Transliterasi Langkah-Langkah Kerja Penelitian Filologi

7 Isi: lengkap atau kurang, terputus atau berupa fragmen, berhiasan gambar atau tidak, prosa, puisi atau drama atau kombinasi, jika prosa berapa rata-rata jumlah baris tiap halaman, jika puisi berapa jumlah pupuh, apa saja nama tembangnya, berapa jumlah bait pada tiap pupuh. 8 Termasuk dalam golongan jenis naskah mana dan bagaimanakah ciri-ciri jenis itu. 9 Tulisan: Jenis aksara : JawaArab PegonLatin. Bentuk aksara : persegibulatruncingkombinasi. Ukuran aksara : besarkecilsedang. Sikap aksara : tegakmiring. Goresan aksara : tebaltipis. Warna tinta : hitamcoklatbirumerah. Ditulis di sisi versorecto. Dibaca sukarmudah. Tulisan tangan terlatihtidak terlatih. 10 Bahasa: baku, dialek, campuran, dan pengaruh bahasa lain. 11 Catatan oleh tangan lain: di dalam teks: halaman berapa, dimana, dan bagaimana. di luar teks pada pias tepi: halaman berapa, dimana, dan bagaimana. 12 Catatan di tempat lain: dipaparkan dalam daftar naskahkatalogusartikel mana saja, bagimana hubungannya satu dengan yang lain, dan kesan tentang mutu masing-masing

c. Transliterasi

Naskah merupakan karya tulis tangan pada masa lampau. Menurut Darusuprapta 1984: 2-3, penulisan naskah lampau tidak memperhatikan unsur-unsur tata tulis, seperti ejaan, pungtuasi, dan pemisahan kata. Selain itu, kebanyakan naskah lama ditulis dengan huruf daerah yang sudah jarang dipakai dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa kini. Hal tersebut menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam membaca dan memahami isi suatu naskah. Untuk mempermudah pembacaan dan pemahaman isi naskah perlu dilakukan transliterasi teks. Menurut Wiryamartana 1990: 11, transliterasi merupakan upaya untuk menyajikan bahan dan sebagai bantuan bagi pembaca agar dapat bekerja dekat dengan sumbernya. Baroroh-Baried 1994: 63 menyatakan bahwa transliterasi ialah penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa transliterasi merupakan suatu upaya untuk menyajikan kembali suatu teks masa lampau dengan cara mengganti jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain agar mempermudah dalam membaca dan memahami isi teks. Transliterasi teks Serat Ambek Sanga dilakukan dengan mengganti jenis tulisan aslinya, yaitu aksara Jawa ke dalam tulisan yang lain, yaitu aksara Latin. Transliterasi dapat ditempuh dengan dua jalan, yaitu dengan edisi diplomatik dan edisi standar atau edisi kritik Suyami, 2001: 11. Edisi diplomatik, yaitu menerbitkan teks seteliti-telitinya tanpa mengadakan perubahan, sedangkan edisi standar atau edisi kritik adalah menerbitkan teks dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakajegan, sedangkan ejaanya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan kembali teks Serat Ambek Sanga dengan nomor koleksi PB A. 87 sejelas mungkin sehingga dapat memudahkan pembaca dalam membaca dan memahami isi teks tersebut. Berdasarkan tujuan tersebut penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua metode transliterasi, yaitu metode transliterasi Diplomatik dan metode transliterasi standar. Metode transliterasi diplomatik digunakan untuk menyajikan kembali teks Serat Ambek Sanga yang beraksara Jawa ke dalam aksara latin sesuai bentuk teks aslinya. Metode transliterasi standar digunakan untuk menyajikan Serat Ambek Sanga ke dalam bentuk yang sesuai dengan EYD untuk mempermudah pembacaan dan pemahaman teks.

d. Suntingan Teks