Nilai Pendidikan Moral dalam Naskah Jawa

Gambar 1: bentuk aksara dalam teks Serat Ambek Sanga Berdasarkan cuplikan aksara dalam teks Serat Ambek Sanga di atas, bentuk aksara mbata sarimbag ditujukan oleh aksara ra yang terletak paling depan. Bentuk aksara ngetumbar ditunjukan oleh aksara ra yang terletak pada bagian paling belakang, sedangkan bentuk aksara mucuk eri ditunjukan oleh aksara sa , yaitu pada sisi bagian kanan aksara tersebut. Pada bagian sisi kanan aksara sa berbentuk lancip seperti duri.

D. Nilai Pendidikan Moral dalam Naskah Jawa

Pendidikan merupakan suatu proses belajar dimana seseorang mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Potensi itu meliputi kemampuan berpikir, sikap, dan perilaku. Pengaruh yang ditimbulkan dari suatu pendidikan terhadap seorang manusia sangatlah besar. Oleh karena itu, pendidikan harus dapat membawa mausia menuju ke arah yang positif. Menurut Siswoyo 2007: 1, dengan pendidikan manusia diharapkan dapat meningkat dan berkembang seluruh potensi atau bakat alaminya sehingga menjadi manusia yang relatif baik, lebih berbudaya, dan lebih manusiawi. Inti dari pendidikan adalah untuk mendidik manusia menjadi pribadi yang memiliki moral baik sebagai modal dasar dalam kehidupan bermasyarakat. Kata moral berasal dari bahasa Latin, mores yang berarti adat istiadat De Vos, 1987: 39. Menurut Darusuprapta 1990: 1, moral merupakan ajaran yang berhubungan dengan perbuatan dan kelakuan yang hakikatnya adalah cerminan budi pekerti. Berdasarkan dua kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa moral adalah suatu ajaran atau aturan tentang tata cara bertingkah laku yang dijunjung tinggi dan dipegang teguh oleh kelompak masyarakat pada suatu tempat sebagai adat istiadat. Moral merupakan petunjuk mengenai baik dan buruk di dalam kehidupan bermasyarakat. Secara sempit, moral merupakan suatu pedoman perilaku antarsesama manusia. Secara luas, moral itu bersangkutan dengan perilaku seseorang terhadap pihak lain. Moral merupakan hal penting dalam membentuk kepribadian dan budi pekerti manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai positif yang berlaku, dapat diterima, dan menyenangkan bagi lingkungan masyarakat maka orang itu dinilai memiliki moral baik. Moral merupakan bagian dari budaya masyarakat yang memilki cirri tersendiri dan diwariskan secara turun temurun melalui pendidikan moral. Upaya pewarisan moral tersebut dapat dilihat dari peninggalan budaya yang ada dalam suatu masyarakat, terutama peninggalan tertulis. Peninggalan kebudayaan masa lampau dalam bentuk tulisan tertuang dalam naskah. Naskah pada dasarnya memuat berbagai isi. Menurut Baroroh-Baried 1985: 4, jika dilihat dari sifat pengungkapannya, kebanyakan isi naskah mengacu pada sifat-sifat historis, didaktis, religious, dan belletri. Naskah Jawa merupakan salah satu jenis naskah yang sebagian besar bersifat didaktis. Menurut Robson 1994: 7, naskah-naskah Jawa yang bersifat didaktis disebut dengan istilah wulang, niti, atau tutur. Naskah wulang adalah naskah yang berisi mengenai ajaran moral. Naskah Serat Ambek Sanga merupakan naskah piwulang yang di dalamnya terdapat teks yang berisikan tentang nilai-nilai pendidikan moral. Pendidikan moral merupakan hal penting dalam membentuk kepribadian dan budi pekerti manusia. Nilai moral tidak hanya bersangkutan dengan perilaku antar manusia, tetapi juga perilaku manusia dengan Tuhan, perilaku manusia dengan alam, dan perilaku manusia dengan dirinya sendiri De Vos, 1987: 73. Serat Ambek Sanga di dalamnya juga terdapat nilai-nilai pendidikan moral. Nilai-nilai moral dalam naskah tersebut dalam penelitian ini dikelompokan menjadi tiga macam. Adapun tiga macam nilai-nilai pendidikan moral tersebut, yaitu 1 nilai- nilai pendidikan moral dalam hubungan manusia dengan Tuhan, 2 nilai-nilai pendidikan moral dalam hubungan antara sesama manusia, dan 3 nilai-nilai pendidikan moral dalam hubungan manusia dengan diri sendiri.

E. Penelitian yang Relevan