Biaya Transpor Penjualan Jagung

Mongondow menjual sapi di Boroko. Untuk sampai di Boroko, rumahtangga mengeluarkan biaya perantara lebih rendah. Keadaan ini menunjukkan semakin jauh jarak pasar maka biaya perantara semakin kecil. Tetapi biaya perantara penjualan sapi tersebut tidak responsif terhadap jarak pasar. Fenomena ini menunjukkan penerimaan rumahtangga lebih kecil karena selain memberikan upah ke perantara, rumahtangga juga menanggung biaya transpor dari pedagang yang tidak diketahui berapa besar biaya transpor tersebut.

7.5.2. Biaya Transpor Penjualan Jagung

Hasil estimasi di Minahasa sesuai pada Tabel 41 menunjukkan semua tanda estimasi untuk peubah yang mempengaruhi peubah endogen biaya transpor penjualan jagung BTPJ telah sesuai kriteria ekonomi. Estimasi harga jagung HJG bernilai positif. Artinya semakin tinggi harga jual jagung menyebabkan biaya transpor penjualan jagung semakin tinggi. Hasil penelitian menunjukkan rumahtangga menjual jagung di pasar kecamatan. Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut jagung adalah milik salah satu penduduk di desa tersebut. Setiap kenaikan harga jual jagung maka rumahtangga dikenakan biaya transpor yang lebih tinggi. Pembayaran transpor dilakukan pada saat jagung telah terjual. Estimasi peubah jumlah konsumsi jagung oleh ternak sapi bernilai negatif. Artinya semakin banyak jagung dikonsumsi maka ada kecenderungan penurunan biaya transpor penjualan jagung. Hal ini disebabkan bahwa bila jagung dikonsumsi oleh ternak semakin meningkat maka surplus jagung untuk dijual makin kecil sehingga biaya transpor yang ditanggung rumahtangga juga semakin kecil. Sebagian besar rumahtangga di lokasi penelitian di Minahasa menanam jagung dengan tujuan untuk dijual. Namun sebelum dijual sebagian jagung dimanfaatkan sebagai makanan ternak sapi, sehingga konsumsi ternak sapi tersebut dianggap dapat mengurangi biaya transpor penjualan jagung. Hasil analisis estimasi menunjukkan harga jagung berpengaruh tidak nyata terhadap peubah endogen biaya transpor penjualan jagung pada taraf nyata 15 persen. Artinya, naiknya harga jagung di Minahasa pengaruhnya kecil terhadap peningkatan biaya transpor penjualan jagung. Rumahtangga bisa menggunakan angkutan lain yang lebih murah. Selanjutnya, peubah konsumsi jagung oleh ternak berpengaruh nyata terhadap peubah endogen biaya transpor penjualan jagung pada taraf nyata 15 persen. Artinya, peningkatan konsumsi jagung oleh ternak sangat berpengaruh terhadap pengurangan biaya transpor penjualan jagung disebabkan semakin banyak jagung dikonsumsi oleh ternak maka jumlah jagung yang dijual semakin sedikit. Rumahangga tidak menanggung biaya transpor lebih besar. Dampaknya biaya transaki yang dikeluarkan rumahtangga juga semakin kecil. Nilai elastisitas peubah biaya transpor penjualan jagung terhadap harga jual jagung dan konsumsi jagung masing-masing lebih kecil satu. Artinya, biaya transpor penjualan jagung di Minahasa tidak responsif terhadap peningkatan harga jual jagung. Makin tinggi harga jagung langsung direspon rumahtangga dengan menaikkan biaya transpor. Hal ini disebabkan dengan harga lebih tinggi, penerimaan dari penjualan jagung lebih tinggi, namun responnya kecil. Nilai elastisitas peubah biaya transpor penjualan jagung terhadap konsumsi jagung lebih kecil satu. Artinya biaya transpor penjualan jagung tidak responsif terhadap konsumsi jagung. Konsumsi jagung pengaruhnya kecil terhadap penurunan biaya transpor penjualan jagung. Biaya transpor dihitung berdasarkan banyaknya ret pengangkutan ke tempat tujuan. Biaya transpor penjualan jagung tergantung jumlah yang dijual dan harga yang berlaku.

7.5.3. Biaya Transpor Penjualan Kopra