36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Inventarisasi Nasakah
Inventarisasi naskah dalam penelitian ini dilakukan dilakukan dengan studi katalog dan pengamatan langsung. Studi katalog dilakukan dengan menggunakan
lima eksemplar katalog, yaitu Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Museum Sonobudoyo Yoyakarta. Jilid I Behrend, 1990, Katalog Induk Naskah-Naskah
Nusantara. Jilid 2 Lindsay, 1994, Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara. Jilid 4 Behrend, 1998, Katalog Naskah-Naskah Perpustakaan Pura Pakualaman
Saktimulya, 2005, dan Descriptive Catalogue of Javanese Manuscript and Printed Books in the Main Libraries of Surakarta and Yogyakarta Girardet, 1983.
Berdasarkan hasil studi katalog diketahui lokasi penyimpanan serta jumlah naskah Serat Ambek Sanga. Naskah Serat Ambek Sanga disimpan di dua tempat,
yaitu museum Sanapustaka Kraton Surakarta dan museum Sanabudaya Yogyakarta bagian pernaskahan, sedangkan jumlah naskah Serat Ambek Sanga ada empat
eksemplar, yaitu 1 Serat Ambek Sanga bernomor koleksi 180 h, 2 Serat Ambek Sanga bernomor koleksi PB C. 102a, 3 Serat Ambek Sanga bernomor koleksi PB C.
102b, dan 4 Serat Ambek Sanga bernomor koleksi PB A. 87. Selain menggunakan katalog, inventarisasi naskah Serat Ambek Sanga dilakukan
dengan pengamatan langsung. Pengamatan langsung dilakukan dengan mendatangi tempat-tempat penyimpanan naskah, yaitu Museum Sanabudaya Yogyakarta bagian
pernaskahan dan Museum Sanapustaka Kraton Surakarta. Pengamatan langsung dilakukan guna keperluan cek dan ricek serta untuk mengetahui kondisi fisik dan
nonfisik naskah Serta Ambek Sanga.
Berdasarkan hasil pengamatan langsung dapat diketahui kondisi dari keempat naskah Serat Ambek Sanga tersebut. Kondisi Serat Ambek Sanga dengan nomor
koleksi 180 h yang disimpan di Perpustakaan Sanapustaka Kraton Surakarta dalam kondisi yang tidak baik. Naskah tersebut telah mengalami kerusakan pada jilidannya.
Selain itu, terdapat beberapa lembar teks yang telah hilang. Hal tersebut mengurangi kelengkapan isi teksnya sehingga tidak dijadikan sumber data penelitian.
Naskah Serat Ambek Sanga dengan nomor koleksi PB C. 102a kondisinya tidak baik. Kertas yang digunakan untuk menulis teks sudah lapuk sehingga menyebabkan
lembar teks pada naskah tersebut banyak yang sobek dan hilang. Kondisi tersebut menyebabkan kurang lengkapnya isi teks Serat Ambek Sanga dengan nomor koleksi
PB C. 102a sehingga naskah ini tidak dijadikan sebagai sumber data penelitian. Kondisi naskah Serat Ambek Sanga dengan nomor koleksi PB C. 102b juga tidak
baik. Naskah tersebut telah mengalami kerusakan pada jilidannya, selain itu terdapat banyak lubang pada lembar teksnya. Banyaknya lubang pada teks Serat Ambek Sanga
dengan nomor koleksi PB C. 102b membuat teks tersebut sulit untuk dibaca. berdasarkan kondisi tersebut nsakah serat Serat Ambek Sanga dengan nomor koleksi
PB C. 102b tidak dijadikan sebagai sumber data penelitian. Naskah Serat Ambek Sanga dengan nomor koleksi PB A. 87 juga dalam kondisi kurang baik. Naskah
tersebut telah mengalami kerusakan pada jilidannya tetapi lembar halaman naskah masih lengkap serta tulisannya masih jelas dan mudah dibaca.
Kondisi naskah Serat Ambek sanga dengan nomor koleksi PB A. 87 yang disimpan di Museum Sanabudaya Yogyakarta, bila dibandingkan dengan ketiga
naskah lainnya kondisi fisik naskah maupun nonfisiknya teks adalah yang paling
baik, sehingga naskah tersebut dipilih untuk dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini. Secara fisik, naskah tersebut hanya mengalami kerusakan pada
jilidannya. Selain itu, kertas yang digunakan sebagai bahan tulis teks masih baik karena tidak berlubang dan belum lapuk. Kondisi nonfisik naskahnya teksnya juga
paling baik dibandingkan kondisi ketiga teks tersebut karena isinya paling lengkap. Hal itu disebabkan karena lembar halaman naskah yang masih lengkap serta
tulisannya masih jelas dan mudah dibaca.
B. Deskripsi Naskah