Menjaga Rahasia Yakin dalam Bertindak

memiliki keberanian sehingga dirinya dapat bersikap tegas, lebih pecaya diri, dan berani mengambil resiko untuk melangkah maju. Berikut ini kutipan mengenai manusia yang memiliki sikap berani. o nora nganggo tèbèng aling-aling apa barang sakarsa bala kon tan nganggo bêcik-bêciké lamban bahé ing catur lomasta mis iku tan sudi nya dhadha êndi dhadha ywa kakèyan rêmbug sing abêcik binêcikan sing ngaala sanalika dèn alani amuk rêbutên ing prang Dhandhanggula : 12 :1-3. Terjemahan Tidak menggunakan penutup untuk berlindung apa lagi ingin menyuruh teman. Tidak menggunakan baik-baiknya, lamaban geraknya di dalam perkataan. membawa bau amis itu tidak sudi. Ini dada mana dada, jangan banyak bicara. Yang baik diperlakukan baik yang jahat seketika dijahati. Marah rebutlah di perang Dhandhanggula : 12 :1-3. Kutipan di atas berisi gambaran tentang manusia yang memilih berusaha menyelesaikan masalahnya sendirian dan tidak mau memanfaatkan orang lain untuk mencari perlindungan. Sikap tersebut menunjukan bahwa dirinya adalah seorang yang pemberani. Seberat apapun masalah yang kita miliki kita tidak boleh takut dan menghindarinya, sebaliknya kita harus menghadapinya dengan penuh keberanian.

c. Menjaga Rahasia

Rahasia adalah sesuatu yang dengan sengaja disembunyikan agar tidak diketahui oleh setiap orang. Ada dua macam rahasia, yaitu rahasia yang sifatnya pribadi yang cukup diketahui dirinya sendiri dan rahasia yang dapat diketahui oleh bererapa orang tertentu saja. Setiap manusia pasti memiliki suatu rahasia yang tidak ingin diketahui oleh orang lain. Oleh karena itu, setiap manusia harus dapat menjaga dan mempertahankan suatu rahasia yang dimiliknya. Dalam Serat Ambek Sanga terdapat kutipan yang berisikan tentang sikap yang berhubungan menjaga rahasia. Adapun kutipan tersebut adalah sebagi berikut. o kalamun ingkang mangkana kaugung kapati-pati wus dha tanpa subasita ilang tataning Narpati kakon tyas nanging jirih watak mélor nora mulur yèn mênêng lir gupala ngumpêt karsa tan ngrapêti gojag-gajêg uga iya uga ora Sinom, 6: 8. Terjemahan Jikalau yang seperti itu sangat dipermanjakan sudah sama tanpa sopan santun, hilang aturan raja. Kaku hatinya tetapi penakut. Watak tidak tegas dan tidak cerdas. Kalau diam seperti gupala. Menyembunyikan suatu maksud tetapi tidak menutupinya. Ragu-ragu juga iya juga tidak Sinom, 6: 8. Ajaran moral yang dapat kita ambil dari kutiapan di atas adalah manusia harus dapat menjaga rahasia. Suatu rahasia biasanya berkaitan dengan kelemahan seseorang. Oleh karena itu, setiap manusia harus dapat menjaga rahasia agar tidak dimanfaatkan oleh orang lain untuk melakukan perbuatan yang merugikan. Menjaga rahasia erat kaitanya dengan rasa kepercayaan. Orang yang dapat menjaga rahasia akan dipercaya oleh orang lain, begitu juga sebaliknya orang yang tidak dapat menjaga rahasia akan tidak akan dipercaya dan dijauhi oleh orang lain.

d. Yakin dalam Bertindak

Yakin adalah rasa percaya dan mantap terhadap sesuatu. Yakin dalam bertindak merupakan sikap yakin dan mantap melakukan suatu tindakan. Manusia yang memiliki keyakinan dalam bertindak akan cenderung bersikap total tidak setengah- setengah dalam melakukan suatu tindakan. Dalam Serat Ambek Sanga terdapat kutipan yang berisi tentang sikap seseorang yang berhubungan dengan keyakinan dalam bertidak. Adapun kutipan tersebut adalah sebagai berikut. o kalamun ingkang mangkana kaugung kapati-pati wus dha tanpa subasita ilang tataning Narpati kakon tyas nanging jirih watak mélor nora mulur yèn mênêng lir gupala ngumpêt karsa tan ngrapêti gojag-gajêg uga iya uga ora Sinom, 6: 9. Terjemahan Jikalau yang seperti itu sangat dipermanjakan sudah sama tanpa sopan santun, hilang aturan raja. Kaku hatinya tetapi penakut. Watak tidak tegas dan tidak cerdas. Kalau diam seperti gupala. Menyembunyikan suatu maksud tetapi tidak menutupinya. Ragu-ragu juga iya juga tidak Sinom, 6: 9. Kutipan di atas menggambarkan sikap manusia yang ragu-ragu dalam melakukan suatu tindakan. Orang yang ragu-ragu adalah orang yang kurang percaya dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Sikap ragu-ragu akan menimbulkan rasa bimbang dan tidak tenang dalam diri seseorang. Oleh karena itu, sikap ragu-ragu sebaiknya dihindari agar tidak timbul rasa bimbang dan tidak tenang dalam diri masing-masing pribadi. o kêncêng nglêmpêng nora minggri-minggri nirwikara nirbaya nirpringga têtêg sabarang karsané tan nganggo sigan-sigun ala-bêcik bêcik tumuli éwuh-pakéwuh tanpa bênêré linajur ngukuhi kêcaping kata kétang wuwus yèn wus wêdhar dèn rungkêbi tan ana kinêringana Dhandanggula, 13: 1-2. Terjemahan Kukuh lurus tidak ragu-ragu. Tabah, berani, dan tanpa rintangan. Kukuh apa yang menjadi keinginannya. Baik-buruk, baik segera. Tanpa rasa enggan, benarnya sejalan menguati ucapan kata. Walaupun hanya berkata kalau sudah terurai dipegang teguh. tidak ada dihormantinya Dhandanggula, 13: 1-2. Ajaran moral yang dapat kita ambil dari kutipan di atas adalah manusia hendaknya yakin dan tidak ragu-ragu dalam melakukan suatu tindakan. Dalam melakukan suatu tindakan, disamping yakin dan tidak ragu-ragu setiap orang orang juga diharuskan berpikir sebelum bertindak. Dengan didasari rasa yakin dan tidak ragu-ragu dan disertai sikap waspada seseorang dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik.

e. Hati-Hati dalam Bertindak