Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti | 117
kutukan Allah. Itu berarti segala ucapan dan tindakan Yesus dibenarkan oleh Allah. Sengsara dan wafat Yesus merupakan pengorbanan yang membuahkan
pengampunan dan penyelamatan bagi manusia. Sebagaimana Ia nyatakan dalam perjamuan terakhir. Yesus wafat untuk keselamatan manusia.
Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
1. Doa
Allah Bapa di surga, kami mengucap syukur kepada-Mu atas segala anugerah- Mu yang kami alami hingga saat ini. Kami mohon terangilah pikiran dan hati
kami agar kami dapat belajar dengan baik. Kami mau belajar tentang sengsara, wafat, dan kebangkitan Putra-Mu semoga proses pembelajaran kami ini mampu
menguatkan iman kami kepada-Mu. Demi Yesus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
2. Apersepsi
Guru dapat menanyakan beberapa pertanyaan terkait dengan pembelajaran yang lalu, misalnya:
a. Ceritakan kisah Yesus menumpang di rumah Zakheus.
b. Mengapa Yesus menumpang di rumah Zakheus?
c. Apa yang dilakukan Zakheus setelah dikunjungi Yesus? Mengapa?
Lalu menghubungkan dengan pembelajaran ini, yakni: Yesus dianggap banyak menentang hukum Yahudi, bahkan Ia mengatakan
mengampuni dosa, yang oleh orang Yahudi dianggap menghujat Allah dan tak terampuni, maka para pemimpin Yahudi berusaha menangkap dan mengajukan
ke pengadilan hingga mati disalib.
Langkah Pertama: Mendalami Pengalaman Hidup Seorang Pahlawan. 1. Menyusun
Sinopsis Kisah Salah Satu Pahlawan
Guru memberikan tugas pada siswa untuk mencari, membaca, dan membuat sinopsis ringkasan kisah salah seorang pahlawan. Salah satu sinopsis dibacakan
di kelas.
Sinopsis Pahlawan Teuku Umar
Teuku Umar bertempat tinggal di Meulaboh, bagian barat Aceh, anak dari Teuku Mahmud. Ia seorang pemberani. Kegemarannya melakukan pengembara-
an. Pada usia sekitar 16 tahun, Teuku Umar mengembara selama dua tahun
T ID
A K
U N
T U
K D
IG A
N D
A K
A N
118 | Buku Guru Kelas V SD
tanpa meminta nafkah dari orang tuanya. Selama pengembaraannya, ia belajar berbagai ilmu, termasuk pencak silat. Dari berbagai pengembaraannya, Teuku
Umar semakin cinta pada tanah airnya.
Pada tahun 1871 Inggris dan Belanda membuat perjanjian Sumatra. Isi perjanjian itu yang terpenting adalah bahwa Belanda boleh bebas bergerak
di dalam daerah Aceh. Rakyat Aceh sangat marah mengetahui isi perjanjian tersebut. Seluruh rakyat Aceh merasa bahwa perjanjian antara orang-orang
Belanda dengan Inggris itu adalah perbuatan yang merampas kemerdekaan rakyat Aceh. Kemarahan itu sebenarnya sudah lama terjadi yaitu kira-kira tahun
1857 ketika daerah Siak mulai diduduki Belanda. Teuku Umar beserta seluruh rakyat bertekad mengusir para penjajah itu. Mereka berunding dan sepakat
mengangkat Nanta Satia Sebagai pemimpin tertinggi perjuangan Kemerdekaan. Nanta Satia adalah hulubalang VI Mukim Aceh Besar. Dan perang akan dikobarkan
di daerah VI Mukim dalam tahun 1873.
Teuku Umar pada waktu itu berumur 19 tahun, sebelum berangkat berperang ia pamitan kepada orangtuanya. Orang tuanya sangat terharu dan bangga.
Pada waktu perang berkobar prajurit-prajurit Aceh sangat bersemangat. Meskipun persenjataan mereka kalah dari persenjataan Belanda. Tentara
Belanda mulai kewalahan menghadapi rakyat Aceh yang mahir hidup di hutan. Mengingat pengalaman itu, Belanda mulai meningkatkan kemampuan dalam
bertempur di medan hutan. Berkat latihan itu Belanda mulai menguasai medan perang. Tentara dan rakyat Aceh mengalami kekalahan.
Mempelajari situasi itu, Teuku Umar mengembangkan siasat perang dengan merebut sebanyak-banyaknya persenjataan tentara Belanda dengan
menyusup ke pihak mereka. Atas dasar siasat tersebut selanjutnya Teuku Umar menyerahkan diri kepada Belanda. Belanda sangat senang dan Teuku Umar
diserahi tugas untuk melatih tentara Belanda keterampilan berperang di hutan. Teuku Umar melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Teuku Umar melatih
tentara Belanda dengan sangat keras sehingga banyak yang mengalami sakit dan meninggal. Tentara Belanda berkurang persenjataannya.
Selesai latihan, tentara Belanda di bawah pimpinan Teukur Umar diperintah- kan menumpas perlawanan rakyat Aceh. Dalam pertempuran ini banyak jatuh
kurban pada kedua belah pihak. Perjuangan rakyat Aceh tidak lama, mereka segera mundur dari medan perang. Belanda sangat gembira menyaksikan hal
itu. Dan Teuku Umar mendapat kenaikan pangkat dan hadiah.
Demikianlah, ketika sebuah kapal Inggris bernama Nicero terdampar dan kemudian dirampas oleh Raja Teunom, Teuku Umar ditugasi untuk membebas-
kan kapal tersebut. Pembebasan itu membawa ketegangan antara Belanda dan Inggris. Dalam pembebasan itu, Teuku Umar membawa persenjataan sangat
banyak.
T ID
A K
U N
T U
K D
IG A
N D
A K
A N
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti | 119
Beberapa waktu setelah upacara pemberangkatan, Belanda dikejutkan dan digemparkan oleh berita yang menyatakan bahwa semua tentaranya dibunuh
di tengah laut dan senjatanya dirampas oleh Teuku Umar sendiri. Teuku Umar berbalik ke rakyat Aceh, yang disambut dengan sangat gembira. Dengan itu
rakyat Aceh punya persenjataan sangat banyak dan Belanda menjadi lemah. Selanjutnya rakyat Aceh menyerbu Belanda yang dipimpin Teuku Umar dan
berhasil dengan gemilang merebut daerah VI Mukim.
Pada tahap kedua Teuku Umar menggunakan siasat yang sama. Ia pura- pura menyerah kepada Belanda dan mendapat kepercayaan. Kepercayaan yang
didapat itu dipakai untuk mengumpulkan persenjataan bagi rakyat Aceh. Rakyat Aceh tidak tahu maksud Teuku Umar sehingga mereka marah kepada Teuku
Umar. Ketika Teuku Umar berbalik kembali kepada rakyat Aceh mereka sangat gembira. Sehingga mereka berhasil mengalahkan kembali tentara Belanda.
Melihat situasi itu Belanda mengirim pasukan khusus yang dipimpin Jenderal Van Houts. Pada bulan Februari 1899 Van Houts berada di Meulaboh tanpa
pengawalan yang ketat. Mengetahui hal itu Teuku Umar bermaksud menyerbu pasukan Van Houts. Malang bagi Teuku Umar dan tentaranya karena rencana
mereka diketahui oleh Belanda. Sehingga Teuku Umar dan tentaranya dapat dikalahkan. Teuku Umar meninggal.
disarikan dari Buku Teuku Umar, karangan Achmad Effendi, Tirta Mas, Jakarta
2. Mengungkapkan Pertanyaan