Pemeliharaan Pengelolaan Sarana Praktik Program Keahlian Tata Boga

49 5 Hilang akibat susut diluar kuasa pengurus barang contoh: bahan-bahan kimia. 6 Rusak atau hilang akibat bencana alam, seperti banjir, gemp bumi, tanah longsor, dan sebagainya. 7 Ada kelebihan sarana dan prasarana, sehingga bila semakin lama disimpan akan semakin merugi karena rusak. 8 Hilang akibat pencurian, diselewengkan dan sebagainya. 9 Hewan ternak dan tanaman yang mati atau cacat. Suharsimi dan Lia Yuliana Barnawi dan M. Arifin, 2012:79 juga menyatakan bahwa barang-barang yang dapat dihapuskan dari daftar inventaris harus memenuhi syarat-syarat dibawah ini: 1 Barang sudah dalam keadaan rusak dan sudah dipastikan tidak dapat diperbaiki lagi. 2 Apabila diperbaiki akan menelan biaya yang besar, sehingga mengakibatkan pemborosan. 3 Secara teknis dan ekonomis kegunaan tidak sebanding dengan biaya pemelliharaan. 4 Penyusutan di luar kekuasaan pengelola barang. 5 Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini, contohnya mein ketik sudah digantikan oleh laptop. 6 Barang-barang yang jika disimpan lebih lama akan rusak dan tidak terpakai lagi. 50 7 Penurunan efektivitas kerja, misalnya menggunakan kompor gas baru dapat menyelesaikan masakan dalam waktu 5 menit, tetapi dengan menggunakan kompor gas yang hampir rusak baru selesai dalam waktu 10 menit. 8 Dicuri, diselenwengkan, musnah akibat bencana alam, dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang akan dihapuskan tidak dapat dihapus begitu saja, namun harus memenuhi beberapa syarat, yaitu: 1 barang yang akan dihapuskan sudah rusak berat, 2 apabila memperbaiki akan menelan biaya yang banyak, 3 secara teknis dan ekonomis kegunaan tidak seimbang dengan biaya pemeliharaan, 4 barang sudah tidak sesuai dengan kebutuhan masa kini, 5 terjadi penyusutan di luar kekuasaan pengelola barang, 6 terjadi kelebihan barang sehingga apabila disimpan terlalu lama akan mengakibatkan kerusakan pada barang, 7 terjadi penurunan efektivitas kerja terhadap barang yang hampir rusak, 8 barang dicuri, diselewengkan, dan musnah akibat bencana alam. Sarana yang sudah memenuhi syarat dapat dihapuskan melalui beberapa prosedur penghapusan. adapun prosedur penghapusan menurut Ibrahim Bafadal 2004: 63 adalah: 1 Kepala Sekolah dapat menunjuk seseorang mengelompokan sarana yang akan dihapus dan diletakan di tempat yang aman; 2 Menginvetaris sarana yang akan dihapus mulai dari jenis, jumlah, dan tahun pembuatan; 51 3 Kepala Sekolah mengajukan usulan penghapusan dan pembentukan panitia pengahapusan dengan dilampiri daftar barang yang akan dihapuskan ke kantor dinas pendidikan setempat; 4 Setelah SK peghapusan turun maka panitia penghapusan segera bertugas untuk memeriksa kembali barang yang rusak berat dan membuat Berita Acara Pemeriksaan; 5 Panitia mengusulkan penghapusan barang yang teradaftar dalam Berita Acara Pemeriksaan yang disertai surat pengantar dari kepala sekolah. Lalu usulan tersebut diteruskan ke pemerintah pusat; 6 SK penghapusan yang turun dari Jakarta, maka barang atau sarana pendidikan dapat langsung dihapuskan melalui dua cara yaitu lelang dan pemusnahan. Jika dilakukan dengan lelang maka hasilnya menjadi hak Negara. Sarana yang sudah mendapat ijin untuk dihapuskan, dapat dihapuskan dengan dua cara, yaitu dilelang atau dimusnahkan. Adapun riciannya sebagai berikut: Pertama dilelang, adapun prosedur dengan cara melelang menurut Ary H. Gunawan 1996:151-152 sebagai berikut: 1 Pembentukan panitia penjualan oleh pimpinan unit utama rektor, kopertis, kakanwil, dan sebagainya yang bersangkutan. 2 Melaksanakan sesuai prosedur lelang. 3 Mengikuti cara pelelangan yang berlaku. 4 Pembuatan “risalah lelang” oleh kantor lelang, yang menyebutkan banyaknya nama barang, keadaan barang yang dilelang serta nama dan alamat pelelang serta harga jual. 5 Pembayaran uang lelang yang disetorkan pada kas Negara selambat- lambatnya 3 hari kerja setelah hari lelang. 6 Biaya lelang dan biaya lainnya dana sosial, MPO, dan sebagainya yang dibebankan pada pembelipemenang lelang.