Pedoman Suntingan Metode Standar Teks Serat Ambek Sanga

Tabel lanjutan No. Hasil Transliterasi Diplomatik Hasil Transliterasi Standar sakada ŋNåTåPaNḍåwå winastulinuhuŕraké haywåkö ŋsisikahuňcattan têtêppåsinuwìtå nudu ĥhìŋmaŕgårahayu dadipaNdampañalumban o sakadang Nata Pandhawa winastu linuhuraké aywa kongsi kauncatan têtêpa sinuwita nuduh ing marga rahayu dadi pandam pangalumban o

C. Suntingan Teks Serat Ambek Sanga

Suntingan dalam penelitian ini bertujuan untuk menyajikan teks dalam bentuk yang sebaik-baiknya bersih dari kesalahan, yaitu dengan melakukan perbaikan bacaan pada teks. Suntingan teks Serat Ambek Sanga dilakukan dengan menggunakan metode suntingan standar. Penggunaan metode tersebut dimaksudkan untuk melakukan pembetulan dan perbaikan kesalahan-kesalahan berupa kesalahan penulisan dan ketidak ajegan kata yang terdapat dalam teks tersebut. Suntingan teks Serat Ambek Sanga dilakukan dengan menggunakan acuan Baoesastra Djawa Poerwadarminta, 1939, Bausastra Jawa-Indonesia Prawiroatmodjo, 1957, dan Kamus Bahasa Jawa Tim Penyusun, 2001. Selain menggunakan acuan berupa kamus, suntingan teks pada penelitian ini juga menggunakan pedoman suntingan. Adapun pedoman suntingan teks yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Pedoman Suntingan Metode Standar Teks Serat Ambek Sanga

a. Tanda-tanda yang digunakan dalam suntingan teks Serat Ambek Sanga. 1 […] Tanda tersebut digunakan untuk menandai jika ada penggantian, baik kata maupun huruf. Hal tersebut dilakukan dengan maksud sebagai koreksi atau pembetulan dengan tidak merubah makna sebelumnya. 2 … Tanda tersebut digunakan untuk menandai jika ada penambahan, baik huruf, kata, maupun frasa. Hal tersebut dilakukan dengan maksud sebagai koreksi jika ada yang perlu ditambah untuk memenuhi guru wilangan, dan tidak merubah makna. 3 … Tanda tersebut digunakan untuk menandai jika ada pengurangan, baik huruf, kata, maupun frasa. Hal tersebut dilakukan dengan maksud sebagai koreksi sekaligus untuk keperluan pemenuhan guru wilangan dengan tidak merubah makna. b. Penomoran tiap pada ditandai dengan angka Arab tulisan Latin, contohnya: 1.., 2..,3.., dan seterusnya. Penomoran ditempatkan pada kolom nomor pada tabel. c. Penomoran halaman dalam teks ditandai dengan angka Arab tulisan Latin diapit dengan tanda kurung … dan ditulis tebal. Apabila perpindahan halaman terjadi di tengah suatu suku kata, maka tanda perpindahan halaman diletakkan diantara dua suku kata tanpa diberi jarak spasi, cotohnya: …kahlm.3beh…. Selanjutnya, apabila perpindahan halaman terjadi di antara dua kata, maka tanda perpindahan halaman diletakkan diantara dua kata tersebut, diberi jarak masing- masing satu spasi, contohnya: …supaya hlm.4 dadi … d. ‖ tanda adeg-adeg e. o tanda mangajapa becik di awal teks f. o tanda mangajapa di awal pada tembang macapat g. tanda pangkon dan pada lingsa di akhir gatra h. o tanda berakirnya teks i. Untuk mempertahankan kekhasan bahasa teks, keunikan bahasa teks yang sudah konsisten tetap dipertahankan. j. Kekurangan konsonan pada kata atau suku kata tertentu langsung ditambahkan, misalnya: - beta = bêtah - bêci = bêcik k. Kelebihan konsonan pada kata atau suku kata tertentu dihilangkan, misalnya: - syang = sang - lebyar = lebar l. Penulisan kata yang tidak konsisten distandarkan, misalnya: Jahnawi, dan Janawi menjadi Jahnawi. m. Kesalahan penulisan langsung dibetulkan, misalnya: - tas = tan - mong = wong n. Kekurangan suku kata langsung dilengkapi, misalnya: - têu = têlu - maanis = mamanis o. Pada hal-hal tertentu yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut diberi tanda catatan, selanjutnya akan dijelaskan pada bagian belakang hasil suntingan teks. Pedoman suntingan teks di atas digunakan sebagai dasar dalam melakukan proses penyuntingan. Dalam penelitian ini, suntingan disajikan dalam bentuk tabel berdampingan dengan hasil transliterasi standar teks Serat Ambek Sanga. Berikut ini adalah hasil tabel hasil trasliterasi standar dan suntingan standar teks Serat Ambek Sanga.

2. Hasil Transliterasi Standard dan Hasil Suntingan Standar Teks Serat