Nilai elastisitas tenaga kerja sapi untuk jagung terhadap luas lahan jagung lebih kecil satu. Artinya tenaga kerja sapi untuk jagung tidak responsif terhadap
luas lahan garapan jagung. Walaupun luas lahan jagung sangat berpengaruh terhadap penawaran tenaga kerja sapi, namun perluasan lahan usaha jagung tidak
langsung direspon rumahtangga dengan meningkatkan jam kerja ternak sapi. Tenak sapi juga disewa oleh rumahtangga lain untuk mengolah lahan maupun
pengangkut output pertanian dan material. Nilai elastisitas penawaran tenaga kerja sapi untuk jagung terhadap tenaga
kerja keluarga untuk jagung lebih kecil satu. Artinya penawaran tenaga kerja sapi tidak responsif terhadap tenaga kerja keluarga dalam jagung. Dalam hal ini tenaga
kerja keluarga dapat digantikan dengan tenaga sewa dalam usaha jagung.
7.3.7. Penawaran Tenaga Kerja Ternak Sapi Untuk Kelapa
Di Bolaang Mongondow, tenaga kerja ternak sapi digunakan rumahtangga dalam usaha kelapa adalah untuk angkut buah kelapa dan angkut kopra. Sewa
angkut kelapa Rp 25 000 per hari, angkut kopra Rp 4 000 sampai Rp 5 000 per koli. Dalam satu ret bisa capai 7-8 koli kopra. Penawaran tenaga kerja ternak sapi
TKSK secara bersama-sama dipengaruhi oleh upah bayangan sewa sapi USSB dan surplus pasar kelapa SPK. Hasil estimasi pada Tabel 39 menunjukkan
semua tanda estimasi peubah-peubah yang mempengaruhi peubah endogen tenaga kerja ternak sapi pada usaha kelapa telah sesuai kriteria ekonomi.
Tanda estimasi peubah upah tenaga kerja sapi bayangan adalah positif. Artinya biaya transaksi meningkat maka upah bayangan tenaga kerja sapi naik.
Kondisi ini menyebabkan peningkatan penawaran tenaga kerja sapi untuk usaha
kelapa sebesar nilai estimasi parameternya. Biaya transaksi dapat mempengaruhi upah sewa sapi. Seperti pada upah sewa tenaga kerja manusia, upah bayangan
sewa sapi merupakan upah sewa sapi ditambah biaya transaksi. Walaupun pengaruh biaya transaksi terhadap penawaran tenaga kerja ternak sapi sangat
kecil. Hal ini disebabkan penawaran tenaga kerja sudah tertentu baik kegiatan maupun jam kerja ternak sapi. Namun keterbatasan budget menyebabkan
rumahtangga berupaya meningkatkan jam kerja ternak sapi milik sendiri, sebagai upaya meminimalkan biaya produksi. Penawaran tenaga kerja sapi tidak responsif
terhadap biaya transaksi pada usaha kelapa tersebut. Faktor surplus pasar kelapa merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi penawaran tenaga kerja ternak sapi dan pengaruhnya sangat nyata. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, alokasi tenaga kerja sapi adalah sebagai
pengangkut kelapa dan kopra. Semakin banyak surplus pasar kelapa, jam kerja ternak sapi meningkat, walaupun penggunaan tenaga kerja sapi tidak responsif
terhadap surplus pasar kelapa. Pengangkutan kopra untuk sebagian besar dilakukan oleh pedagang.
7.3.8. Curahan Kerja Keluarga