Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti | 153
Kisah Para Rasul 6:1-7
Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut- sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-
orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari. Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil
semua murid berkumpul dan berkata: “Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, saudara-saudara,
pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami
sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman.”
Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor,
Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itu pun berdoa dan
meletakkan tangan di atas mereka. Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam
menyerahkan diri dan percaya.
2. Diskusi
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, lalu diminta berdiskusi dengan pertanyaan:
a. Apa saja yang telah dilakukan oleh para murid Yesus yang telah dibaptis?
b. Mengapa mereka melakukan semua itu?
c. Bagaimana kehidupan para murid Yesus tersebut dapat dilaksanakan
dalam situasi sekarang? d.
Apa arti kisah kehidupan jemaat perdana tersebut bagi hidup siswa?
3. Pleno
Selesai diskusi, setiap kelompok diminta melaporkan hasil diskusinya.
4. Peneguhan
• Mereka yang telah dibaptis bertekun dalam pengajaran para Rasul. Bidang pewartaan yang dilakukan Gereja sekarang adalah kelanjutan
dari pengajaran para Rasul. Para murid memecahkan roti dan berdoa. Perayaan ekaristi dan doa-doa gereja lain adalah kelanjutan dari para murid
memecahkan roti dan berdoa. Pengajaran firman dan doa membangun persaudaraan yang erat bagai sebuah keluarga. Mereka sehati sejiwa. Inilah
yang disebut persekutuan.
T ID
A K
U N
T U
K D
IG A
N D
A K
A N
154 | Buku Guru Kelas V SD
Persaudaraan dalam Tuhan itu menggerakan mereka untuk berbagi. Milik mereka menjadi milik bersama. Dengan itu tidak ada yang berkekurangan
di antara mereka. Ketika ternyata para janda dan orang-orang miskin tidak terlayani, para rasul mengangkat pelayan-pelayan bagi mereka agar para
rasul dapat tetap melayani firman dan memecahkan roti.
• Suasana penuh persaudaraan dan kedamaian yang berpusat pada pemecahan roti dan firman, sehingga tidak ada yang berkekurangan adalah situasi yang
dikehendaki Allah. Situasi di mana kehendak dan perintah Allah terlaksana adalah situasi yang diharapkan dan senantiasa dikerjakan oleh Yesus. Dalam
doa Bapa Kami Yesus berdoa dan mengajak para murid mendoakan Jadilah Kehendak-Mu. Yesus berkeliling menyembuhkan orang sakit, memberi
makan banyak orang, mengajar, mengampuni dosa, mengusir setan adalah pekerjaan untuk mewujudkan kehendak Allah atau membangun Kerajaan
Allah.
• Jadi bidang-bidang pelayanan dan susunan pengurus Gereja adalah sebuah usaha untuk menghadirkan Allah di tengah kehidupan manusia sekaligus
sarana umat mengembangkan imannya.
Untuk Diingat
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa Kis
2:42.
Langkah Ketiga: Refleksi dan Aksi
Siswa diminta membuat refleksi dengan tahapan: • Mengingat kembali berbagai bidang kehidupan menggereja sekarang.
• Mengingat kembali berbagai bidang kehidupan gereja perdana. • Mengingat kembali apa tujuan dari berbagai bidang hidup menggereja itu.
• Sejauh mana para siswa terlibat dalam berbagai bidang hidup menggereja dan sejauh mana imannya berkembang.
• Niat-niat apa yang hendak dilakukan untuk mengembangkan imannya.
T ID
A K
U N
T U
K D
IG A
N D
A K
A N
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti | 155
Hasil refleksi dapat diungkapkan dalam bentuk doa, syair, pantun, puisi, gambar, atau uraian. Jika waktu memungkinkan, guru dapat meminta siswa
untuk mengingat dan menceritakan kembali cara hidup Gereja Perdana.
Penutup 1. Doa
Salah satu siswa membacakan doa hasil refleksi sebagai doa penutup kegiatan
pembelajaran.
2. Penilaian