Visi dan Misi SMK MM Profile Program Keahlian Tata Boga di SMK MM

77 ketua jurusan saat wawancara pada tanggal 3 September 2015 bahwa karena melihat kondisi kegiatan praktik pada saat itu memang mendesak untuk dibutuhkan, sehingga kita perlu mengadakan penambahan alat. Selain itu setiap akhir semester siswa diberi tugas untuk mendata sarana yang ada, sehingga dapat diketahui keadaan sarana praktik, apakah masih layak pakai atau sudah rusak. Berdasarkan kegiatan pendataan tersebut dapat diketahui sarana praktik yang sudah rusak dan sebagainya, sehingga perlu diadakannya pengadaan. Hal ini diungkapkan oleh guru tata boga dalam wawancara pada tanggal 7 September 2015 bahwa nanti kan akhir semester itu kita ada inventaris alat, nah inventaris alat itu kan nanti diliat alat-alat yang kurang itu apa karena setiap rak itu harus sesuai dengan tempelannya, misalnya baskomnya 3 tapi cuma ada 2 berarti itukan kurang nanti dicatet. Berdasarkan pendapat di atas dapat terlihat bahwa dasar dari pengadaan sarana praktik pada Program Keahlian Tata Boga adalah kebutuhan Program Keahlian yang mendesak sehingga perlu untuk mengadakan sarana, selain kebutuhan yang mendesak, pada akhir semester siswa juga diminta untuk menginventaris sarana, sehingga dari inventarisasi tersebut dapat terlihat sarana apa saja yang sudah tidak ada dan harus diadakan pada tahun berikutnya. Harapannya yaitu kegiatan KBM yang berupa praktik di program keahlian tata boga SMK MS berjalan dengan lancar. Proses perencanaan pengadaan sarana praktik berawal dari rapat internal jurusan yang dihadiri oleh ketua jurusan, ketua laboratorium dan guru untuk membahas dan membuat daftar pengadaan barang yang akan diajukan ke bagian 78 sarana dan prasarana atau kepala sekolah. Pihak sekolah kemudian meneliti dan menyeleksi daftar usulan tersebut yang disesuaikan dengan anggaran yang tersedia di sekolah, apabila sesuai maka program keahlian dapat melaksanakan pengadaan sarana praktik. Hal ini diungkapkan oleh ketua jurusan pada tanggal 28 Agustus 2015 bahwa Kita membuat perencanaan kebutuhan alat dan bahan, nah kemudian kita ajukan ke sekolah, kemudian sekolah menelaah, nanti kalau sudah ada dana bisa direalisasikan tapi alat-alat yang mendesak dulu yang diutamakan, nanti kalau misal dananya kok sisa beli alternatif yang kedua. Tanggal 7 September 2015, guru tata boga juga menambahkan terkait hal di atas bahwa Pertama sih cuma dirapatin sama kajur, nanti catat aja bahan-bahannya apa. Kalau saya kan khusus yang bahan praktik. Hal tersebut dibenarkan oleh kepala sekolah dalam wawancara yang mengungkapkan hal yang sama pada tanggal 14 Nopember 2015 yaitu Jurusan itu memprogram kan yang mau dibutuhkan apa, kemudian dari pihak sekolah kan karena sekolah swasta dana nya sedikit untuk banyak gitu kan ya, untuk beberapa jurusan. Nah itu kita utamakan yang lebih membutuhkan dulu. Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses perencanaan pengadaan pada Program Keahlian Tata Boga berasal rapat jurusan yang dihadiri oleh ketua jurusan, kepala laboratorium dan guru untuk menganalisis kebutuhan sarana dan membuat daftar kebutuhan usulan pengadaan sarana praktik, kemudian diajukan kepada kepala sekolah untuk ditelaah isi dari daftar kebutuhan yang telah diajukan. Apabila isi dari daftar kebutuhan tersebut 79 dapat diterima maka setelah itu akan diadakan pengadaan sarana praktik. Hal ini akan digambarkan pada skema dibawah ini: Gambar 4. Skema Perencanaan Pengadaan Sarana pada Program Keahlian Tata Boga di SMK MS Proses perencanaan dari skema di atas akan dijelaskan lebih rinci pada uraian dibawah ini: a Rapat Jurusan untuk Menganalisis Kebutuhan Sarana Praktik Rapat jurusan yang dilaksanakan oleh Program Keahlian Tata Boga dihadiri oleh ketua jurusan, kepala laboratorium, dan guru produktif tata boga untuk membuat daftar kebutuhan dan menganilisis sarana apa saja yang akan diadakan, kemudian diajukan kepada kepala sekolah. Rapat jurusan, tidak hanya menerima usulan dari guru dan kepala laboratorium saja, namun juga menerima usulan dari siswa yang disampaikan melalui guru untuk dijadikan bahan pertimbangan. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Jurusan Tata Boga pada tanggal 28 Agustus 2015 bahwa yang dilibatkan disini pertama, kadang dapat masukan juga dari siswa, mbok nganu tumbas ke ini tumbas ke ini, kayak gitu, guru mendapat masukan dari siswa, kemudian ditampung oleh guru, guru mengusulkan kepada kajur dan Ka lab. Kajur, guru dan Ka lab berunding, kemudian diajukan ke sekolah. Biasanya melalui sarpras dulu. Hal tersebut juga diperkuat oleh kepala Analisis pada Rapat jurusan: Ketua Jurusan, Kalab, dan Guru pengajuan daftar kebutuhan pada pihak sekolah sekolah menelaah daftar yang diusulkan pengadaan sarana praktik