarnya nilai elastisitas peubah penawaran tenaga kerja keluarga terhadap peubah upah bayangan lebih besar satu. Artinya penawaran tenaga kerja
keluarga responsif terhadap peubah biaya transaksi. Hal ini disebabkan keterbatasan budget sehingga rumahtangga berusaha meminimumkan biaya
produksi untuk sewa tenaga kerja. Naiknya upah tenaga kerja yang disebabkan peningkatan biaya transaksi langsung direspon rumahtangga untuk meningkatkan
jam kerja keluarga pada usaha jagung. Secara teori, biaya transaksi mempengaruhi pasar tenaga kerja Lanzona and Everson, 1997. Semakin tinggi biaya transaksi,
upah semakin tinggi menyebabkan penawaran tenaga kerja semakin bertambah. Berbeda dengan analisis Priyanti 2007 yang menyatakan bahwa penggunaan
tenaga kerja keluarga untuk padi tidak responsif terhadap upah tenaga kerja. Nilai elastisitas penawaran tenaga kerja keluarga untuk jagung terhadap
empat peubah lain yang mempengaruhinya yaitu tenaga kerja keluarga untuk sapi, permintaan tenaga kerja sewa untuk jagung, produksi jagung dan biaya sarana
produksi jagung masing-masing lebih kecil satu. Penawaran tenaga kerja keluarga untuk jagung tidak responsif terhadap penawaran tenaga kerja untuk sapi. Hal ini
disebabkan penambahan jam kerja keluarga untuk sapi cukup kecil sehingga tidak langsung direspon rumahtangga untuk menurunkan jam kerja keluarga pada usaha
jagung. Selain itu jam kerja keluarga pada usaha jagung sudah tertentu. Penawaran tenaga kerja keluarga untuk jagung tidak responsif terhadap
penawaran tenaga kerja sewa untuk jagung. Hal ini disebabkan rumahtangga masih dapat menyediakan tenaga kerja keluarga dan jam kerjanya sudah tertentu,
sehingga peningkatan tenaga kerja sewa tidak langsung direspon dengan penurunan jam kerja keluarga untuk jagung.
Sesuai analisis, penawaran tenaga kerja keluarga untuk jagung tidak responsif terhadap produksi jagung. Artinya produksi jagung mempunyai dampak
yang kecil terhadap penawaran tenaga kerja keluarga untuk jagung. Hal ini disebabkan tenaga kerja keluarga dialokasikan untuk berbagai kegiatan usahatani
maupun luar usahatani sehingga jam kerja untuk usaha jagung sudah tertentu. Fenomena tersebut menyebabkan peningkatan produksi jagung tidak langsung
direspon rumahtangga dengan menaikkan jam kerja keluarganya. Penawaran tenaga kerja keluarga untuk jagung tidak responsif terhadap
biaya sarana produksi jagung. Artinya peningkatan biaya sarana produksi tidak langsung direspon rumahtangga dengan meningkatkan tenaga kerja keluarga.
Seperti dijelaskan di atas, tenaga kerja keluarga dialokasikan untuk berbagai kegiatan dan jam kerja sudah tertentu.
7.3.3. Penawaran Tenaga Kerja Keluarga Untuk Kelapa