Bersabar Nilai-Nilai Pendidikan Moral Manusia dengan Diri-sendiri dalam Teks Sêrat

tan kêna amalanga ing sakarsanipun anggêpé mring Hyang wisésa nora sélak lamun kinarya gagênti ilang was-was driya dhandhanggula 14: 3. Terjemahan Sudah tidak menghitung terhadap sakit dan kematian. Tidak menyingkir, hendak melaksanakan. Geraknya mempertahankan ucapanya. Tidak terhenti oleh godaan. Meskipun para Dewa di langit tidak dapat menghalangi pada keinginannya, anggapnya terhadap Yang Maha Kuasa tidak mungkir jika dibuat berganti. Hilang rasa khawatir di hati dhandhanggula, 14: 3. Kutipan-kutipan tembang di atas mengajarkan bahwa manusia harus memiliki rasa tanggung jawab. Sikap tanggung jawab tidak hanya diaplikasikan di dalam tindakan tetapi juga di dalam perkataan. Seseorang dapat dipercaya bukan hanya karena ucapannya yang jujur tetapi juga karena ucapannya dapat dipegang. Berdasarkan kutipan-kutipan tembang di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang harus berani bertanggung jawab terhadap segala tindakan dan ucapannya. Seseorang yang dapat mempertanggungjawabkan tindakan dan ucapannya akan dipercaya oleh orang lain. Oleh karena itu, hendaknya kita dapat mempertanggungjawabkan segala tindakan dan ucapan kita, sehingga mendapat keparcayaan dari orang lain.

h. Bersabar

Sabar adalah suatu kondisi dimana seseorang dapat menahan diri untuk tidak tergesa-gesa dalam berpikir dan dalam melakukan suatu tindakan. Dalam bahasa Jawa terdapat ungkapan yang berbunyi alon-alon waton kelakon yang artinya ‘pelan- pelan tetapi pasti terlaksana’. Ungkapan tersebut mengajarkan bahwa manusia hendaknya harus bersabar namun tetap berhati hati dan waspada dalam mencapai suatu tujuannya. Segala sesuatu yang dilaukukan dengan didasari rasa sabar pasti akan terlaksana dengan baik dan tidak merugikan orang lain. Dalam Serat Ambek Sanga terdapat kutipan yang berisi tentang sikap perbuatan sabar yang dilakukan oleh manusia. Adapun kutipan tersebut adalah sebagai berikut. o wataking pambêkanira sira Prabu Kurupati puguh sabarang kinarsan matuhokkên ing panggalih adrêng pikir ginêlis hayo ja jiné tumanduk rikat nanging gugupan ing atur tan tinaliti mungkur marang carita mawa surasa sinom, 4: 1-6. Terjemahan Kelakuan dan budi pekertimu Prabu Kurupati. Kukuh terhadap suatu keinginan, menuruti pada pikiran. Keras hatinya, berkeinginan segera mungkin tercapai. Iya tidak satupun yang mengenai. Cepat tetapi mudah gugup. Dalam berucap tidak diteliti terlebih dahulu. Bertolak belakang terhadap cerita dengan isinya sinom, 4: 1-6. Kutipan di atas menunjukan tentang sikap seseorang yang tergesa-gesa ingin mendapatkan apa yang diinginkannya. Tetapi, pada akirnya apa yang diinginkannya tidak ada satupun yang diporoleh. Sikap tergesa-gesa akan menyebabkan seseorang kurang berhati-hati dan waspada dalam melakukan suatu tindakan. Seseorang hendaknya tidak tergesa-gesa dalam melakukan suatu tindakan. Kutipan berikut ini berisi tentang sikap seseorang yang sabar dalam bertindak. o sakramané tan karya saksêrik sira maring sakèhing tumitah wahyaning piwuwus sarèh sarèh sarékaning hyun sêmu mênêng tan mardulèni sasolah bawaning lyan pan agung panjurung kang katampik nora nana mung kang lêbu tan watak ngaruh-aruhi amot mêngku ing driya Dhandanggula, 7: 3-4. Terjemahan Tingkah lakunya tidak pernah membuat sakit hati. Kamu terhadap banyaknya makhluk. Perkataannya ducapkan perlahan-lahan dengan penuh kesabaran, sabar membuat maksud. Pura-pura diam tidak memperdulikan tingkah laku orang lain. Agar senantiasa disetujui, yang ditolak tidak ada. Hanya yang diterima bukan sifat yang suka mencela, yang termuat dan menguasai di dalam hati Dhandanggula, 7: 3-4. Kutipan di atas menunjukan bahwa seseorang hendaknya bersabar dalam berucap dan membuat keputusan. Bersabar dalam ucapan berarti selalu waspada dan berhati- hati menjaga ucapannya. Orang yang selalu sabar dalam berucap tidak akan tergesa- gesa dalam mengambil keputusan dan cenderung memikirkan segala sesuatunya dengan matang, sehingga apa yang menjadi keputusannya tidak akan merugikan orang lain. Manusia terkadang sulit untuk bersabar, manusia sering tergesa-gesa dan ingin cepat mendapatkan apa yang diinginkannya. Akibatnya, manusia melakukan hal-hal yang buruk untuk mencapai tujuannya. Hal tersebut tentunya akan berakibat tidak baik bagi diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, manusia hendaknya selalu dapat bersabar dalam segala hal agar segala sesuatu yang dilakukanya dapat berjalan dengan baik dan tidak mendatangkan kerugian bagi dirnya.

i. Teguh Pendirian