Hidup Rukun dengan Orang Lain

f. Hidup Rukun dengan Orang Lain

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidupnya manusia pasti membutuhkan bantuan dari orang lain. Oleh karena itu, manusia harus menjaga hubungan baik dengan sesamanya dan perlu beradaptasi dengan lingkungannya. Hubungan baik yang terjalin antar sesama manusia dimaksudkan untuk menciptakan suasana kerukunan dan keharmonisan di dalam bermasyarakat. Suasana yang rukun dan harmonis menjadikan suatu masyarakat mudah dalam melakukan kerja sama, saling tolong menolong satu sama lain, dan mengatasi perbedaan yang ada dalam masyarakat tersebut. Berikut ini adalah kutipan-kutipan dari teks Serat Ambek Sanga yang mengandung ajaran tentang kerukunan. o mring sasama-samaning ngaurip tan malku-malku kang kinèdhêpan sawêruh-weruhé dhéwé ala bêcik tan muwus iya ora tau ngrasani kang mangkéné-mangkana tan nacat gugung uripé mung bêbarêngan sandésiyos baya sinongga pribadi tan ana paran-paran Dhandanggula, 27: 1-10. Terjemahan Kepada sesama makhluk hidup, tidak berjalan-jalan yang dihormati, menurut pengetahuannya sendiri. Baik buruk tidak dibicarakan, iya tidak pernah membicarakan. Yang nantinya seperti itu. Tidak mencela tidak dipuji hidupnya hanya bersama-sama, khawatir terjadi bahaya bertandang pada diri sendiri. Tidak ada siapa-siapa Dhandanggula, 27: 1-10. o dhèmês ngêtrap lamis nanging cawis tan katara lamun ngumpêt karsa rapêting pasambungané bisa béngkah anyambung ambêbangun ayêming ati awit carita krama karêm ulah sêmu énggok wangsuslé mikêna kêdhap- kêdhap kocaking nétra lan alis tan kawistara mara Dhandanggula, 39: 3-5. Terjemahan Dengan rapi berpura-pura menata tetapi sebenarnya sudah tertata. Tidak terlihat kalau menyembunyikan suatu maksud. Rapatnya suatu hubungan bisa putus dan tersambung. Membangun tentramnya hati, karena tingkah laku yang diceritakan, senang terhadap perbuatan semu. salah benarnya perbuatan yang dilakukan membuahkan hasil. Berulang kali kejap gerak mata dan alisnya, mata dan alisnya, tidak kelihatan menghampiri Dhandanggula, 39: 3-5. Kutipan-kutipan tembang di atas mengajarkan manusia untuk hidup rukun dalam masyarakat. Hidup rukun dengan orang lain dapat dimulai dengan saling menghormati satu sama lain, saling menghargai, dan menyadari pentingnya kebersamaan. Hal tersebut menjadi kunci utama terciptanya suatu kerukunan. Jika manusia tidak mau menghormati dan menghargai satu sama lain, serta mementingkan diri sendiri maka akan terjadi pertikaian. Oleh karena itu, masing-masing individu dalam suatu masyarakat hendaknya dapat mengendalikan diri dan mampu menjaga kerukunan yang tercipta dalam suatu masyarakat.

g. Solidaritas