Pedoman transliterasi Metode Standar Teks Serat Ambek Sanga

Tabel lanjutan No. Tanda fonemis Nama Bentuk Huruf Contoh Penggunaan Transliterasi Diplomatik Keterangan 13. ᵲ pa cêrêk aksara swara x x k S ᵲêkså Lambang fonemis konsonan r dari pa cêrêk. 14. ļ nga lêlêt aksara swara 2 2 m h ļêmaĥ Penulisan nga lêlêt menggunakan lambang fonemis ļ untuk membedakan dengan konsonan l dari aksara la.

2. Pedoman transliterasi Metode Standar Teks Serat Ambek Sanga

Pedoman transliterasi dalam penelitian ini merupakan perbaikan dan perubahan dari pedoman transliterasi diplomatik. Transliterasi standar dalam penelitian ini dilakukan dengan berdasar pada EYD dan kamus, yaitu Baoesastra Djawa Poerwadarminta, 1939, Bausastra Jawa-Indonesia Prawiroatmodjo, 1957, dan Kamus Bahasa Jawa Tim Penyusun, 2001 untuk membantu memahami kata-kata pada teks secara kontekstual, sehingga mempermudah jalannya proses transliterasi. Selain didasarkan pada EYD dan kamus, pada transliterasi standar teks Serat Ambek Sanga juga dibuat pedoman transliterasi. Pedoman transliterasi standar dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca dalam memahami pembacaan hasil transliterasi teks Serat Ambek Sanga. Berikut ini disajikan pedoman transliterasi standar yang digunakan dalam penelitian ini. Penyajian transliterasi standar teks Serat Ambek Sanga disajikan dalam bentuk tabel. Untuk mempermudah pembacaan dan pemahaman, teks tersebut disajikan per-pada dengan memberikan tanda tertentu pada tiap akhir gatra-nya. a. Penulisan transliterasi standar teks Serat Ambek Sanga dilakukan dengan melakukan pemenggalan kata. b. Penomoran tiap pada ditandai dengan angka Arab tulisan Latin, contohnya: 1.., 2..,3.., dan seterusnya. Penomoran ditempatkan pada kolom nomor pada tabel. c. Penomoran halaman dalam teks ditandai dengan angka Arab tulisan Latin diapit dengan tanda kurung … dan ditulis tebal. Apabila perpindahan halaman terjadi di tengah suatu suku kata, maka tanda perpindahan halaman diletakkan diantara dua suku kata tanpa diberi jarak spasi, cotohnya: …kahlm.3beh…. Selanjutnya, apabila perpindahan halaman terjadi di antara dua kata, maka tanda perpindahan halaman diletakkan diantara dua kata tersebut, diberi jarak masing- masing satu spasi, contohnya: …supaya hlm.4 dadi … d. ‖ tanda adeg-adeg e. o tanda mangajapa becik di awal teks f. o tanda mangajapa di awal pada tembang macapat g. tanda pangkon dan pada lingsa di akhir gatra h. o tanda berakhirnya teks i. Lambang khusus yang digunakan dalam transliterasi diplomatik diubah menjadi bentuk huruf Latin. j. Tanda diakritik è, é, dan ê tetap dipertahankan. k. Konsonan rangkap pada suatu kata dalam teks akibat dari pasangan dihilangkan, misalnya: - kallawan menjadi kalawan - karsanning menjadi karsaning l. Kata ulang dalam teks dirangkaikan dengan tanda - , contohnya: - rawe rawe menjadi rawe-rawe - warni warni menjadi warni-warni m. Huruf h pada awal kata yang diikuti dengan huruf vokal dihilangkan sesuai dengan konteks, contohnya: - hambêk menjadi ambêk - hiku menjadi iku n. Kata dasar yang suku pertamanya mengandung unsur bunyi å, suku kedua terakhir terbuka mengandung unsur bunyi å, suku pertama ditulis dengan huruf “ö” taling tarung diubah penulisannya menjadi huruf “a”, contohnya: - möngka menjadi mangka - gönda menjadi ganda o. Kata-kata yang merupakan bentuk pengulangan partial awal dwipurwa yang penulisannya belum tepat langsung dibetulkan, contohnya: - luluhur menjadi lêluhur - sisinglon menjadi sêsinglon p. Pada kata-kata tertentu ditambahkan nasal, contohnya: - bok menjadi mbok - gon menjadi nggon - gih menjadi nggih q. Penulisan kata yang tidak konsisten distandarkan, contohnya: - Jahnawi, Janawi menjadi Jahnawi. - Nakula, Nangkula menjadi Nakula r. Aksara murda digunakan untuk penulisan nama tempat, sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan, nama atau sebutan untuk seseorang, contohnya: a Huruf kapital yang berhubungan dengan nama orang. b Huruf kapital yang berhubungan nama tempat geografi. c Huruf kapital yang berhubungan dengan Tuhan. d Huruf kapital yang tidak berhubungan dengan Tuhan, nama orang, dan nama tempat. s. Kata aural yang terdapat dalam teks dihilangkan, cotohnya: - hényji ŋ menjadi énjing - kanyca menjadi kanca - sakyèhing menjadi sakèhing

3. Hasil Transliterasi Diplomatik dan Transliterasi Standar Teks Serat Ambek Sanga