e. Hati-Hati dalam Bertindak
Berhati-hati dalam bertindak merupakan sikap waspada. Manusia yang selalu berhati-hati dalam bertindak senantiasa akan memperoleh keselamatan hidup. Dalam
Serat Ambek Sanga terdapat kutipan yang berkaitan dengan sikap berhati-hati dalam bertindak. Adapun kutipan tersebut adalah sebagai berikut.
o pasthi ambanjur pinapas aja kabanjur cariwis tur yèn tinunjêl ing rêmbag anjêlomprongakên amrih duduné ing sasami lamun lêkas gawé dhawuh
mlaksana tur misésa ngawag ngawur tan wudugi ing wacana tan tumibèng karaharjan Sinom, 14: 3-5.
Terjemahan
Pasti terus diputus. Jangan terlanjur berceloteh, terlebih kalau mengikuti dalam suatu pembicaraan supaya menjerumuskan sesama kepada hal-hal yang bukan
semestinya. Kalau mulai membuat perintah harus berjalan dan pasti terjadi. Ngawur dan serampangan tidak terarah di dalam perkataan tidak
memperoleh keselamatan Sinom, 14: 3-5.
Kutipan di atas mengandung nilai ajaran moral bahwa setiap orang hendaknya dapat berhati-hati dalam bertindak. Manusia yang tidak berhati-hati dalam bertindak
adalah manusia yang ceroboh yang pada akhirnya akan menyebabkan celaka bagi dirinya sendiri dan orang lain. Manusia hendaknya lebih waspada dan selalu
memikirkan dengan matang segala tindakan yang akan dilakukannya. Sikap waspada dan mau memikirkan dengan masak segala tindakan yang akan dilakukan akan
membuat manusia lebih bijaksana dalam mengambil keputusan, sehingga apa yang dilakukannya tidak akan menimbulkan kerugian.
f. Tidak Bergantung Pada Orang Tua
Orang tua memiliki tanggung jawab penuh kepada anaknya. Rasa tanggung tersebut ditujukan dengan memberikan segala keperluan yang dibutuhkan oleh
anaknya. Dalam memenuhi tanggung jawabnya, orang tua terkadang mencukupi
kebutuhan anaknya secara berlebihan. Tindakan tersebut membuat seorang anak menjadi ketergantungan dengan orang tuanya. Sikap menggantungkan dri kepada
orang tua akan menjadikan seorang anak tidak mandiri. Dalam Serat Ambek Sanga sikap tidak bergantung pada orang tua terdapat dalam kutipan berikut ini.
o dahat adrêng ning wardaya duk maksih néng Atas Angin tan arsa gumantyèng rama amung sangêt mangun tèki kapati mati ragi nora saré
dhahar nginum mênêng manungku puja manuh manawa manoni kalêksanan antuk wangsiting Jawata Sinom: 30: 1-3.
Terjemahan
Memiliki keinginan hati yang sangat keras. Ketika masih berada di Atas Angin tidak mau bergantung kepada ayahnya hanya sangat membangun
tapa. Dengan sungguh-sungguh bertapa, tidak tidur, makan, dan minum. Berdiam memusatkan pikiran memanjatkan doa. Tahu dengan sendirinya jikalau
yang dilakukan mendapat bisikan Dewa Sinom: 30: 1-3. Kutipan di atas mengajarkan bahwa manusia hendaknya tidak bergantung pada
orang tuanya. Seorang anak yang selalu bergantung pada orang tuanya akan cenderung menjadi anak yang manja dan tidak mau hidup mandiri. Orang yang
seperti itu, tidak akan mengenal arti dari kata bekerja keras. Bekerja keras yang dimaksud adalah bekerja dan berjuang untuk memperoleh suatu hasil dari usahanya
sendiri. Oleh karena itu, seseorang hendaknya tidak terlalu menggantungkan diri pada orang tua sehingga dirinya dapat menjadi pribadi yang mandiri yang mau berjuang
dengan usahanya sendiri untuk memperoleh apa yang diinginkan.
g. Bertanggung Jawab