Model Ekonomi Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi - Jagung di Minahasa

Untuk menjawab tujuan ketiga dan keempat, digunakan pendekatan model ekonometrika dalam bentuk persamaan simultan. Model analisis yang dibangun adalah model usaha ternak sapi-jagung serta usaha ternak sapi-kelapa. Model ekonomi rumahtangga petani usaha ternak sapi-jagung di Minahasa dan model ekonomi rumahtangga petani usaha ternak sapi-kelapa di Bolaang Mongondow mencakup persamaan aktivitas produksi, penggunaan input, biaya transaksi, biaya produksi, pendapatan dan pengeluaran rumahtangga. Aktivitas ekonomi rumahtangga petani usaha ternak sapi-tanaman baik untuk usaha ternak sapi - jagung maupun usaha ternak sapi – kelapa pada masing-masing model saling terkait.

4.5.1. Model Ekonomi Rumahtangga Petani Usaha Ternak Sapi - Jagung di Minahasa

4.5.1.1. Blok Produksi Produksi berdasarkan teori ekonomi merupakan suatu proses menghasilkan produk dengan cara mengkombinasikan input lahan, tenaga kerja dan modal. Rumahtangga petani peternak sapi dalam menghasilkan berbagai komoditas pertanian menggunakan berbagai input. Berbagai komoditas yang dihasilkan diantaranya komoditas berasal dari usaha ternak sapi. Dalam usaha ternak sapi output yang dihasilkan dapat berupa daging dan jasa tenaga kerja. Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, dalam blok produksi yang dipelajari adalah produksi ternak sapi dan penjualan ternak sapi. Produksi ternak sapi dipengaruhi oleh harga bayangan, jumlah permintaan rumput, konsumsi jagung dan pengalaman usaha. Sedangkan penjualan sapi dipengaruhi oleh harga bayangan sapi dan produksi sapi. Bentuk persamaan produksi sapi dan penjualan sapi adalah : Produksi Sapi PROS = a +a 1 HTSB+a 2 JRUM+a 3 KONJ+a 4 LBS+U 1 ……………..[4.1] Penjualan Sapi PROSJ = b + b 1 HTSB + b 2 PROS + U 2 ……………………………..[4.2] Harga Bayangan Sapi HTSB = HTS – BTRS…………………………………………………..[4.3] dimana : PROS : Produksi sapi Kg; PROSJ : Penjualan sapi Kg; HTS : Harga ternak sapi Rpkg; HTSB : Harga bayangan sapi Rpkg; BTR : Total biaya transaksi Rptahun; JRUM : Jumlah rumput Kg; KONJ : Konsumsi jagung Kg; LBS : Pengalaman beternak sapi Tahun; U i : Peubah pengganggu; Hipotesis : a 1 , a 2 , a 3 , a 4 0; b 1 , b 2 0. Produksi jagung yang dianalisis adalah produktivitas jagung dan luas lahan garapan jagung. Produksi jagung merupakan perkalian antara produktivitas jagung dan luas lahan garapan jagung. Produktivitas jagung dipengaruhi oleh harga bayangan jagung, tenaga kerja sewa, tenaga kerja sapi, penerimaan penjualan sapi dan pendapatan luar usahatani. Luas garapan jagung dipengaruhi oleh penawaran tenaga kerja keluarga dan permintaan tenaga kerja sewa pada usaha jagung, jumlah benih, jumlah pupuk urea, jumlah pupuk TSP dan penerimaan penjualan ternak sapi. Bentuk persamaan produktivitas jagung, luas lahan garapan jagung dan harga bayangan adalah: Produktivitas Jagung PRODJ = c +c 1 HJGB+c 2 TKLJ+c 3 TKSJ +c 4 RUTSJ+c 5 PLUT+U 3 …….[4.4] Luas Lahan Garapan Jagung LHNJ = d +d 1 TKDJ+d 2 TKLJ+d 3 JPUJ+d 4 JBJ +d 5 JPTJ+ d 6 RUTSJ+U 4 ………………………………………………………[4.5] Produksi Jagung PROJ = PRODJLHNJ……………………………………………………..[4.6] Harga Bayangan Jagung HJGB = HJG – BTRJ……………………………………………………….[4.7] dimana : PRODJ : Produktivitas jagung Kgtahun; PROJ : Produksi Jagung Kgtahun; LHNJ : Luas garapan jagung Ha; HJGB : Harga jagung bayangan Rpkg; TKDJ : Tenaga kerja keluarga Jamtahun; TKLJ : Tenaga kerja sewa Jamtahun; TKSJ : Tenaga kerja ternak sapi Jamtahun; JPUJ : Jumlah pupuk urea utk jagung Kgtahun; JBJ : Jumlah benih jagung Kgtahun; JPTJ : Jumlah pupuk TSP utk jagung Kgtahun; RUTSJ : Penerimaan penjualan sapi Rptahun; PLUT : Pendapatan luar usahatani Rptahun; BTRJ : Biaya transaksi usaha jagung Rptahun; Hipotesis : c 1 , c 2 , c 3 , c 4 , c 5 0; d 1 , d 2 , d 3 , d 4 , d 5 , d 6 0.

4.5.1.2. Blok Penggunaan Input

Rumahtangga dalam melakukan proses produksi baik usaha ternak sapi maupun usahatani lainnya menggunakan input. Input-input tersebut ada yang disediakan rumahtangga namun ada yang diperoleh dari luar rumahtangga. Rumahtangga petani tidak memproduksi semua jenis komoditas yang dibutuhkan. Beberapa barang atau komoditas diproduksi di luar rumahtangga pasar input. Apabila rumahtangga menerapkan tehnologi pada usahanya maka ketergantungan terhadap pasar input lebih besar dibanding rumahtangga dengan usahatani tradisional. Penggunaan tenaga kerja pada usaha ternak sapi merupakan curahan kerja anggota keluarga. Hal ini disebabkan karena usaha ternak sapi yang ada merupakan usaha sampingan dengan sistem pemeliharaan masih tradisional. Sedangkan penggunaan tenaga kerja pada usaha jagung merupakan curahan kerja anggota keluarga maupun penggunaan tenaga kerja sewa dan tenaga kerja ternak.

a. Permintaan Input Produksi