viii | Buku Guru Kelas V SD
Katolik bertujuan membangun hidup beriman kristiani siswa. Membangun hidup beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus
yang memiliki keprihatinan tunggal terwujudnya Kerajaan Allah dalam hidup manusia. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan, yaitu
situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesatuan, kelestarian lingkungan hidup yang
dirindukan oleh setiap orang dari berbagai agama dan kepercayaan.
B. Hakikat Pendidikan Agama Katolik
Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan siswa
untuk memperteguh iman dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama Katolik, dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap
agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Secara lebih tegas dapat dikatakan
bahwa pendidikan Agama Katolik di sekolah merupakan salah satu usaha untuk memampukan siswa berinteraksi berkomunikasi, memahami, menggumuli,
dan menghayati iman. Dengan kemampuan berinteraksi antara pemahaman iman, pergumulan iman, dan penghayatan iman itu diharapkan iman siswa
semakin diperteguh.
C. Tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katolik pada dasarnya bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang semakin beriman. Membangun
hidup beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah
merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan: Situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan
kesetiaan, kelestarian lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari berbagai agama dan kepercayaan.
D. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Ruang lingkup pembelajaran dalam Pendidikan Agama Katolik mencakup empat aspek yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Keempat aspek
yang dibahas secara lebih mendalam sesuai tingkat kemampuan pemahaman siswa adalah:
1. Pribadi siswa
Aspek ini membahas pemahaman diri sebagai pria dan wanita yang memiliki kemampuan dan keterbatasan, kelebihan dan kekurangan dalam berrelasi
dengan sesama serta lingkungan sekitarnya.
T ID
A K
U N
T U
K D
IG A
N D
A K
A N
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti | ix
2. Yesus Kristus
Aspek ini membahas bagaimana meneladani pribadi Yesus Kristus yang mewartakan Allah Bapa dan Kerajaan Allah, seperti yang terungkap dalam Kitab
Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
3. Gereja
Ruang lingkup ini membahas makna Gereja, bagaimana mewujudkan kehidupan menggereja dalam realitas hidup sehari-hari.
4. Masyarakat
Ruang lingkup ini membahas secara mendalam hidup bersama dalam masyarakat sesuai firmansabda Tuhan, ajaran Yesus, dan ajaran Gereja.
E. Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik melalui proses 5M yaitu, mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasikan, dan mengomunikasi-
kan. Meski menjadi salah satu ciri Kurikulum 2013, pendekatan ini bukanlah merupakan pendekatan satu-satunya. Dalam kegiatan pembelajaran, guru dapat
menggunakan berbagai pendekatan dan pola pembelajaran yang lain sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
Selain pendekatan saintifik, kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti menggunakan pendekatan kateketis sebagai ciri pembelajarannya. Pendekatan kateketis berorientasi pada pengetahuan yang
tidak lepas dari pengalaman, yakni pengetahuan yang menyentuh pengalaman hidup siswa. Pengetahuan diproses melalui refleksi pengalaman hidup,
selanjutnya diinternalisasikan sebagai pembentuk karakter siswa. Pengetahuan iman tidak akan mengembangkan diri siswa, jika ia tidak mengambil keputusan
terhadap pengetahuan tersebut. Proses pengambilan keputusan itulah yang menjadi tahapan kritis sekaligus sentral dalam pembelajaran agama Katolik.
Tahapan proses pendekatan kateketis adalah 1 Menampilkan fakta dan pengalaman manusiawi yang membuka pemikiran atau yang dapat menjadi
umpan, 2 Menggumuli fakta dan pengalaman manusiawi secara mendalam dan meluas dalam terang Kitab Suci, 3 Merumuskan nilai-nilai baru yang
ditemukan dalam proses refleksi sehingga terdorong untuk menerapkan dan mengintegrasikan dalam hidup.
T ID
A K
U N
T U
K D
IG A
N D
A K
A N
x | Buku Guru Kelas V SD
F. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar KOMPETENSI INTI