Model Dasar Perilaku Rumahtangga

keuntungan. Rumahtangga menggunakan tenaga kerja keluarga dapat juga menyewa dari luar keluarga. Tenaga kerja pada saat tertentu dapat digunakan untuk pekerjaan yang lain di luar pertanian. Pekerjaan di luar usahatani dengan memanfaatkan waktu luang dalam pekerjaan usahatani. Tenaga kerja ternak dapat dimanfaatkan untuk mengolah lahan rumahtangga juga dapat disewa oleh rumahtangga lain. Disini tenaga kerja ternak juga merupakan sumber pendapatan. Rumahtangga bertujuan juga memaksimumkan utilitasnya. Utilitas dapat dicapai oleh rumahtangga dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Konsumsi barang dan jasa baik dari pangan maupun non pangan. Semakin tinggi pendapatan yang diperoleh rumahtangga maka pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga dan anggota keluarganya semakin tinggi. Implikasi fenomena ini menunjukkan bahwa rumahtangga dapat memaksimumkan pendapatan sekaligus memaksimumkan utilitasnya. Dalam rangka memaksimumkan utilitasnya rumahtangga mengalokasikan tenaga kerja keluarganya untuk memproduksi barang-barang akhir. Berarti dibutuhkan waktu untuk home production, seperti dalam konsep Becker. Namun demikian, rumahtangga petani peternak selain mencurahkan waktunya untuk produksi pertanian, juga mencurahkan waktu untuk aktivitas kerja lain di luar produksi rumah.

