Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti | 185
Langkah Pertama: Mendalami Pengalaman Hidup Terkait dengan Kegagalan
1. Mengungkapkan Pengalaman Kegagalan
Siswa diminta untuk menuliskan “pengalaman gagal” yang pernah dialami
dalam hidupnya.
2. Tanya Jawab
Setelah mengungkapkan pengalaman kegagalan, siswa diminta menyusun pertanyaan terkait dengan pengalaman kegagalan tersebut, misalnya:
a. Mengapa saya gagal?
b. Bagaimana persiapan yang dilakukan?
c. Apakah segala sesuatu yang terkait dengan apa yang dikerjakan sudah
dipikirkan semuanya? d.
Adakah hal-hal yang belum terpikirkan? e.
Apakah dalam persiapan dan pengerjaan tugas itu telah dibarengi dengan doa?
f. ………………………………………………………………………………………………………… ……
3. Wawancara
dapat juga mencari informasi dari buku atau Koran atau internet Siswa diajak untuk menemukan jawaban dari berbagai pertanyaan yang
diajukan dengan: a. Bertanya melakukan wawancara pada beberapa orang yang dianggap
berhasil dalam tugas. b. Bertanyamelakukan wawancara pada beberapa orang yang pernah
mengalami kegagalan.
4. Pleno
Informasi yang didapat dari bertanya kepada beberapa orang yang berhasil dan yang mengalami kegagalan diplenokan.
5. Peneguhan dan informasi
• Setiap orang pernah mengalami kegagalan. Penyebab kegagalan ada bermacam-macam, yaitu karena kesalahan sendiri, misalnya hasil ulangan
jelek karena tidak belajar atau karena hal-hal lain, misalnya sakit dan cuaca. Orang sudah mempersiapkan banyak hal untuk datang lebih awal dalam
suatu kegiatan supaya lebih siap. Ternyata di tengah jalan ada kecelakaan
T ID
A K
U N
T U
K D
IG A
N D
A K
A N
186 | Buku Guru Kelas V SD
yang menyebabkan jalan macet, sehingga terlambat sampai di tempat tujuan. Selain itu, masih banyak lagi penyebab kegagalan yang di luar kekuasaan kita.
• Orang perlu mempersiapkan dengan baik hal-hal yang dapat dijangkaunya, atau yang ada di bawah kemampuannya. Hal-hal di luar kemampuan
seseorang, seperti cuaca, kejadian-kejadian yang akan datang biasanya dipasrahkan kepada Tuhan.
• Orang-orang berhasil mengoptimalkan kemampuannya sejauh bisa memperhitungkan hal-hal yang akan datang. Sehingga, bila sesuatu hal
terjadi tidak lagi menjadi hambatan. Sambil berdoa memohon bantuan Allah, jika orang berlaku baik, ia akan berhasil dan terhindarkan dari kegagalan
yang fatal.
Langkah Kedua: Mendalami Kisah Para Rasul 16:16-31 1. Membaca Kisah Para Rasul 16:16-31
Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan
tenungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar. Ia mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya: “Orang-orang
ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan.” Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi ketika
Paulus tidak tahan lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu: “Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan
ini.” Seketika itu juga keluarlah roh itu.
Ketika tuan-tuan perempuan itu melihat, bahwa harapan mereka akan mendapat penghasilan lenyap, mereka menangkap Paulus dan Silas, lalu
menyeret mereka ke pasar untuk menghadap penguasa. Setelah mereka membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar kota itu, berkatalah
mereka, katanya: “Orang-orang ini mengacau kota kita ini, karena mereka orang Yahudi, dan mereka mengajarkan adat istiadat, yang kita sebagai orang Rum
tidak boleh menerimanya atau menurutinya.”
Juga orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera
mereka. Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-
sungguh. Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam
pasungan yang kuat.
Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.
T ID
A K
U N
T U
K D
IG A
N D
A K
A N
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti | 187
Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu
mereka semua. Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri,
karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri.
Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: “Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini” Kepala penjara itu menyuruh
membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: “Tuan-
tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?” Jawab mereka: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan
seisi rumahmu.”
2. Diskusi