kebutuhan anaknya secara berlebihan. Tindakan tersebut membuat seorang anak menjadi ketergantungan dengan orang tuanya. Sikap menggantungkan dri kepada
orang tua akan menjadikan seorang anak tidak mandiri. Dalam Serat Ambek Sanga sikap tidak bergantung pada orang tua terdapat dalam kutipan berikut ini.
o dahat adrêng ning wardaya duk maksih néng Atas Angin tan arsa gumantyèng rama amung sangêt mangun tèki kapati mati ragi nora saré
dhahar nginum mênêng manungku puja manuh manawa manoni kalêksanan antuk wangsiting Jawata Sinom: 30: 1-3.
Terjemahan
Memiliki keinginan hati yang sangat keras. Ketika masih berada di Atas Angin tidak mau bergantung kepada ayahnya hanya sangat membangun
tapa. Dengan sungguh-sungguh bertapa, tidak tidur, makan, dan minum. Berdiam memusatkan pikiran memanjatkan doa. Tahu dengan sendirinya jikalau
yang dilakukan mendapat bisikan Dewa Sinom: 30: 1-3. Kutipan di atas mengajarkan bahwa manusia hendaknya tidak bergantung pada
orang tuanya. Seorang anak yang selalu bergantung pada orang tuanya akan cenderung menjadi anak yang manja dan tidak mau hidup mandiri. Orang yang
seperti itu, tidak akan mengenal arti dari kata bekerja keras. Bekerja keras yang dimaksud adalah bekerja dan berjuang untuk memperoleh suatu hasil dari usahanya
sendiri. Oleh karena itu, seseorang hendaknya tidak terlalu menggantungkan diri pada orang tua sehingga dirinya dapat menjadi pribadi yang mandiri yang mau berjuang
dengan usahanya sendiri untuk memperoleh apa yang diinginkan.
g. Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab adalah suatu sikap dimana seseorang berani melakukan pertanggungan terhadap segala sesuatu yang telah dilakukannya. Sikap Tanggung
jawab hendaknya ditanamkan dalam diri pribadi manusia sejak dini. Hal itu bertujuan agar ketika seseorang telah melakukan suatu perbuatan, ada perasaan wajib
bagi dirinya untuk menanggungnya. Dalam Serat Ambek Sanga, sikap bertanggung jawab digambarkan pada kutipan tembang berikut ini.
o awit dudu kang sinêdya mungguh Astina Nagari rèhné wus bongsa pandhita dadya sêdya tan gumingsir mantêp têtêp nglakoni laku ingkang
wus kabanjur kacêmplung ing Astina momong Prabu Kurupati mung ing batin milut Nata Pandhawa Sinom, 35: 1-9.
Terjemahan
Karena bukan yang dikehendaki berada dalam Negeri Astina. Karena sudah menjadi bangsa pendeta niatnya menjadi tidak berubah tetap dan mantap
menjalani jalan yang sudah terlanjur, tercebur di Astina mengasuh Prabu Kurupati, hanya di dalam batin merangkul Raja Pandawa Sinom, 35: 1-9.
Kutipan tembang tersebut menceritakan tentang sikap tanggung jawab Resi Durna terhadap suatu perbuatan yang telah terlanjur dilakukannya. Sikap bertanggung
jawab Resi Durna dalam kutipan tembang tersebut ditunjukkan dengan tindakannya yang tetap menjalani kehidupannya di Astina untuk mengasuh Kurawa dan Pandawa
walaupun sesungguhnya hal tersebut bukanlah yang dikehendakinya. Dari kutipan tembang tersebut, dapat diambil ajaran moral bahwa kita harus berani bertanggung
jawab terhadap segala perbuatan yang telah kita lakukan. Selain pada kutipan di atas siakap bertanggung jawab juga dapat di baca pada kutipan berikut ini.
o kêncêng nglêmpêng nora minggri-minggri nirwikara nirbaya nirpringga têtêg sabarang karsané tan nganggo sigan-sigun ala-bêcik bêcik tumuli
éwuh-pakéwuh tanpa bênêré linajur ngukuhi kêcaping kata kétang wuwus yèn wus wêdhar dèn rungkêbi tan ana kinêringana Dhandhangula 13: 7-8.
Terjemahan Kukuh lurus tidak ragu-ragu. Tabah, berani, dan tanpa rintangan. Kukuh apa
yang menjadi keinginannya. Baik-buruk, baik segera. Tanpa rasa enggan, benarnya sejalan menguati ucapan kata. Walaupun hanya berkata kalau sudah
terurai dipegang teguh. tidak ada dihormantinya Dhandhangula 13: 7-8.
o wus tan ngétung marang lara pati tan suminggah sêdya linaksanan ngantêpi basané bahé tan kêndhak dèning ridhu nadyan para jawatèng langit
tan kêna amalanga ing sakarsanipun anggêpé mring Hyang wisésa nora sélak lamun kinarya gagênti ilang was-was driya dhandhanggula 14: 3.
Terjemahan Sudah tidak menghitung terhadap sakit dan kematian. Tidak menyingkir, hendak
melaksanakan. Geraknya mempertahankan ucapanya. Tidak terhenti oleh godaan. Meskipun para Dewa di langit tidak dapat menghalangi pada
keinginannya, anggapnya terhadap Yang Maha Kuasa tidak mungkir jika dibuat berganti. Hilang rasa khawatir di hati dhandhanggula, 14: 3.
Kutipan-kutipan tembang di atas mengajarkan bahwa manusia harus memiliki
rasa tanggung jawab. Sikap tanggung jawab tidak hanya diaplikasikan di dalam tindakan tetapi juga di dalam perkataan. Seseorang dapat dipercaya bukan hanya
karena ucapannya yang jujur tetapi juga karena ucapannya dapat dipegang. Berdasarkan kutipan-kutipan tembang di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang
harus berani bertanggung jawab terhadap segala tindakan dan ucapannya. Seseorang yang dapat mempertanggungjawabkan tindakan dan ucapannya akan dipercaya oleh
orang lain. Oleh karena itu, hendaknya kita dapat mempertanggungjawabkan segala tindakan dan ucapan kita, sehingga mendapat keparcayaan dari orang lain.
h. Bersabar