Teliti dalam Berkata Berani

Tabel di atas berisikan butir-butir nilai pendidikan moral dalam hubungan manusia dengan manusia yang terdapat dalam teks Serat Ambek Sanga. Berikut ini penjelasan mengenai butir-butir nilai pendidikan moral di atas.

a. Teliti dalam Berkata

Teliti merupakan sikap cermat dan berhati-hati dalam melakukan suatu tindakan. Manusia yang teliti dalam berkata adalah orang yang waspada dan selalu berhati-hati dalam menjaga ucapannya. Ucapan kita dapat menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Manusia harus memiliki sifat teliti di dalam berkata untuk mengindari kesalahan kata yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Berikut ini kutipan mengenai sifat teliti di dalam perkataanya. o wataking pambêkanira sira Prabu Kurupati puguh sabarang kinarsan matuhokkên ing panggalih adrêng pikir ginêlis hayo ja jiné tumanduk rikat nanging gugupan ing atur tan tinaliti mungkur marang carita mawa surasa sinom, 4: 8. Terjemahan Kelakuan dan budi pekertimu Prabu Kurupati. Kukuh terhadap suatu keinginan, menuruti pada pikiran. Keras hatinya, berkeinginan segera mungkin tercapai. Iya tidak satupun yang mengenai. Cepat tetapi mudah gugup. Dalam berucap tidak diteliti terlebih dahulu. Bertolak belakang terhadap cerita dengan isinya sinom, 4: 8. Ajaran moral yang dapat kita ambil dari kutipan tembang di atas adalah manusia hendaknya dapat teliti di dalam perkataan. Manusia yang tidak teliti dalam perkataannya menujukkan bahwa manusia tersebut adalah manusia yang ceroboh. Oleh karena itu, setiap orang sebaiknya teliti dan tidak ceroboh dalam berkata, sehingga tidak terjatuh ke dalam kesalahan ucapan yang dapat membawa kerugian bagi dirinya sendiri dan orang lain.

b. Berani

Berani adalah sikap dimana seseorang tidak takut dalam menghadapi segala sesuatu. Orang yang memiliki sikap berani adalah orang yang tegas, percaya diri dan tidak suka bergantung pada orang lain. Orang yang memiliki keberanian akan diakui dan disegani oleh orang lain. Dalam Serat Ambek Sanga terdapat kutipan-kutipan yang berisi tentang sikap dan tindakan yang berhubungan dengan keberanian. Adapun kutipan-kutipan tersebut adalah sebagai berikut. o kalamun ingkang mangkana kaugung kapati-pati wus dha tanpa subasita ilang tataning Narpati kakon tyas nanging jirih watak mélor nora mulur yèn mênêng lir gupala ngumpêt karsa tan ngrapêti gojag-gajêg uga iya uga ora Sinom, 6: 5. Terjemahan Jikalau yang seperti itu sangat dipermanjakan sudah sama tanpa sopan santun, hilang aturan raja. Kaku hatinya tetapi penakut. Watak tidak tegas dan tidak cerdas. Kalau diam seperti gupala. Menyembunyikan suatu maksud tetapi tidak menutupinya. Ragu-ragu juga iya juga tidak Sinom, 6: 5. Kutipan di atas berisi tentang sikap seseorang tidak memiliki keberanian. Sikap tersebut mencerminkan bahwa orang tersebut adalah orang yang tidak mau maju, tidak tegas, dan selalu bergantung pada orang lain. Seorang yang penakut adalah orang yang tidak mau maju. Hal tersebut dikarenakan seorang penakut selalu dibayangi oleh prasangka buruk dan kegagalan, sehingga tidak berani mengambil resiko untuk melangkah maju. Seorang penakut juga cenderung bersikap tidak tegas. Seorang yang penakut selalu di bayangi rasa khawatir sehingga selalu ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Selain itu, seorang yang penakut selalu bergantung pada orang lain kerena orang yang penakut tidak memiliki rasa percaya pada kemampuannya sendiri dan lebih percaya pada kemampuan orang lain. Oleh karena itu, setiap orang seharusnya memiliki keberanian sehingga dirinya dapat bersikap tegas, lebih pecaya diri, dan berani mengambil resiko untuk melangkah maju. Berikut ini kutipan mengenai manusia yang memiliki sikap berani. o nora nganggo tèbèng aling-aling apa barang sakarsa bala kon tan nganggo bêcik-bêciké lamban bahé ing catur lomasta mis iku tan sudi nya dhadha êndi dhadha ywa kakèyan rêmbug sing abêcik binêcikan sing ngaala sanalika dèn alani amuk rêbutên ing prang Dhandhanggula : 12 :1-3. Terjemahan Tidak menggunakan penutup untuk berlindung apa lagi ingin menyuruh teman. Tidak menggunakan baik-baiknya, lamaban geraknya di dalam perkataan. membawa bau amis itu tidak sudi. Ini dada mana dada, jangan banyak bicara. Yang baik diperlakukan baik yang jahat seketika dijahati. Marah rebutlah di perang Dhandhanggula : 12 :1-3. Kutipan di atas berisi gambaran tentang manusia yang memilih berusaha menyelesaikan masalahnya sendirian dan tidak mau memanfaatkan orang lain untuk mencari perlindungan. Sikap tersebut menunjukan bahwa dirinya adalah seorang yang pemberani. Seberat apapun masalah yang kita miliki kita tidak boleh takut dan menghindarinya, sebaliknya kita harus menghadapinya dengan penuh keberanian.

c. Menjaga Rahasia