berdasarkan banyaknya ret pengangkutan ke tempat tujuan. Biaya transpor penjualan jagung tergantung jumlah yang dijual dan harga yang berlaku.
7.5.3. Biaya Transpor Penjualan Kopra
Hasil analisis pada Tabel 41 menunjukkan semua tanda estimasi untuk peubah yang mempengaruhi peubah endogen biaya transpor penjualan kopra
BTPK di Bolaang Mongondow telah sesuai kriteria ekonomi. Estimasi harga kopra bernilai positif. Artinya naiknya harga jual kopra menyebabkan biaya
transpor penjualan kopra naik. Sebagian besar rumahtangga petani peternak menjual kopra dijemput oleh
pedagang menyebabkan harga yang dibayar ke rumahtangga semakin kecil karena sudah dikurangi biaya transpor. Fenomena ini menunjukkan semakin tinggi harga
penjualan kopra maka biaya transpor penjualan kopra yang ditanggung rumahtangga semakin besar. Biaya transpor penjualan kopra tersebut responsif
terhadap harga kopra. Penjualan kopra di lokasi penelitan lebih murah dibanding dijual di pabrik-pabrik minyak goreng di Sulawesi Utara. Bila menjual di pabrik
biaya transpor yang ditanggung rumahtangga lebih besar. Faktor lain yang mempengaruhi biaya transpor penjualan kopra adalah
tenaga kerja sapi. Semakin tinggi jam kerja sapi, biaya transpor penjualan kopra semakin kecil. Hal ini disebabkan sebagian besar penjualan kopra dijemput oleh
pedagang. Apabila rumahtangga mengangkut sendiri kopranya dengan menggunakan gerobak maka biaya transpor penjualan kopra lebih murah.
Pedagang yang membeli kopra menggunakan kendaraan pick up sebagai pengangkut kopra di lokasi perkebunan kelapa. Biaya transpor yang ditanggung
dihitung sebagai upah apabila ternak disewa rumahtangga lain. Semakin banyak penggunaan tenaga kerja sapi maka biaya transpor semakin berkurang. Walaupun
biaya transpor penjualan kopra tidak responsif terhadap tenaga kerja sapi. 7.6. Perilaku Penerimaan dan Pendapatan
Perilaku penerimaan dan pendapatan di Minahasa dianalisis untuk usaha sapi, jagung, usahatani lain, buruh tani, luar usahatani dan usahalain. Penerimaan
dan pendapatan terdiri dari lima persamaan identitas yaitu penerimaan usaha sapi RUTS, pendapatan usaha sapi PUTS, pendapatan usaha jagung PUJ, total
pendapatan rumahtangga TPRT dan pendapatan siap dibelanjakan PSD. Penerimaan usaha sapi merupakan penjumlahan penjualan sapi,
pendapatan sewa ternak sapi sebagai tenaga kerja baik perhitungan maupun dibayar. Pendapatan usaha sapi merupakan selisih penerimaan dengan total biaya.
Penerimaan usaha sapi dalam penelitian ini mempengaruhi produktivitas jagung yang diproxy dengan komponen penerimaan penjualan sapi RUTSJ sebagai
budget dalam usaha jagung. Penerimaan usaha sapi juga mempengaruhi perluasan lahan garapan jagung, pembelian pupuk urea, penyewaan tenaga kerja luar untuk
usaha jagung, curahan kerja sebagai buruh tani, konsumsi jagung untuk sapi, pengeluaran rumahtangga yang diproxy dengan total pendapatan rumahtangga
petani peternak sapi di Minahasa. Pendapatan usaha jagung merupakan selisih antara penerimaan dan total
biaya usaha jagung. Penerimaan usaha jagung sebagai budget rumahtangga mempengaruhi pengeluaran konsumsi pangan dan non pangan, investasi
sumberdaya manusia yang di proxy dengan total penerimaan rumahtangga.
Total penerimaan rumahtangga petani peternak sapi di Minahasa merupakan penjumlahan semua pendapatan rumahtangga yang bersumber dari
usaha sapi, usaha jagung, usahatani lain, buruh tani, luar usahatani dan usahatani lain dikurangi biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja dan biaya transaksi.
Sedangkan pendapatan siap belanja merupakan selisih antara total penerimaan rumahtangga dengan pajak.
Perilaku penerimaan dan pendapatan di Bolaang Mongondow dianalisis untuk usaha sapi, usaha kelapa, usaha jagung dan usahatani lain, buruh tani, luar
usahatani dan usahalain. Penerimaan dan pendapatan terdiri dari lima persamaan identitas yaitu penerimaan usaha sapi RUTS, pendapatan usaha sapi PUTS,
pendapatan usaha kelapa PUK, total pendapatan rumahtangga TPRT dan pendapatan siap dibelanjakan PSD.
Seperti di Minahasa, penerimaan usaha sapi di Bolaang Mongondow merupakan penjumlahan penjualan sapi dengan pendapatan sewa ternak sapi
perhitungan dan sewa sapi dibayar. Pendapatan usaha sapi merupakan selisih penerimaan dengan total biaya. Pendapatan usaha kelapa merupakan selisih antara
penerimaan kelapa dengan total biaya usaha kelapa. Penerimaan usaha kelapa sebagai budget rumahtangga yang di proxy dengan total penerimaan rumahtangga
mempengaruhi pengeluaran rumahtangga untuk konsumsi pangan, konsumsi non pangan, investasi sumberdaya manusia.
Total penerimaan rumahtangga merupakan penjumlahan semua pendapatan rumahtangga yang bersumber dari usaha sapi, usaha kelapa, total
usahatani lain dengan usaha jagung, buruh tani, luar usahatani dan usahatani lain dikurangi biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja dan biaya transaksi.
Sedangkan pendapatan siap belanja merupakan selisih antara total penerimaan rumahtangga dengan pajak.
7.7. Perilaku Pengeluaran Rumahtangga