3.2. Model Dasar Perilaku Rumahtangga

Dalam teori ekonomi, masalah keputusan produksi, keputusan konsumsi dan keputusan suplai tenaga kerja, perilakunya dianalisis secara terpisah separable Sadoulet and de Janvry, 1995. Produsen memaksimumkan net revenue berhubungan dengan level produk dan input, dengan kendala ditentukan oleh harga pasar, input tetap dan tehnologi. Konsumen memaksimumkan utilitas berkenaan dengan kualitas barang yang dikonsumsi, dengan kendala ditentukan harga pasar, pendapatan siap dibelanjakan, karakteristik rumahtangga dan selera. Pekerja memaksimumkan utilitas berhubungan dengan pendapatan dan home time sering dinyatakan sebagai leisure dengan kendala ditentukan upah pasar, total waktu yang tersedia dan karakteristik pekerja. Dalam teori ekonomi rumahtangga keputusan produksi, keputusan konsumsi dan suplai tenaga kerja saling terintegrasi dan dianalisis secara simultan. Singh, et al., 1986 menggunakan Basic Model dalam kajian empiris khususnya dalam perilaku rumahtangga pertanian. Tujuan rumahtangga adalah untuk mencapai kepuasan mereka. Inilah yang merupakan kriteria utama ahli ekonomi membedakan rumahtangga dengan unit sosial yang lain Bryant, 1990. Rumahtangga diasumsikan memaksimumkan fungsi utilitas sebagai berikut : U = UK p , K B , K S 3.8 dimana: U = utilitas rumahtangga yang ingin dicapai K p = konsumsi komoditas pokok pertanian K B = konsumsi komoditas yang dibeli K S = konsumsi waktu santai Hal ini akan berbeda bila konsumen secara individu memaksimumkan utilitasnya. Tujuan dasar teori perilaku konsumen adalah untuk menjelaskan bagaimana pilihan konsumen yang rasional, apa yang akan dikonsumsi, bagaimana menghadapi variasi harga dengan pendapatan yang terbatas. Dengan mempertimbangkan fungsi utilitas konsumen secara individu adalah U = K, Z dimana K adalah vektor kuantitas dari n komoditas pada keputusan konsumsi. Z adalah karakteristik individual. Jumlah pendapatan yang siap dibelanjakan, D, sebagai kendala anggaran H’K = D dimana H’ adalah n-dimensi baris vektor harga. Fungsi tujuan konsumen adalah memaksimumkan utilitas berhubungan q dengan kendala H’K = D. Ini dapat ditulis sebagai : Max UK,Z + λD- H’K. λ adalah suatu Lagrange multiplier. Pemecahan masalah maksimisasi ini menghasilkan set dari fungsi permintaan n : K 1 = K 1 H, D, Z, i=1,2,…,n. Set fungsi tersebut merupakan fungsi permintaan konsumen secara individu. Lazear and Michael 1988 mengemukakan model utilitas keluarga dengan mempertimbangkan keluarga terdiri dari satu orang dewasa dan satu orang anak, asumsi bukan barang publik. Rumahtangga dalam memaksimumkan fungsi utilitas dibatasi oleh beberapa kendala diantaranya kendala pendapatan, waktu dan produksi. Dalam model keputusan kerja off-farm, Caillavet, et al., 1994 mengasumsikan rumahtangga memaksimumkan utilitas dengan kendala batasan anggaran. Dalam mempelajari perilaku rumahtangga, rumahtangga menghadapi kendala pendapatan tunai. Total pengeluaran rumahtangga sama dengan total penerimaan dikurangi biaya usahatani. Ketersediaan waktu juga merupakan salah satu kendala rumahtangga. Total ketersediaan waktu merupakan penjumlahan konsumsi waktu santai dan input tenaga kerja keluarga. Selain itu kendala produksi atau tehnologi produksi juga merupakan kendala yang dihadapi rumahtangga. Produksi merupakan fungsi dari total input tenaga kerja dan input lahan yang digunakan. Kendala-kendala tersebut adalah : 1. Pendapatan tunai H B K B = H p Y-K p – gT-F 3.9 2. Waktu K S + F = W 3.10 3. Teknologi produksi Y = Y T,L 3.11 dimana : H B = harga barang yang dibeli H p = harga komoditi pokok Y = produksi rumahtangga dari bahan pokok g = tingkat upah T = total input tenaga kerja F = input tenaga kerja keluarga Y-K p = surplus W = total persediaan waktu rumahtangga L = jumlah lahan rumahtangga yang tetap Dalam persamaan kendala pendapatan terlihat selisih antara T dan F yang menunjukkan keseimbangan penggunaan tenaga kerja rumahtangga pada usahatani sendiri dan luar usahatani. Apabila T-F positif berarti rumahtangga menyewa tenaga kerja luar keluarga, sebaliknya apabila T-F negatif berarti rumahtangga menawarkan tenaga kerja ke luar off-farm. Kondisi model di atas dapat berlaku apabila dibatasi dengan beberapa asumsi. Asumsi tersebut diantaranya : 1 input variabel lain seperti pupuk dan pestisida dihilangkan, 2 kemungkinan produksi yang lebih dari satu diabaikan, 3 tenaga kerja keluarga dan luar keluarga adalah substitusi sempurna perfect substitution dan dapat ditambahkan secara langsung, 4 produksi diasumsikan rendah risiko riskless, dan 5 rumahtangga sebagai price taker untuk ketiga pasar H B , Hp dan g tidak dibuat oleh keputusan rumahtangga. Ketiga kendala tersebut yaitu kendala pendapatan, kendala waktu dan kendala tehnologi produksi merupakan kendala tunggal dalam rumahtangga. Apabila kendala tehnologi produksi 3.11 dan kendala waktu 3.10 dapat disubstitusikan ke dalam kendala pendapatan 3.9, diperoleh bentuk persamaan : H B K B = H p .YT, L – H p K p – GT + GW – GK S 3.12 Dalam fungsi kendala tunggal persamaan 3.12, selisih nilai total output dengan total biaya tenaga kerja merupakan keuntungan usahatani seperti persamaan berikut : [H p . YT,L – GT] = ∏ 3.13 maka fungsi kendala tunggal menjadi : H B K B + H p K p + GK S = GW + ∏ 3.14 Persamaan 3.14 menunjukkan H B K B + H p K p + GK S merupakan total pengeluaran rumahtangga dalam mengkonsumsi komoditas yang dibeli di pasar K B , komoditas pokok pertanian K p serta waktu santai K S . Sedangkan jumlah keuntungan dengan nilai stok waktu merupakan pendapatan penuh full income. Konsep pendapatan penuh ini dikembangkan oleh Becker seperti dijelaskan dalam konsep alokasi waktu, dengan waktu yang tersedia diukur sebagai eksplisit. Jadi untuk memaksimumkan utilitas rumahtangga, keuntungan usahatani H p Y – GT dimasukkan dalam persamaan kendala. Rumahtangga dapat memilih tingkat konsumsi untuk ketiga komoditas dan total input tenaga kerja ke dalam produksi pertanian, dengan asumsi rumahtangga price taker dalam pasar tenaga kerja sehingga seluruh tenaga kerja dinilai menurut upah pasar. Dengan menggunakan Lagrangiang diperoleh FOC sebagai berikut : H p ∂Y∂T = G 3.15 Marginal revenue product of labor sama dengan tingkat upah. Persamaan 3.15 hanya terdiri dari variabel T sebagai endogenus, variabel lainnya K B , K P , K S tidak nampak sehingga tidak mempengaruhi pilihan rumahtangga. Dari persamaan tersebut dapat dipecahkan untuk T sebagai fungsi dari harga H p , G, parameter teknologi dari fungsi produksi dan areal lahan yang tetap. T = TH p , G, L 3.16 dimana : T = tingkat penggunaan atau permintaan input tenaga kerja G = harga input variabel L = input tetap Persamaan 3.16 di atas menunjukkan bahwa dalam keputusan produksi dapat dilakukan secara bebas dari keputusan konsumsi dan suplai tenaga kerja. Persamaan 3.16 disubstitusikan ke dalam RHS persamaan 3.14 untuk mendapatkan nilai pendapatan penuh P melalui pilihan input tenaga kerja. Persamaan 3.14 menjadi: H B K B + H p K p + GK S = P 3.17 Dalam memaksimumkan utilitas dengan kendala baru menghasilkan FOC : ∂U∂K