Menggali Tanggapan, Kesan, dan Pertanyaan dari Siswa Mendalami Cerita Peneguhan

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti | 75 Seluruh perhiasan milik anggota keluarganya disuruhnya dilebur menjadi uang emas dan dimasukkannya dalam buli-buli yang berisi setengah itu. Tetapi buli-buli itu tetap berisi setengah seperti semula. Ini menjengkelkan Ia menabung, menghemat, dan berpuasa sampai ia sendiri dan seluruh keluarganya kelaparan. Namun demikian, sia-sia belaka. Biarpun begitu banyak emas telah dimasukkannya ke dalam, buli-buli itu tetap berisi setengah saja. Pada suatu hari ia minta kenaikan gaji kepada raja. Upahnya dilipatduakan. Sekali lagi ia berjuang untuk mengisi buli-buli itu. Bahkan ia sampai mengemis. Namun buli-buli itu tetap menelan setiap mata uang emas yang dimasukkan dan tetap berisi setengah. Raja mulai memperhatikan, betapa tukang cukur itu tampak kurus dan menderita. ‘Kau punya masalah apa?’ tanya sang raja. ‘Kau dulu begitu puas dan bahagia waktu gajimu kecil saja. Sekarang gajimu sudah lipat dua, namun kau begitu muram dan lesu. Barangkali kau menyimpan tujuh buli-buli emas itu?’ Tukang cukur terheran-heran. ‘Siapakah yang menceritakan hal itu kepada Paduka, ya Tuanku Raja?’ Raja tertawa seraya berkata: ‘Tindak-tandukmu jelas menampakkan gejala- gejala yang terdapat pada semua orang yang ditawari tujuh buli-buli emas oleh setan. Ia pernah menawarkannya juga kepadaku. Aku bertanya, apakah uang itu boleh dipergunakan atau semata-mata untuk disimpan. Namun ia terus menghilang tanpa berkata apa-apa. Uang itu tidak bisa digunakan, tetapi hanya memaksa orang supaya mau menyimpannya. Lekas kembalikanlah uang itu pada setan. Pastilah engkau akan bahagia kembali’ Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994

2. Menggali Tanggapan, Kesan, dan Pertanyaan dari Siswa

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan kesan, tanggapan, atau pertanyaan mengenai cerita tersebut. Atas kesan, tanggapan, serta pertanyaan, guru dapat memberikan ulasan serta keterangan secukupnya.

3. Mendalami Cerita

Untuk membantu menemukan hubungan antara cerita di atas dengan situasi bangsa Indonesia, guru dapat mengajukan pertanyaan pengarah: a. Sikap apa yang ditunjukkan oleh Si Tukang Cukur setelah menerima tawaran tujuh buli-buli emas dari setan? b. Mengapa Si Tukang Cukur tidak pernah merasa puas? c. Adakah contoh nyata mengenai orang-orang yang serakah dan tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki, di lingkungan masyarakat kita? Ceritakanlah d. Pelajaran apa yang dapat kita petik dari cerita tersebut? T ID A K U N T U K D IG A N D A K A N 76 | Buku Guru Kelas V SD

4. Peneguhan

Berdasarkan tanya jawab tersebut, guru memberikan peneguhan: Setelah menerima tujuh buli-buli emas, Si Tukang Cukur menjadi serakah dan tamak. Ia tidak pernah puas, jika ketujuh buli-bulinya tidak penuh semua dengan emas. Ia tidak bahagia dan tidak mampu bersyukur dengan apa yang ia peroleh, sebaliknya dengan segala cara, ia menumpuk harta kekayaan. Sikap serakah, tamak, tidak pernah puas, menumpuk harta kekayaan, dan menghalalkan segala cara, adalah sikap-sikap yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia yang kaya raya dan memiliki sumber daya alam yang melimpah, kini menghadapi krisis serta terancam runtuh. Salah satu penyebabnya sikap serakah, tidak pernah puas, dan memperkaya diri. Hal itu tercermin dengan maraknya korupsi di berbagai segi kehidupan. Jika kita tidak mampu mengubah sikap, Indonesia akan runtuh. Pengalaman orang kaya tadi memberi pelajaran kepada kita supaya kita selalu ingat dan akrab bergaul dengan Allah. Allah adalah sumber kebahagiaan sejati. Langkah Kedua: Membaca dan Mendengarkan Cerita Kitab Suci 1. Cerita Kitab Suci Guru mengajak siswa untuk membaca dan mendengarkan cerita Kitab Suci berikut ini: Keruntuhan Kerajaan Israel Bdk. 2Raja-Raja 17: 7-23 Setelah Raja Daud dan Salomo meninggal, kerajaan Israel dipimpin oleh raja- raja yang tidak setia kepada Allah. Bangsa Israel mulai menyembah berhala di bukit-bukit. Mereka menyembah dewa-dewa di bawah pohon besar dan membuat berbagai kejahatan di hadapan Allah, sehingga Allah sakit hati. Allah mengutus nabi-nabi-Nya untuk memperingatkan mereka. “Berbaliklah kamu daripada jalan-jalanmu yang jahat itu, dan ikutlah segala perintah dan ketetapan-Ku, sesuai dengan undang-undang yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyangmu.” Tetapi mereka tidak mau mendengar-Ku. Mereka menolak semua ketetapan dari nenek moyang mereka. Malahan mereka mengorbankan anak-anak mereka kepada para dewa. Mereka membuat patung Asyera dan beribadat kepada Baal. Maka Tuhan memalingkan muka dari mereka dan membiarkan mereka dirampok. Mereka dibiarkan ditindas oleh Bangsa Asyur. Dan pada pemerintahan Raja Yerobeam, orang Israel diangkut ke pembuangan ke Asyur. Kerajaan Israel T ID A K U N T U K D IG A N D A K A N Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti | 77 runtuh dan mereka dijajah dan ditindas sebagai hamba. Inilah akibatnya jika berpaling dari Allah dan menolak Allah.

2. Mendalami IsiPesan Kitab Suci