Diskusi Pleno Peneguhan Yesus Mengajarkan Pengampunan

104 | Buku Guru Kelas V SD memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.

2. Diskusi

Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, lalu diminta berdiskusi dengan pertanyaan: a. Apa yang dilakukan si Bungsu terkait dengan harta warisan dari bapanya? b. Apa akibat dari tindakan si Bungsu itu? c. Apa yang dilakukan si bungsu setelah menyadari akibat dari tindakannya itu? d. Bagaimana tanggapan bapaknya terhadap si Bungsu yang kembali kepadanya? e. Bagaimana tanggapan si Sulung terhadap bapaknya yang membuat pesta untuk si bungsu? f. Bagaimana tanggapan bapaknya terhadap si Sulung? g. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap tindakan bapak untuk kedua anaknya?

3. Pleno

Selesai diskusi, setiap kelompok diminta melaporkan hasil diskusinya.

4. Peneguhan

Yesus Mengajarkan agar Para Muridnya Mau Mengampuni, Mencintai Musuh, dan Berdoa Bagi Orang yang Menganiaya Setiap agama melarang segala bentuk pembalasan. Pembalasan hanya milik Tuhan. Yang berhak menghukum adalah Tuhan. Tidak ada manusia yang sempurna. Dalam Lukas 15:11-32, Yesus mengajak kita untuk bersikap mengampuni, sebagaimana Allah adalah Maha Pengampun. Dengan memakan makanan babi, Si bungsu kehilangan kehormatannya sebagai manusia. Ia menjadi seperti binatang. Menyadari situasinya dan mengingat keadaan di rumah bapanya, si bungsu bertobat. Bapa menyambut si bungsu yang bertobat dan memulihkan kehormatan dia dengan mengenakan baju baru dan cincin serta memestakannya. Melihat tanggapan bapaknya terhadap adiknya, si Sulung marah-marah. Si sulung merasa diri baik di hadapan bapanya, sehingga berhak mendapat yang lebih dari yang didapat adiknya. Terhadap si Sulung sang Bapa T ID A K U N T U K D IG A N D A K A N Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti | 105 pun keluar dan menemuinya. Ia mengatakan apa yang menjadi milik Bapa menjadi miliknya juga. Selayaknya si Sulung bergembira karena adiknya yang hilang sudah ditemukan kembali. Perumpamaan tentang “Anak yang Hilang”, menekankan sikap murah hati dan pengampun dari Allah. Perumpamaan itu juga mengkritik orang-orang farisi yang merasa lebih suci daripada para pemungut cukai dan orang berdosa. Perumpamaan itu juga mengingatkan setiap orang agar tetap rendah hati di hadapan Allah, senantiasa menyadari kehinaan dan kedosaannya sehingga bersedia bertobat. Pada ayat lain Mat 5: 38-45 Yesus mengajarkan agar kita tidak melawan orang yang berbuat jahat, membenci musuh, melainkan mengasihi dan berdoa bagi orang yang menganiaya kita, sebab dengan itu kita menjadi anak-anak Bapa yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Ketika ditanyai Petrus berapa kali harus mengampuni orang yang berbuat salah, Yesus menjawab “tujuh puluh kali tujuh kali” Mat 18:21-22. Demikianlah sebagai pengikut Yesus, orang-orang Katolik perlu mengembangkan sikap mengampuni, sebagaimana Allah Bapa yang menerima baik si Bungsu maupun si Sulung. Untuk Diingat “Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali” Luk 15:22-24. Langkah Ketiga: Refleksi dan Aksi Siswa diminta membuat refleksi dengan pertanyaan: • Sejauh mana mereka bersedia mengampuni, tidak melawan orang yang berbuat jahat, bahkan mendoakan musuh? Sebagai bentuk aksi, siswa diminta: • Menyusun doa syukur atau permohonan agar dapat melakukan apa yang diajarkan Yesus. T ID A K U N T U K D IG A N D A K A N 106 | Buku Guru Kelas V SD Penutup 1. Menyanyikan lagu: Mengasihi Lebih Sungguh Mengasihi, mengasihi lebih sungguh Mengasihi, mengasihi lebih sungguh Tuhan Yesus Kristus mengasihi lebih sungguh Mengasihi, mengasihi lebih sungguh Mengampuni, mengampuni lebih sungguh Mengampuni, mengampuni lebih sungguh Tuhan Yesus Kristus mengampuni lebih sungguh Mengampuni, mengampuni lebih sungguh

2. Doa