Doa Apersepsi Roh Kudus Menguatkan Hati Para Rasul

132 | Buku Guru Kelas V SD Metode Observasi, diskusi, cerita, informasi, refleksi Waktu 4 jam pelajaran 4 x 35 menit Pemikiran Dasar Para murid begitu berharap dan tergantung pada Yesus akan pemulihan bangsa Israel. Para murid mengharapkan Yesus akan memerdekakan mereka dari penjajahan. Maka ketika Yesus ditangkap dan dihukum mati, para murid lalu kembali ke rumah masing-masing seperti tergambarkan dalam kisah dua murid yang berjalan ke Emaus Luk 24:13, Petrus yang menjadi penjala ikan lagi Yoh 21:1-13. Namun ketika mereka mendengar bahwa Yesus bangkit mereka bersemangat lagi, meskipun mereka masih bersembunyi dalam mengadakan pertemuan- pertemuan. Mereka takut pada rakyat Yahudi Yoh 20:19. Yesus meminta para murid untuk menunggu sampai diperlengkapi dengan kekuatan dari yang Mahatinggi. Ketika tiba hari yang dijanjikan maka mereka menerima Roh Kudus sebagaimana dikisahkan dalam Kisah Para Rasul 2:1-15. Roh Kudus hadir dengan berbagai lambang, bunyi seperti tiupan angin, lidah-lidah seperti nyala api, dan saling kesepahaman meskipun mereka berbeda bahasa. Dengan kehadiran Roh Kudus, para Rasul yang semula takut menjadi berani untuk memberikan kesaksian akan Yesus, bahasa mereka dapat dipahami oleh banyak orang dari berbagai daerah yang menggunakan bahasa berbeda-beda. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan

1. Doa

Allah Bapa yang Mahabaik, kami mengucap syukur atas rahmat sehingga kami dapat berkumpul di kelas ini. Kami mau belajar bagaimana para Rasul- Mu Kau penuhi dengan Roh Kudus sehingga mereka bersedia menjadi saksi-Mu. Terangilah kami agar kami dapat mengembangkan diri menjadi saksi-Mu. Amin.

2. Apersepsi

Guru dapat menanyakan kepada siswa tentang pelajaran yang lalu, misalnya: a. Bagaimana proses pengadilan dan keputusan terhadap Yesus? T ID A K U N T U K D IG A N D A K A N Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti | 133 b. Bagaimana gambaran penderitaan Yesus? c. Bagaimana Yesus memaknai penderitaan-Nya? d. Apa makna kebangkitan Yesus? Berdasarkan jawaban siswa, guru menghubungkan dengan pembelajaran ini, yakni : Setelah Yesus wafat, para murid menjadi putus asa dan kembali ke kampung masing-masing. Namun, mendengar bahwa Yesus bangkit mereka bersemangat lagi. Mereka menantikan janji Yesus yang akan memperlengkapi mereka dengan kekuatan dari yang Mahatinggi, yakni Roh Kudus. Kita akan belajar mengenai bagaimana Roh Kudus menguatkan hati para rasul. Langkah Pertama: Mendalami Beberapa Kutipan Kitab Suci 1. Membaca Lukas 24: 13-14; Yohanes 20: 19; 21:1-3 dilanjutkan Kisah Para Rasul 2:1-15; 22-24;32-33 Lukas 24:13-14 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Yohanes 20: 19 Ketika hari sudah malam, pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid- murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu” Yohanes 21:1-3 Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka: “Aku pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya: “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Kisah Para Rasul 2:1-15 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka T ID A K U N T U K D IG A N D A K A N 134 | Buku Guru Kelas V SD masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Waktu itu di Yerusalem, diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: “Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.” Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: “Apakah artinya ini?” Tetapi orang lain menyindir: “Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.” Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini. Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan.

2. Tanya Jawab